Huuhhh....
Gak kerasa udah satu bulan aja umur pernikahan konyolku dengan kak Levin atau sekarang entah kena angin dari mana atau mungkin kemarin pulang ngantor kepalanya kebentur dinding lif jadinya dia minta aku buat panggil dia Levin aja gak usah pake embel-embel kakak karena menurutnya nanti orang akan mengira aku adiknya bukan istrinya.Dan jangan kalian fikir hubungan kami seperti pasangan normal lainya yang akan berbulan madu setelah menikah. Jangankan bulan madu , satu bulan kami menikah dia sama sekali tidak menyentuhku.
Kami hanya akan berbicara ketika ada hal penting atau ketika dihadapan Vina yang notabene hanya tau aku dan Levin menikah atas dasar cinta tapi nyatanya kami menikah hanya sekedar untuk menjaga-jaga hal yang tidak diinginkan terjadi karena ucapan Levin yang menyatakan bahwa aku Calon istrinya , jika kami tidak benar menikah maka reputasi Levin dan kak Zevo jadi taruhanya."Kak, Va,kapan nih mau kasih aku keponakan..?kan udah sebulan masa belum isi sih..?"tanya Vina.
uhuuk...
Uhukk...
Aku dan Levin tersedak makana yang kami makan ketika mendengar apa yang barusan Vina katakan. Rasanya aku pengen teriak kenceng di mukanya kalo aku itu masih PERAWAN,sekali lagi AKU-MA-SIH-PE-RA-WAN. Jadi gimana mau hamil disentuh aja belum pernah.
"Kakak belum mau punya anak, lagi pula punya anak itu merepotkan"jawaban Levin membuatku membeku. Aku tau ,sebenarnya bukanya dia belum mau punya anak tapi dia memang tidak mau punya anak dari bocah ingusan sepertiku.
"Vina tau kakak gak suka anak-anak, tapi bukan berarti itu ngebuat kakak belum mau punya anak, siapa tau kalo anak sendiri kakak bisa sayang dan jadi suka sama anak-anak"asal kamu tau Vin, kakak mu gak akan dan gak akan pernah mau punya anak dari perempuan kaya aku Vin.
"Tetep aja ,aku belum mau punya anak..!"putu Levin.
"Tap-..".
"Udah kali Vin, lagi pula gie juga masih kuliah, aku juga belum mau punya anak kok"ucap ku memotong ucapan Vina, sebenarnya aku juga pengen punya anak,siapa sih perempuan yang udah nikah gak mau punya anam .
"Terserah deh, gue berangkat ngampus dulu, oh ya Va lo mau bareng apa enggak..?"tanya Vina kepada ku.
"Mau dong Vin, oh ya Lev, aku berangkat dulu ke kampus,Assallamualaikum"ucapku lalu mencium tangannya.
"Wallaikumsallam"jawabnya.
* * *
Jam sudah menunjukan pukul setengah dua siang dan itu artinya mata kuliah terakhir hari ini sudah selesai. Aku ,Vina dan juga Ricky memutuskan untuk pergi Seven eleven.
"Lo habis nikah gak makin gemuk karena bahagia kok malah tambah kaya tulang berlapis kulit sama dosa gitu.."ucap Ricky, gimana gak kurus, punya suami kaya kulkas, gak ada perhatian-perhatianya, kadang sih tiba-tiba baik, tapi sedetik kemudian udah kaya tembok lagi mukanya, DATAR.
"Sialan lo.."ucapku sambil melepar kentang goreng dihadapanku.
"Aish Va , itu kentang goreng gue kenapa main lo lempar aja, mana but ngelempar Cunguk satu ini,gak rela"kesal vina karena Kentangnya kugunakan untuk melempar Ricky.
"Alah.. cuman satu juga gak bakal abis kali, nanti gue beliin, badan udah bulet kaya gitu juga masih doyan banget makan junkfood "ini bukan aku yang mengatakanya tapi Ricky si cunguk kesayangan.
"Mau gue kaya gentong ke , mau bulet kek,mau kaya apapun juga apa masalahnya sama lo" Vina nampak kesal dengan apa yang di ucapkan Ricky.
"Gak gitu maksudnya Vin, jangan marah dong, gue itu cuman gak mau lo sakit gara-gara makan-makanan kaya gitu terus"eh.. ini perasaan aku aja atau emang bener Ricky perhatian berlebihan ke Vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
My girl
RandomZevana putri Apa aku sanggup bertahan jika diawal saja kamu sudah sangat membuatku seperti ini dengan membangun tembok pembatas yang tidak mungkin bisa ku tembus Levinon Harvians Maaf aku tidak bermaksud hanya saja aku tidak tau harus bagaimana mem...