{Bagian 2}
"Itt... tuu... di..aa... ryy..." Ucap pak Raka terbata-bata.
"Kenapa bisa ada di kamu?" Tanyanya
Laki-laki yang disebut pak Raka itu lantas mengambil diary tersebut dan memeriksanya. Dia membuka setiap halaman yang ada di dalamnya.
"Saya menemukan diary ini di toko buku bekas" Ucapku.
Dan ucapanku membuat pak Raka mengalihkan pandangannya padaku seketika.
"Apa kamu membaca buku ini?" Pak Raka bertanya sambil menunjuk diary itu.
Aku menganggukkan kepala tanda mengiyakan. Pak Raka merubah ekspresinya menjadi kaget dan menatapku khawatir.
'Ada apa ini. aku benar-benar bingung' Gumamku dalam hati.
"Apa kamu juga mengikuti apa yang ada di dalam buku ini?" Tanya pak Raka memastikan.
"Iya pak, saya datang kesini untuk menanyakan kenapa misi ke-12 tidak ada di dalam buku ini?" Tanyaku.
"Kamu sudah membaca semuanya?" Pak Raka menatapku lebih kaget.
"Memangnya ada apa?" Aku jadi sedikit takut, karena sedari tadi pak Raka memperlihatkan ekspresi kaget dan khawatir.
Pak Raka membawaku menuju ruang kerjanya. Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya. Pak Raka menghela nafasnya dan menatap diary itu sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaanku.
....
....
"Misi yang ada di dalam buku ini adalah misi yang gagal. Tidak akan ada kesempurnaan" Aku menatap wajah pak Raka selagi menceritakan tentang buku itu.
"Ap...paa?" Ucapku kaget.
Aku tak percaya bahwa diary itu bukan sebuah misi yang sukses, melainkan misi yang gagal. Aku tak menyangka hal yang selama ini kubaca bukan sebuah keberhasilan. Seseorang dihadapanku menceritakan kisahnya mengenai buku ini. Dan aku tahu buku diary itu seharusnya tidak kubaca. Seharusnya aku sama sekali tidak mempraktekan apa yang ada di dalam buku ini.
Aku menyatakan maksud kedatanganku ketempat ini dan menceritakan semua permasalahanku pada pak Raka. Dan aku juga menceritakan apa yang kulakukan saat menjalankan misi-misi yang ada di dalam diary itu. Namun aku justru dibuat kecewa dengan jawaban yang diberikan Pak Raka.
"Apa yang harus saya lakukan?" Tanyaku padanya.
"Saya minta maaf karena buku yang saya tulis ini kamu jadi mendapat masalah seperti ini" Ucap pak Raka.
"Tapi pak Bagimana cara saya agar bisa mendapatkan Ardan. Saya sadar bahwa saya sangat mencintainya" Ujarku memelas. Aku tak tahu harus melakukan apalagi.
"Saya tidak tau" Jawban singkat pak Raka membuatku kecewa.
"Apa kamu tau apa yang terjadi dengan saya setelah melakukan misi yang ada di dalam diary ini" Ucap pak Raka pelan.
"Apa?" Aku juga penasaran apa yang terjadi dengan hubungan pak Raka dengan pria yang ada di dalam foto itu.
....
....
Pak Raka sempat menghela nafasnya sebelum bercerita.
"Dia Gian, pria tampan dikampus ini.... Sebagai seorang yang hanya tau belajar, saya tidak memiliki banyak teman. Namun dia justru mau berteman dengan saya, dan itu kebahagian besar buat saya. Karena saya berteman dengan orang tampan dan sempurna, maka dari itu, saya merasa bahwa saya juga harus menjadi sempurna—" Ucap pak Raka sempat terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Days To Be Perfect
General FictionOrang bilang harus selalu ada yang ditonjolkan apakah itu kepintaran atau ketampanan. Tapi sulit rasanya untukku, orang bilang aku tidak tampan tidak juga pintar tapi 'standar'. Oleh karena itu aku masih sendiri sekarang tanpa seorang spesial yang m...