Seorang pria dengan penampilan acak-acakan berlari menelusuri lorong koridor sebuah rumah sakit ternama di Jakarta.
Ia terus mengedarkan pandanganya mencari ruangan yang diberitahukan. Namun tiba-tiba tubuhnya terhuyung kebelakang karena mendapat sebuah pukulan telak diwajahnya.Bukk....
Bukk...bukk....
"BRENGSEK LO....."umpat pria yang melayangkan pukulan tersebut.
"Sshh... apa-apaan sih lo,kenapa lo tiba-tiba pukul gue"bingung sang pria.
"Lo pantes dapetin itu, bahkan lebih, karna lo udah bikin Zee kaya gini"jawab pria yang melayangkan pukulan.
"Maksud lo apaan..? Gue gak ngapa-ngapain Zee.."kilah sang pria satunya.
"Lo bilang gak ngapa-ngapain Zee..? Trus kenapa dia bisa ada disini , hah...? Semua itu gara-gara lo, laki-laki brengsek yang milih pergi sama perempuan lain ketimbang sama istri lo yang lagi hamil"ucapan sang pria membuat lawan bicaranya menegang.
"Ham-..hamil.. maksud lo apa Al..?"ya ternyata pria tersebut adalah Al.
"Iya, Ze hamil,dan asal lo tau dia sekarang kritis,dan itu karna lo,lo yang gak pernah peduli gimana dan kenapa dia"ucap Al.
"Tapi kenapa dia gak ngasih tau gue"ucap sang pria lirih.
"Lo harusnya tanya itu sama diri lo sendiri Vin..! Apa lo perna ngucapin atau ngelakuin hal yang buat dia gak ngasih tau kalo dia lagi hamil" ucap Al kepada Levin,ternyata pria tadi adalah Levin.
Levin terdiam,ia masih mencerna apa maksud dari ucapan Alvian barusan,ia terus mengingat-ngingat hal apa yang pernah ia ucapkan sehingga membuat Zevana enggan memberitahu bahwa ia sedang mengandung buah hati mereka.
"Sebenarnya Ze ngelarang gue buat kasih tau lo,dia bilang dia gak mau kehilangan bayinya karena ngasih tau lo, dia sangat ketakutan saat gue bilang mau ngasih tau lo,tapi gue pikir lo harus tau, dan kalau setelah gue kasih tau lo berani ngelakuin hal-hal yang bisa bikin mereka berdua celaka , lo bakal gue bunuh"lanjut Al.
Ucapan Al membuat Levin mengingat hal apa yang pernah ia katakan ke Zevana sehingga Zeva takut memberitahukan tentang kehamilanya, tapi bukan berarti ketika Zeva benar mengandung anaknya Levin akan memaksa Zeva untuk menggugurkan anak mereka. Levin tidak mungkin setega itu, bagaimanapun itu adalah darah daging mereka.
"Tapi gue gak bakal setega itu nyuruh Zee buat gugurin anak kami, bagaimanapun itu darah daging gue" ucap Levin menatap sendu Al.
"Tapi Zee mikir lo gak mau punya anak dari dia,dan kalo sampe lo tau dia hamil lo bakal ngebenci dia dan nyuruh dia buat ngebunuh bayi yang ia kandung" ucap Al masih menatap tajam Levin.
"Asal lo tau, dia selalu nahan keinginanya kalau gue gak ada atau gue gak bisa, dia takut nyuruh lo,dia juga takut ganggu istirahat lo, dia pernah bilang dia pengen banget lo bisa ngelus perutnya kalau dia lagi ngerasa kram hebat, lo gak pernah tau kan setiap kali Zee ngalami masa-masa sulit selama empat bulan ini, dan mungkin lo gak pernah peduli sama dia"lanjut Al membuat Levin menatap nanar ke sebuah ruangan dimana Seorang wanita dengan alat bantu pernapasan dan juga infus dan itu adalah Zevana,wanita yang tengah mengadung darah dagingnya.
"Dia bilang dia udah jatuh terlalu dalam sama pesona lo, dia Cinta sama lo, tapi dia takut buat kasih tau lo,karena dia sadar lo gak pernah ngelihat ke arahnya,dia gak pernah terlihat di mata lo"ucapan Al barusan membuat Levin langsung menerobos masuk ke ruang rawat Zevana berada.
Digenggamnya tangan kurus Zevana, hatinya ngilu melihat keadaan Zeva, gadis yang biasanya cerwet,kuat , dan ceria kini terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit demi anak mereka.
Levin meletakan tanganya di atas perut Zevana yang membuncit , mencoba merasakan kehadiran buah hatinya yang sedang dikandung Zevana, dia merasakan pergerakan samar dari perut Zeva dan langsung membuatnya meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My girl
RandomZevana putri Apa aku sanggup bertahan jika diawal saja kamu sudah sangat membuatku seperti ini dengan membangun tembok pembatas yang tidak mungkin bisa ku tembus Levinon Harvians Maaf aku tidak bermaksud hanya saja aku tidak tau harus bagaimana mem...