PART TUJUH

3.8K 191 1
                                    

Warning !!!! Typo bertebaran dimana-mana ^^

×××××××××××××××××××××××

CHANG WOOK POV

Jujur saat ini aku masih kepikiran dengan Alma. Sejak aku meninggalkannya sendiri di rumah sakit karena aku harus pemotretan salah satu brand pakaian yang cukup terkenal.

Khawatir. Pasti. Aku tak tega meninggalkannya seorang diri. Tapi aku juga tidak bisa meninggalkan pekerjaanku ini. Aku harus profesional.

"Chang wook-ah" Panggil Woo bin hyung yang tak lain adalah managerku membuyarkan lamunanku.

"Yes, iam" jawabku dengan muka bodoh.

"Kau ini sebenarnya kenapa sih? Hah? Kau tampak tak konsentrasi. Kau lihat ini! hasil fotonya tak ada yang bagus" tunjuk Woo bin hyung ke layar komputer.

Aku menghampirinya. Dan benar saja. Hasilnya amat buruk. Tak seperti biasanya.

"Kau ada masalah?"

"Annio" elakku.

Aku tak bisa mengaku pada hyung ku ini. Aku terlalu gengsi. Hanya karena seorang Alma aku bisa tak seprofesional seperti biasanya.

"Kau yakin?"

"Ne, ayo kita lanjutkan lagi!" Seruku sambil terseyum penuh semangat. "Fighting!!!"

Oke, Chang wook kau harus konsentrasi kali ini. Jangan biarkan seorang Alma mengganggumu!

***

ALMA POV

Jam menunjukan pukul 10 malam. Aku baru saja sampai rumah. Setelah bersikeras dan adu debat dengan kak Andra. Akhirnya aku di izinkan pulang.

Jujur saja. Aku tak suka dengan rumah sakit. Sangat tidak suka.

"Sudah sana pergi!" Usirku pada kak Andra.

"Ngga, ngga akan gue ninggalin lu!" Dia melotot tajam padaku.

"Lu bukannya harusnya sekarang brangkat ke Thailand? Udah sono pegi!!"
"Ngga! gue udah batalin! gue bakal ngerawat lu sampe sembuh. Dan jangan harap gue bakal ninggalin lu lagi dengan keadaan lu yang kaya gini!" Aduh, manusia ini. Kalo udah merintah ngga bisa di bantah.

Aku mendengus kesal. "Ekh, tapi lu beloman ngasih tau ayah sama bunda kan?" Tanya ku memastika. Kalau sampai bunda tau aku sakit, bisa ribet urusannya. Aku bakal diseret paksa pulang ke Jakarta.

Andra menepok jidatnya. Nah loh. Jangan bilang dia udah bilang.

"Ya ampun gue lupa! gue belom ngabarin ayah sama bunda" Andra mengambil hp dalam kantong celananya. Aku mencegahnya.

"STOP!! Don't tell to bunda and ayah about me " pintaku mencegah.

Andra menyeritkan keningnya. "Kenapa?" Ini orang bodoh atau pura-pura lupa sih.

"Lu kaya ngga tau bunda aja. Kalo dia tau gue sakit. Bisa-bisa dia nyewa jin nya aladin buat ada di sini saat ini juga dan nyeret gue pulang ke Jakarta. Dan gue ngga mau itu terjadi!!!"

Si Andra bego. Dia malah ketawa. "Oke.. oke.. gue ngga bakal bilang sama bunda. Tapi lucu juga kali ya kalo bunda nyewa jin nya aladin haahahaha... " Sialan. Aku lempari dia dengan bantal yang ada di sofa. Tepat kena mukanya. Bukannya berhenti ketawa. Malah makin ketawa. Dasar gesrek!

"Udah akh gue mao tidur. Lu tidur di luar!" Aku bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamar.

"Eits, enak aja gue tidur di luar!" Kak Andra menghalangi langkahku dan terlebih dahulu masuk dalam kamar. Di tiduran di kasur ku.

"Kan, gue yang sakit. Masa gue yang tidur di luar. Jahat sumpah lu" lawabku lemas. Emang dasar. Punya kakak bentukannya begini amat.

"Kata siapa lu tidur di luar?" Aku menyeritkan kening. Ini manusia maunya apa sih?

"Sini tidur sebelah gue. Udah lama kita ngga tidur bareng" dia menepuk-nepuk sebelahnya.

Baru aku mau angkat bicara dia sudah memotong. "Udah lama kita ngga tidur bareng. Terakhir kan pas lu lulus SMA" lanjut katanya. "Gue kangen tau"Dia menepuk sisi sebelahnya lagi.

Benar sih emang. Udah lama ngga tidur bareng. Terakhir saat aku lulus SMA sebelum aku lanjut kuliah di Bandung.

Eits, tapi jangan berfikiran macam-macam!!! Kami just sleep! ngga berbuat yang aneh-aneh. Paling juga curhat.

Oke aku mengalah. Aku tidur disampingya. Dia menarik selimut sampai dada.

Kak Andra menarikku ke dalam pelukannya. Kepalaku tenggelam di dadanya. Melingkarkan tanganku di pinggangnya.

"Gue kangen banget sama lu. Masa-masa dulu kita main bareng. Tanpa beban. Tanpa memikirkan hal yang memusingkan." Kak Andra berbicara di telinganku.

"Gue juga, kak. Tapi kan kita udah dewasa. Suatu saat nanti lo bakal ngerasain masa-masa kita main dulu lagi di saat lu punya anak." Ya ampun kenapa aku tiba-tiba jadi bijak begini. Serasa Alma Teguh hehehe.

Tak ada jawaban dari kak Andran. Aku merasakan dia telah mendengkur halus. Tanda dia sudah tidur. Aku juga sudah lelah. Ingin terbang ke alam mimpi. Good night world.

***

Sorry update pendek. Lagi ngga mood nulis beberapa hari ini.

Lagi mood jadi reader.

Soal Ji, mungkin beberapa part lagi baru bisa Alma ketemu Ji.

Ide cerita mah udah ada. Tinggal nulis sama nyusun katanya lagi males hehehe

Infat ^^

It's  YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang