My girl

1.5K 11 0
                                    

Levin pov

Sejak kejadian dua bulan lalu entah mengapa aku merasa sangat bersalah ke Zevana.
Awalnya aku selalu menjaga jarak dan bersikap dingin terhadapnya, tapi entah mengapa sebulanan ini aku selalu ingin berada didekatnya. Selalu bertanya dimana ia berada ,sedang apa,dan bersama siapa.

Tapi bukan berarti aku sudah mulai membuka hati untuknya, nama Vira masih terpatri dihatiku. Tepat sebelum kejadian itu terjadi,Vira mendatangiku dengan keadaan sangat kacau. Dia menagis sambil terus menyebut nama pria brengsek yang aku sendiri enggan untuk menyebut namanya.

Dan hal itu membuatku frustasi dan aku juga merasa sesak yang teramat di dadaku, hatiku rasanya seperti diremas melihatnya menagisi pria lain.
Setelah Vira mulai tenang aku mengantarnya pulanga. Bukanya aku langsung pulang juga tapi aku malah pergi ke Club, aku minum sampai mabuk, dan pulang diantar salah satu kenalanku disana dan setelah itu semuanya terjadi, tapi bukan berarti aku tidak sadar kalau aku melakukanya dengan Zeva, aku sadar bahkan sangat sadar, tapi entah mengapa malam itu aku sangat mengiginkanya. Disela percintaan kami aku terus menyebut nama Vira , aku tau saat itu Zeva mendengarnya dan raut wajahnya berubah kecewa dan air mata mengaliri wajah cantiknya tanpa henti.

Dua bulan ini hubunganku dengan Vira juga semakin dekat, aku sering mengantarnya untuk melakukan pemotretan bahkan aku juga sering menemaninya,seperti saat ini.

"Vin,abis ini kita nonton yuk, aku punya dua tiket nonton film Negeri Van orange, itu lo film baru, kamu maukan..?"pintanya kepadaku, ya seperti ini lah Vira, dia adalah gadis dengan sifat manjanya tapi aku mencoba untuk mengerti dan menikmatinya.

"Tapi aku harus ngantor,aku juga punya janji makan malam sama Zee..!"ucapku, aku hari ini memang sudah berjanji akan makan malam bersama dengan Zee di luar.

"Sebentar doang kok, abis nonton kita pulang ,aku janji.."ia mulai menampilkan puppy eyesnya yang aku tidak pernah mungkin bisa menolaknya.

"Baiklah.."aku akhirnya hanya pasrah dan menuruti kemauanya.

Setelah Vira Selesai melakukan pemotretan, kami berdua langsung menuju salah satu mall di jakarta pusat, aku menemaninya berbelanja,sebenarnya aku merasa sangat bosan tapi aku tidak mungkin mengatakanya kepada Vira, ia pasti akan merengek seperti anak kecil dan aku tidak suka melihatnya.

Rencana awal yang hanya nonton kini berubah dengan makan malam lalu kami jalan-jalan sampai larut, tapi sebelumnya aku sudah memberitahu Zee bahwa kami tidak jadi makam malam , mungkin lain kali dan Zee memakluminya karena aku beralasan ada meeting dengan klien penting.

* * *

Zevana pov

Awalnya aku merasa sangat bahagia karena Levin mengajaku makan malam di luar berdua, namun sepertinya makan malam itu hanya akan ada dalam mimpiku saja. Sore tadi Levin menelfonku , memberitahu bahwa kami tidak jadi makan malam diluar karena ia harus meeting dengan klien penting, jadi mau tidak mau aku harus memakluminya.

Aku melihat sekitarku, sepi, hanya ada suara tv yang sedang Vina tonton, entah mengapa tiba-tiba aku sangat ingin makan bakso super pedas yang ada didekat lapangan basket sekitaran kampus, tapi ini sudah tengah malam, jam sudah menunjukan pukul Dua belas malam. Aku tidak mungkin keluar untuk membelinya,kalau dulu mungkin aku akan berangkat sendiri, tapi sekarang tidak mungkin.

Tapi aku sangat mengiginkanya,apa ini yang dinamakan ngidam,tapi aku harus minta tolong siapa, Vina...?tidak mungkin, Levin apalagi, dia bukan seperti seorang calon Daddy siaga seperti calon Daddy muda yang sering aku lihat dirumah sakit saat cek kandungan, bahkan ia tidak menginginkan bayi ini.

Aku harus minta tolong siapa...? Aku mungkin bisa mengabaikan kemauanku ini, tapi ini benar-benar sangat menyiksa,aku sangat menginginkan bakso yang biasa aku dan Al makan. Tunggu ' Al ' ah ya,aku bisa minta tolong kedia.

My girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang