My girl

3.3K 17 0
                                    

Begitu sampai dirumah kami, aku berlari kesetanan sambil meneriaki nama wanitaku.

"Zeeee.....".

"Zevanaaa... kamu dimana sayang"teriaku. Aku tidak memperdulikan lagi penampilan ku yang acak-acakan.

"Di dapur Levvv...aku di dapurrr...."akhirnya Zeva membalas panggilanku. Aku langsung berlari kedapur. Sampainya disana aku mendapati Zeva yang sedang terduduk di kursi sambil memegangi perut besarnya.

"Astaga sayang, kamu gak apa-apakan....?"sangking paniknya aku malah menanyakan hal bodoh yang jawabanya sendiri dengan pasti aku ketahui kalau wanitaku tidak baik-baik saja.

"Bodoh...Sshh...kau bahkan bisa melihat aku sedang tidak baik-baik saja"lirih Zeva sesekali meringis ketika rasa sakit itu datang.

"Maaf sayang, aku terlalu panik, jadi ayo sekarang kita kerumah sakit, kamu masih kuatkan ....?"tanyaku dan dia langsung menggeleng.

"Aku tidak bisa lagi berjalan,aku tidak sanggup menopang berat badanku, dan aku tidak tau akan kuat tidak jika kerumah sakit.. Sshhh.... Argh... rasanya sakit sekali, bawa aku kekamar tamu sekarang"ucap Zeva, mendengarnya aku menjadi semakin panik dan tidak tau harus berbuat apa.

"SEKARANG LEVINNNN.... ATAU AKU AKAN MELAHIRKAN DI DAPURRRR...."teriak Zeva dan langsung membuatku tersadar. Aku langsung mengendongnya menuju kamar tamu dan langsung membaringkanya di ranjang. Aku menumpuk bantal agar dia bisa bersandar dengan nyaman,lalu aku membantunya untuk menekuk kakinya agar seperti orang melahirkan pada umumnya.
Aku menelfon dokter yang menangani kehamilan Zeva dan memberitahunya kalau Zeva akan melahirkan dirumah.

"Sabar sayang,dokter sebentar lagi akan kemari..."ucapku menenangkanya yang sedari tasi terus mengerang kesakitan.

"Sakit sekali Lev, rasanya bagian bawahku seperti akan sobek saja, perutku rasanya sangat tidak karuan Ssshhh...."ucapnya yang kini kakinya telah lurus kembali.

Aku membaringkan tubuhku di belakangnya ,kupeluk dia sambil terus mengusab bagian belakang dan juga perutnya perlahan mencoba membantu meringankam rasa sakitnya. Erangan dan rintihan keluar dari bibirnya membuatku tidak sanggup mendengarnya,andaikan bisa tuhan aku rela menggatikan posisinya sekarang. Saat aku sibuk dengan Fikiran dan juga kecemasanku,aku mendengar suara teriakan Vina dari luar.

"Kak....kakak dimana...?"teriaknya.

"KAMAR VINNNN....,KAKAK DIKAMAR TAMU, CEPATLAH KEMARI..."balasku . Tak lama kemudian dia masuk kedalam kamar yang memang tidak kukunci.

"ASTAGA.....ZEVA KENAPA KAK...?pekiknya kaget.

"Zee akan melahirkan.."jawabku masih diposisi yang sama.

"Lalu kenapa tidak dibawa kerumah sakit...?"tanyanya bingung.

"Zeva bilang dia sudah tidak sanggup lagi" ucapku frustasi.

"Coba aku lihat sudah bukaan berapa...! Kakak sebaiknya turun dan bantu aku untuk melipat kaki Zevana."ucapnya. Dan akupun menurutinya,aku membantu Vina lalu kembali menggengganm erat tangan mungil Zee.

"Astaga kak..."pekiknya.

"Kenapa Vin ada apa,Zeva dan anak ku baik-baik sajakan....?"tanyaku panik ketika Vina kembali memekik.

"Tidak apa-apa kak, Zeva baik-baik saja begitupun anaknya,hanya saja Zeva sekarang sudah bukaan delapan dan itu artinya bukaanya hampir sempurna dan belum ada dokter....?"tanyanya dan aku hanya memgeleng lemah , aku semakin cemas, Zeva sudah dibanjiri peluh di sekujur tubuhnya,dres hamil yang kusingkap menampilkan perut buncit polos tanpa sehelai benangpun penuh dengan peluh.

"Lalu bagaimana Vin...?,aku takut sekali, aku takut Zeva kenapa-kenapa, dokter masih diperjalanan, aku tidak sanggup melihat keadaan Zeva sekarang"ucapku lirih, rasanya air mataku seperti akan tumpah sekarang juga.

My girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang