STEP 9 : DAPATKAN TARGERMU (Bag.2)

6.4K 714 25
                                    

{Bagian 2}


"Arr... dda...nnn" Ucapku pelan saat seseorang mengetuk pintu mobil ini.

Kak Ray memutuskan untuk keluar dari mobil tanpa memperbolehkan aku keluar. Aku melihat Ardan menatap tak suka kearah kak Ray. Namun Kak Ray justru terlihat tenang meski ada sedikit guratan amarah di wajahnya.

Mereka berbicara, namun bukan dengan cara yang baik. Ardan bahkan terlihat emosi dengan mendorong bahu kak Ray. Dan benar saja, beberapa detik kemudian mereka terlihat seperti akan bertengkar, mereka saling dorong, saling tunjuk dan juga saling menghina.

Aku dengan cepat membuka pintu mobil kak Ray. Dan membuat mereka mengalihkan pandangannya padaku. Kak Ray berteriak padaku untuk tetap berada di dalam mobil.

"Masuk Aji, Jangan keluar!" Ucap kak Ray tegas.

Ardan sempat ingin maju kearahku, namun dengan cepat kak Ray menarik seragamnya hingga ia terjatuh kebelakang.

'Ada apa ini. apa yang sebenarnya terjadi?' Aku menatap kaget kearah mereka.

Ardan yang tak terima justru akhirnya menarik kak Ray dan memukul tepat di wajah kak Ray. Dan terjadilah insiden saling tonjok dan hantam. Aku yang melihat hal itu terjadi langsung berteriak dan berlari dengan kencang kearah mereka. Aku memisahkan mereka yang saling pukul dan hantam. Aku menarik Ardan ke sisi kiriku dan menarik kak Ray ke sisi kananku.

"Apa yang kalian lakukan?" Aku sedikit berteriak kearah mereka.

Mereka akhirnya bisa dipisahkan, dan bisa sedikit mengendalikan emosinya. Namun tatapan tak suka masih mereka tunjukan.

"Hhh...hhhh..." Aku mendengar nafas mereka yang masih menderu.

Mereka saling menatap tajam satu sama lain. Aku melihat wajah Ardan dan kak Ray sedikit memar meski tidak banyak. Mereka benar-benar seperti anak kecil. Haruskah aku meninggalkan mereka, dan membiarkan mereka saling membunuh. Mereka benar-benar...

"Kalian ini kenapa sih, tiba-tiba maen tarik, tonjok, emang ada apa sih?" Tanyaku pada mereka.

Tak ada satupun dari mereka yang berbicara. Yang mereka lakukan hanya saling menatap tak suka.

"Ada apa sih Ardan, tiba-tiba nyalip dan berhenti di depan gitu aja. Kamu ga takut kecelakaan apa?" Tanyaku pada Ardan.

"Hhhh...hhhh" Terdengar Ardan masih berusaha menenangkan diri.

"lo tau kan Ji dia itu senior Fameux, dia pasti ngerencanain buat jahatin lo juga. Sama kaya yang lain" Jawab Ardan sewot sambil menunjuk-nunjuk kak Ray.

"Jaga mulut lo, lo ga tau apa-apa—" Kak Ray berucap tak akalah sewot

"Lo yang harusannya jaga mulut sama kelakuan—"

"STOOPPP... kalian ini kenapa sih?, Astaga..." Aku merasa lelah dengan tingkah kekanak-kanakan mereka.

"Pinggirin mobil kalian berdua, ga liat apa kalo mobil kalian ngehalangin jalan" Suruhku pada Ardan juga Kak Ray.

Mereka mematuhi perintahku, mereka pergi menuju mobil masing-masing. Mereka meminggirkan mobilnya masing-masing dan keluar dengan cepat serta berdiri di sisiku.

Aku mengajak mereka untuk duduk di salah satu bangku yang ada di pinggir jalan tersebut. Aku menceritakan apa yang sebenarnya terjadi ke Ardan. Aku juga menceritakan bahwa kak Ray sebenarnya berusaha menyelamatkanku dari senior fameux yang lain.

....

....

Aku sekarang duduk diantara mereka berdua. Kak Ray di kananku, dan Ardan di kiriku. Mereka berdua masih sama-sama diam tak bicara sedikitpun setelah aku menjelaskan panjang lebar. Suasana sekarang benar-benar aneh, sepi hening, yang ada hanya dengusan nafas mereka berdua. Aku izin sebantar menuju salah satu mini market yang ada didekat sana. Aku ingin membeli obat luka untuk mereka berdua.

180 Days To Be Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang