STEP 1 : KENALI DIRIMU
-Bagian Pertama-
Setelah buku tersebut berada ditanganku, aku sedikit kebingungan bagaimana cara memberitahu kepada Pak Usman bahwa aku mau membeli buku ini. Aku sedikit malu dan takut bila Pak Usman sudah melihat isi dari buku ini. Tapi akhirnya ku beranikan diri untuk membelinya.
"Pak, buku yang ini berapa?" Tanyaku sambil menyodorkan buku tersebut.
"Oh..., buku itu belum sempat Bapak lihat. Memang buku apa? Sini Bapak cek dulu!" Pak Usman berjalan sambil berusaha mengambil buku tersebut. Untung saja dengan sigap aku menarik buku tersebut.
"Ini buku coretan aja kok Pak!, lihat nih." Jawabku sambil menunjukan halaman pertama buku tersebut yang bertuliskan tulisan tangan.
"Terus kenapa buku itu, lagian novel juga banyak kok. Tumben beli buku yang kaya gitu?" Tanya Pak Usman Penasaran.
"Aku suka sama sampulnya Pak, keren banget bahannya. Terus isinya juga ada catatan menyangkut materi yang kaya disekolah!" Jawaban ngelesku, aku berharap Pak Usman dapat mempercayai ku dan buku ini dapat kubawa pulang.
"Ya sudah, karena buku itu isinya hanya berupa catatan. Saya kasih harga yang murah, sepuluh ribu aja deh!"
"Wah serius nih Pak, yaudah aku beli deh, sebentar ya..." aku mengambil uang kecil di saku celana. Dan membayar buku tersebut.
----------***---------
Kejadian dimana aku membeli buku tersebut masih melekat diingatanku, untung saja Pak Usman belum membaca isi dari buku tersebut. Dan buku tersebut akhirnya menjadi milikku. Jujur aku tidak sabar untuk sampai dirumah dan membaca buku tersebut.
Hari berganti sore, kesibukan ku memang sedikit dibandingkan sahabat ku yang lain. Karena dibandingkan mengikuti ekskul yang tidak jelas lebih baik pulang kerumah. Nonton drama Korea yang lagi seru aku tonton. Hobiku yang paling konsisten memang nonton drama Korea dan membaca buku, selain seru ceritanya juga keren.
Ada yang bertemakan dunia kedokteran, hukum, masak-masak bahkan dunia anak sekolahan. Kesukaan terhadap drama Korea yang kata orang terlalu menyee— ini karena setting tempat selalu keren ditambah niat banget. Setiap adegannya dibikin detail ala serial TV Hollywood. Dan oleh karena itu Bunda selalu marah jika aku lupa waktu, karena jika drama Korea sudah diputar maka semua fokus tertuju padanya.
"Bun, tau gak dua bulan lagi ada test untuk FAMEUX Class yang kaya aku ceritain kemaren?" Ucapku disela Bunda sedang fokus memasak.
"Oh ya, kamu harus lebih semangat lagi kalo gitu belajarnya!" Jawab Bunda sambil melirik kearah ku.
"Iya bun, mana kuotanya cuman 25 orang lagi. Mana bisa aku tembus bun!"
"Kamu jangan nyerah dong, masa belum ujiannya aja udah nyerah!" ucap Bunda sambil berusaha menyakinkanku.
Kudengan suara mobil sedang parkir diluar, pasti itu ayah. Kulirik jam tepat pukul 4 sore. 'betul itu ayah' gumamku dalam hati. Tak lama ada suara orang membuka pintu dan tedengar suara irang berjalan kearah kami.
Aku menyambut Ayah dengan senyum sumringah. Bunda terlebih dulu salam sama Ayah lalu setelah itu aku. Aku mencium tangan Ayah dan ayah pun mencium keningku.
"Gimana Sekolahnya huh?" Ayah bertanya padaku sambil duduk di sebelahku.
"Begitulah.., hehe.." Jawabku sekenanya saja.
"Begitu gimana, jangan bilang kalau jagoan ayah yang satu ini nakal disekolah ya?" Tanya Ayah sambil becanda padaku.
"Oh.. Come on yah, aku kan anak baik, gak kaya kak Arru" Jawabku dengan gaya melet-melet di depan Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Days To Be Perfect
General FictionOrang bilang harus selalu ada yang ditonjolkan apakah itu kepintaran atau ketampanan. Tapi sulit rasanya untukku, orang bilang aku tidak tampan tidak juga pintar tapi 'standar'. Oleh karena itu aku masih sendiri sekarang tanpa seorang spesial yang m...