PART DELAPAN BELAS

3.7K 168 1
                                    

Warning!!!!! Typo bertebaran dimana-mana ^^

××××××××××××××××××××××××××××

ALMA POV

Back to home. Aku kembali kerumah. Walau sebenarnya belum sampai rumah sih hehe. Hari ini benar-benar melelahkan untukku. Kerjaan begitu menggunung.

Emang kak Andra rese! Dia meninggalkan begitu banyak pekerjaannya dan aku harus mengatasinya. Dia asik-asikan honeymoon dan aku tersiksa disini. Rese! Nyebelin! Nggak tau diri!

Kau tau? Harus nya ini aku sedang bahagia-bahagianya. Karena aku baru saja di promosikan menjadi Sou Chef bray. Sou Chef! Hanya tinggal satu langkah lagi aku akan menjadi Head Chef. Tapi karena kak Andra yang rese itu,aku malah harus bergelut dengan berkas-berkas kantornya itu. Sial!

"Bu Alma" panggil Dita. Sekertaris kak Andra yang otomatis sekarang menjadi sekertarisku.

"Ya?" Jawabku.

"Ibu belum pulang? Ini sudah jam 10 malam." Aku melirik jam dinding yang ada di ruangan kak Andra ini.

Tidak terasa seorang sudah sangat larut.

"Ya ini saya baru saja akan pulang. Kau belum pulang?" Tanyaku sambil berdiri dari kursi kebesaran kak Andra.

"Saya menunggu ibu" Dita tersenyum ramah.

"Aish, kau terlalu rajin. Lain kali tak usah menungguku. Kau pulang saja duluan. Saya terbiasa sendiri" aku mengambil bagpack ku dan melangkah keluar ruangan. "Terimakasih untuk hari ini." Ucapku sebelum aku keluar ruangan.

Aku merentangkan kedua tanganku. Mergangkan tubuhku sejenak. Lelah rasanya seharian penuh duduk saja. Lebih enak di kitchen.

Kulihat sekeliling kantor. Suasananya sudah sepi. Ya iyalah sepi. Orang udah jam 10 malam. Sedangkan jam pulang kantor jam 5 sore.

Aku turun memakai lift. Ketika lift sampai di lantai dasar suasananya masih sama sepi. Coba kalau di hotel. Jam segini pasti masih ramai.

Aku berjalan menyusuri lobby. Keluar lewat pintu utama lobby. Menunggu mang Jamal supir pribadinya si kak Andra gesrek.

Tak perlu menunggu lama. Mang Jamal sekarang sudah di depanku. Aku langsung masuk mobil.

Aku duduk di bangku penumpang samping supir. Kutaruh bagpack ku di bangku belakang. Ku rebahkan badanku bersandar di kursi.

"Pulangnya malem banget non?" Tanya mang Jamal setelah menjalankan mobilnya menjauhi gedung tinggi itu.

"Iya nih, mang. Kerjaan lagi banyak-banyaknya. Kak Andra emang rese banget ninggalin kerjaan segitu banyak ke saya." Aku mengutarakan isi hatiku.

Mang Jamal tidak menjawab. Hanya tersenyum saja. Fokus pada jalanan di depan.

"Mang. Mang Jamal kok betah sih jadi supirnya kak Andra? Kak Andra kan rese, nyebelin, suka merintah seenak jidatnya aja."

Ku dengar mang Jamal terkekeh. " Kalo betah mah, betah betahin aja, non. Sebenernya den Andra mah orang baik. Emang cuma kelakuannya aja yang kaya gitu. Lagian kan enak, non jadi supirnya den Andra. "

Aku mengerutkan kening? Enak? Enak dari mana coba?

" selain gaji saya bisa di bilang besar bahkan lebih dari yang seharusnya, saya kan bisa sekalian jalan-jalan keluar kota dan keluar negeri gratisan,non. Hehe" aku memutar bola mataku malas.

"Ikh, si mamang mah. Nyari kesempatan dalam kesempitan aja." Cibirku.

Mang Jamal tertawa. "Oh ya,mang. Saya mao tidur dulu ya. Ngantuk banget. Nanti kalo udah sampe rumah bangunin aja. Oke"

It's  YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang