Aku tidak tau harus bagaimana lagi, sejak kejadian sebulan yang lalu kini Levin semakin dingin saja sikapnya terhadapku.
Dia selalu menghindar, selalu berangkat lebih pagi dan akan pulang ketika aku sudah terlelap.
Harusnya aku yang marah kepadanya ,tapi kenyataanya dialah yang seperti marah dan menyesal dengan apa yang terjadi."Lo pucet banget sih Va, lo sakit..?"tanya Ricky kepadaku. Entalah aku juga tidak tau apa yang terjadi kepadaku, akhir -akhir ini aku merasa mudah lelah dan selalu mual dipagi hari.
"Enggak kok, cuman pusing biasa, nanti juga ilang sendiri"jawabku.
"Eh btw kapan lo mau latihan lagi...?"kini giliran Alvian yang bertanya.
"Kayaknya sih hari minggu nanti deh kalo gak salah, emangnya kenapa Al....?"tanyaku.
"Enggak cuman pengen liat aja.."jawabnya.
"Vina mana sih kok belum nongol...?"tanya Ricky.
"Kayanya sih tadi dia bilang mau keperpustakaan.."jawab Al.
"Oh gitu,kalo gitu gue nyusulin dia keperpus dulu ya..,bye guys ,see you.."pamitnya. Aku semakin curiga kalau ada apa-apa diantara amereka.
"Kamu beneran gak apa-apa Ze..? Muka kamu pucet banget lo,atau kamu belum sarapan...?"tanya Al khawatir, coba aja Levin perhatian kaya kamu Al, pasti aku seneng banget, ah apaan sih Zev, lo itu gak usah banyak ngarep deh, dia itu masih cinta banget sama mantanya .
"Beneran kok, aku gak apa-apa, aku juga udah sarapan, oh ya mending ke lapangan basket yuk..!"ajakku mengalihkan pembicaraan.
"Ayok"Al mengiyakan ajakanku.
Kamipun berjalan beriringan menuju lapangan, tapi tiba-tiba aku merasakan kepalaku berkunang-kunang, aku berusaha menahanya sampai kami tiba dilapangan.
Tapi semakin lama pusing yang aku rasakan semakin terasa dan menjadi-jadi ,aku memegangi kepalaku yang semakin berdenyut sambil terus mengeleng-gelengkan kepalaku berharap pusingnya akan berkurang."Kamu kenapa Ze ko megangin kepala terus dari tadi..? Kamu pusing atau apa...?"tanya Al khawatir.
"Aku gak ap-.......".belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku tiba-tiba semuanya menjadi gelap dan hanya mendengar Al meneriakan namaku.
"ZEVANAAA....".
* * *
Saat aku terbangun kepalaku masih terasa berat, aku masih mencoba menerka-nerka dimana aku berada sekarang,ruangan serba putih dan berbau obat yang sangat menyengat membuat perutku mual.
Saat aku mencoba untuk mendudukan tubuhku , aku meraskan sakit dari tangan kiriku dan mendapati impus yang tertancap disana membuatku sadar bahwa aku sekarang berada di tumah sakit.
Aku tidak mengingat apapun,aku hanya ingat saat Al meneriakan namaku sebelum semuanya gelap, apa mungkin Al membawaku kesini,tapi tapi dimana dia sekarang..?aku terus bertanya-tanya dimana Al berada sekarang hingga pintu terbuka mengalihkan perhatianku, disana menampilkan tubuh pria yang aku cari-cari dengan wajah leganya."Akhirnya kamu sadar juga Ze, kamu sukses bikin aku khawatir dengan tiba-tiba pingsan"ucapnya sambil mendekat kearahku lalu me gacak-acak rambutku.
"Sorry,aku gak bermaksud,cuman gak tau kenapa tadi tiba-tiba kepalaku sakit banget.."ucapku merasa menyesal karena membuatnya khawatir.
"Udah aku maafin, tapi lain kali kalo kamu ngerasa gak enak badan ngomong, jangan ditahan sendiri, kebiasaan banget. Oh ya , nih makan, jangan disisain"ucapnya sambil menyerahkan semangkuk Bubut dengan suwiran ayam dan satu butir telur diatasnya.
"Gak mau, aku gak lapar Al,kamu aja yang makan,aku masih kenyang"tolakku.
"Gak ada penolakan, ini juga bukan buat kamu kok,tapi buat calon keponakan aku" jawabnya, dan apa dia bilang tadi, calon keponakan, keponakan apaan,ataj jangan-jangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My girl
RandomZevana putri Apa aku sanggup bertahan jika diawal saja kamu sudah sangat membuatku seperti ini dengan membangun tembok pembatas yang tidak mungkin bisa ku tembus Levinon Harvians Maaf aku tidak bermaksud hanya saja aku tidak tau harus bagaimana mem...