Mohon maaf sedang ada perbaikan alur cerita. Jadi kalau nanti agak bingung sama cerita selanjutnya bisa dibaca ulang di part sebelumnya. Terimakasih sebelumnya:)
-------------------------------------------------------------
"Apa kabar?" tanya seorang laki-laki yang duduk sambil menguncang-nguncangkan kakinya.
Gadis yang menjadi lawan bicara laki-laki tersebut tidak menjawab karena ia sedang melamun. "Heeh ngelamun aja!" tegur laki-laki tersebut.
Gadis itu tersenyum tipis. "Tadi tanya apa, kak?"
"Apa kabar, vina." jawabnya.
"Oh baik." jawab vina. "Kakak?" tanya vina.
Iqbaal mengangguk. Semua terasa canggung. Hening seketika tidak ada pembahasan. Vina berdiri. Ia merasa cukup duduk berdua dengan iqbaal. Ia tidak bisa berlama-lama bersama iqbaal karena ia takut 'rasa' itu muncul lagi. "Mau kemana?" tanya iqbaal.
"Ng...gak tau. Perpus mungkin." jawab vina.
"Ikut." pinta iqbaal.
Kening vina mengkerut. "Ngapain? Gak sama bella?"
Iqbaal menggeleng lesu. "Vina." vina yang tadinya menunduk tersentak dan menatpa iqbaal. "Gu-gue minta maaf sama lo." ujar iqbaal.
"Maaf? Untuk apa?"
"Ya..untuk kesalahan gue yang waktu itu. Gue bilang ke bella kalo gue gak kenal sama lo. Gue jujur sama bella kalo gue kenal lo dan pernah 'sayang' sama lo dan dia marah nolak gue mentah mentah." jelas iqbaal.
Pernah sayang.
Sayang.
Sa-yang.Vina menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan cepat. Ia merasakan sulit bernafas, jantung berdetak cepat, dan menurutnya ini membahayakan dirinya. "Oh itu. Gak apa-apa kok, kak. Aku ngerti."
"Sekarang apa?" tanya iqbaal. Vina mengangkat bahunya.
"Hug me please." ujar iqbaal.
Vina langsung masuk dalam pelukan iqbaal. Vina rindu dengan harum parfum milik iqbaal. Pelukan iqbaal semua tentang iqbaal.
"Sekolah bukan tempat buat pacaran!" celetuk seseorang dibelakang iqbaal. Vina dan iqbaal melepaskan pelukannya. Itu aldi. Tatapan aldi seram bukan seperti aldi yang biasanya. Namun pemikiran iqbaal hanya berfikir kalau itu tetap aldi yang biasanya.
"Eh elo, al. Ngagetin aja." ujar iqbaal. Iqbaal merangkul vina. Vina melirik tangan iqbaal yang sudah melingkar di bahunya.
"Al, gimana lo sama salsha?" tanya iqbaal sok asik.
"Basi." jawab aldi.
"Kok basi?" tanya iqbaal.
"Vina sini deh. Lo gak pantes deket-deket sama orang yang udah bikin lo sakit."
Alis iqbaal berkerut dan menyatu. Air muka nya berubah menjadi bingung dan marah. "Maksud lo apa sih? Gue sama vina udah baikan! Gue udah minta maaf sama dia dan dia maafin gue."
Aldi menarik vina dari rangkulan iqbaal. "Woi jangan kasar lo sama cewek!" bentak iqbaal.
"Kasaran mana sama lo yang udah ngerusak hati orang baik?"
Iqbaal diam. Aldi membawa vina pergi entah kemana.
-------------
"Sakit." ujar vina.
Aldi melepaskan pegangannya pada vina. "Maaf." aldi menunduk. Terdengar hembusan nafas aldi. "Gue minta maaf."
"Al, lo kenapa sih?!" tanya kiki.
"Tau lo, kak. Kasian vina tau. Seharusnya kakak seneng vina udah baikkan sama iqbaal."
"Kalian gak ngerti. Gak tau kenapa setiap gue ngeliat vina sedih, ngeliat vina disakitin, ngeliat vina bahagia sama orang yang salah itu gue bawaannya pengen marah aja. Apa gue suka sama vina ya?"
Semua menatap aldi penuh kejutan. "Kenapa? Gue salah suka sama vina? Dia masih 'jomblo' kan?"
"Lo nikung." celetuk kiki.
"Nikung? Kalian tau definisi nikung gak sih? Nikung itu dimana gue naksir gebetan/pacar temen gue sendiri. Posisi vina disini apa? Gebetan iqbaal? Pacar iqbaal? Salah kalo kalian mikir kayak gitu. Iqbaal kan udah 'nyakitin' vina. Berarti vina bukan pacar/gebetan iqbaal dong. Dan gue gak nikung iqbaal." jelas aldi.
"Tega lo." celetuk kiki lagi.
"Tega kenapa lagi sih? Gue gak nyakitin siapa-siapa disini?"
"Iya kecuali gue."
Pandangan tertuju pada suara yang muncul dari belakang mereka. Itu salsha. Gadis dengan outfit yang keren itu datang dengan membawa map merah di tangannya. "Lo gak nyakitin siapa-siapa kecuali gue, aldi." ujar salsha memperjelas.
"Nyakitin lo? Lo siapa? Gue gak pernah bilang kalo gue suka ataupun sayang atau apalah itu ke lo? Sejauh ini lo yang selalu nunjukin kalo lo suka sama gue." ujar aldi.
"Nah ini. Lo udah tau salsha suka sama lo tapi lo malah bilang suka sama vina. Apa bukan tega itu namanya?" kata kiki.
Perdebatan ini membuat kepala vina pusing. "STOP!" semua berhenti dan pandangan tertuju pada vina. "Disini posisi aku ada di tengah-tengah kalian. Keputusan semua ada ditangan aku. Pertama aku gak mau pacaran, kedua aku sayang sama kak aldi tapi lebih ke kak iqbaal. Sejahat apapun, setega apapun kak iqbaal aku tetep sayang sama dia."
"Aku udah terlanjur jatuh cinta sama kak iqbaal. dan sekarang kalau disuruh memilih iqbaal atau kak aldi aku tetep pilih kak iqbaal."
"Be mine?"
Seseorang dibelakang vina mengucapkan kata-kata itu dengan lantang dan penuh senyuman manis. Vina membalik badannya. Jarak mereka hanya beberapa kaki. Vina tersenyum. "Jangan bercanda. Kita lagi serius." ujar vina.
"Gue gak bercanda, vina. Lo mau kan jadi pacar gue?"
"Iya aku mau." jawab vina.
Aldi marah. Dia tidak bisa menerima semuanya. Aldi pun membalik badannya dan pergi dengan mobilnya. Salsha? Gadis itu tetap disitu bersama kiki dan icha. Salsha tidak mengejar aldi karena menurutnya itu semua akan sia-sia. Toh aldi akan tetap menolaknya.
"I love you kak iqbaal."
"I love you too."
Iqbaal dan vina berpelukan ditengah-tengah jalanan yang sepi. Senyum haru terlihat diwajah kiki, icha, dan salsha.
Selesai.
-------------------------------------------------------------
Akhirnya kelar juga nih cerita.wkwkwk
Maaf ya ngaret. Terus gaje.
Thanks buat kalian yang udah nge-vote dan jadi silent readers
![](https://img.wattpad.com/cover/36325364-288-k951868.jpg)