tujuh belas

212 3 0
                                    

Raka pov
Tak seharusnya nadine meninggalkanku begitu saja. Memang aku yang salah, tapi bisakah dia sedikit saja mengerti. Aku lagi banyak kerjaan dan tampa sadar aku larut hingga lupa akan janjiku. Mungkin masalah sepele, tapi janji tetaplah janji. Seharusnya aku tak boleh ingkar. Mungkin dia kecewa, janji kecil saja aku mengikarinya apalgi janji menjaga dia selamanya. Mungkin besok pagi aku akan meminta maaf, mumpung besok hari libur juga aku akan memberikan dia surprise.

Paginya aku bersiap-siap ke apartment nadine dan tak lupa memberi sebuket bunga sebagai permintaan maaf.

Aku tiba didepan pintu apartment nadine. Aku mengetuk beberapa kali namun tak ada jawaban. Mungkin dia masih tidur. Kutunggu beberapa menit lalu aku menekan bel berulang kali akhirnya pintu terbuka. Melihatku didepan apartmentnya, nadine segera menutup kembali pintunya namun kutahan dan kudorong agar dia dan aku masuk kedalam. Dia tidak protes, dia berjalan sambil bertanya ada apa aku pagi-pagi kesini. Aku jawab aku ingin meminta maaf dan menyerahkan bunga yang kubawa. Dia mencium bunga yang kuberikan. Ku tau dia menyukainya, karena memang itu bunga favoritenya.

Nadine pov
Aku bangun dari tempat duduk ku untuk melihat siapa orang yang pagi-pagi datang mengganggu. Setelah ku intip ternyata raka. Aku menimbang-nimbang apakah harus membukakan pintu atau mendiamkannya. Aku menunggu hingga dia lelah dan pergi, beberapa menit bel berhenti. Kukira raka lelah lalu pergi tapi ternyata dia berhenti sejenak lalu menekan bel berulang kali. Aku membuka pintu, aku pura-pura kaget melihat raka dan berniat menutupnya namun raka menahanya dan dia mendorong pintu agar dia bisa masuk. Lelah berdebat aku hanya berbalik dan dia mengikuti berjalan. Saat aku berbalik bertanya ada apa dia menjawa ingin meminta maaf sambil memberikan bunga favorite ku. Bagaimana aku bisa marah kepada lelaki yang jelas-jelas sangat sweet. Aku mencium.bunga pemberiannya lalu duduk disofa. Dia mengikuti duduk disofa.

Nadine apakah aku sudah dimaafkan??

Iya aku memaafkanmu. Mana mungkin aku bisa marah kalau kamu so sweet begini."

Aku tau dan aku berjanji tidak akan mengulanginnya lagi.

Jangan kebanyakan janji. Buktikan."

Aku akan membuktikannya.

Baiklah"

Apakah sekarang kau ingin kutemani belanja??

Tidak usah."

Apa kau masih marah?? Bukankah kau bilang sudah memaafkan ku.

Aku sudah memaafkan mu raka."

Lalu kenapa kau tak mau kuantar??

Aku sudah berbelanja pagi-pagi sebelum kau datang, bahkan aku sudah memasak. Apakah kau mau makan??"

Ayo kita kedapur. Aku lapar dari semalam belum makan.

Kenapa bisa? Kalau kamu sakit gimana??"

Kemarin aku tidak nafsu. Setelah kau meninggalkan ku dan marah padaku. Mana mungkin aku bernafsu untuk makan.

Ayolah raka, jangan seperti anak kecil. Kamu bisa sakit. Baiklah aku akan marah setelah kau makan, bila kau belum makan aku takan marah kepadamu."

Kalau gitu setiap aku berbuat kesalahan, alangkah baiknya kalau aku tinggal mogok makan. Supaya kamu tidak marah kepadaku lagi.

Baiklah raka itu namanya dikasih ati minta ampela. Ayo makan. Aku siapkan."

raka pov
Setelag makan, aku dan nadine duduk kembali kesofa untuk menyetel film sambil mebawa cemilan dari kulkas nadine.

Nadine love you..

Love you too ka.."

Semoga kita kaya gini terus ya. Marahannya nggak boleh lama-lama.

Kenapa???"

Nanti aku bisa sakit.

Sakit apa???"

Sakit rindu nad nad.

Dasar kamu gombal."

Kamu juga seneng digombalin. Liat mukanya sampe merah.

Nyebelin banget sih. Bodo ngambek."

Dih kalau ngambek tandanya minta dicium nih.

Siapa juga yang mau. Pd banget kamu."

Pd lah sama pacar sendiri.

Terus kaya gininya."

Maksudya???

Sama sama terus."

End___

Sory kalau banyak typo. Please tinggalin jejak dung. Tunggu cerita aku yang kedua ya.

Hey you!! Look At Me..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang