My girl

1.5K 10 0
                                    

Hari ini aku pulang lebih awal dari biasanya dan aku berniat untuk memasakan makanan favorit Levin. Cumi pedas manis , gurame goreng tepung serta Ca kangkung, ia memang lama tinggal di luar negeri , tapi lidahnya tetap lidah indonesia, ia suka makanan manis dan juga pedas tapi tidak menyukai makanan ataupun minuman dengan rasa asam,berbeda denganku yang suka dengan rasa asam

Setelah semuanya siap aku segera masuk kekamar untuk mandi karena aku merasa tubuhku lengket semua.
Selesai mandi aku turun keruang makan hanya dengan menggunakan kaos kebesaran dan juga celana piama bergabar tokoh anime favoritku 'Naruto'.

Jam sudah menunjukan pukul sebelas lewat dua puluh lima menit dan Levin belum juga pulang. Hal itu mebuatku khawatir, nomernya tidak aktif dan kata sekertarisnya harusnya ia sudah pulang sejak jam delapan tadi. Aku jalan kesana kemari,bolak-balik di ruang tamu menunggunya pulang, dia tidak biasa seperti ini sebelumnya, walau kami jarang bertegur sapa tapi aku selalu tau ia
pulang dan berangkat jam berapa.

Aku cemas , bahkan sangat cemas, aku takut terjadi apa-apa kepadanya. Meskipun ia hapir tidak pernah menganggapku sebagai istrinya dan hanya mengangapku sebagai adiknya ,aku tetap saja khawatir karna dia suamiku dan juga aku mencintainya. Entah sejak kapan akupun tidak tau tapi yang pasti sekarang aku mencintainya.

"Hallo..."ucap suara di seberang.

"Hallo Kak Riza, Zeva mau tanya,Levin lagi sama kakak enggak...?"tanyaku, ya aku memutuskan untuk menghubungi Riza sahabat Levin karena aku sudah terlalu cemas.

"Oh Levin.., enggak tuh Va,seharian ini aku dikantor lagi banyak kerjaan soalnya, ini aja baru jam sepuluh tadi aku pulang. Dan seharian ini juga aku gak ketemu Levin,cuman tadi pagi waktu meeting,emangnya dia belun pulang...?".kak Riza gak tau, terus aku harus tanya siapa lagi.

"Eh itu... iya Levin belum pulang, aku khawatir banget, takut dia kenapa-kenapa..!" Aduh Lev ,kamu dimana sih, aku kawatir banget.

"Gila tuh anak,jam segini belum pulang, kamu tenang aja Va , nanti kalau aku dapet kabar atau Levin nelfon ,aku bakal kabarin kamu." .

"Iya , makasih kak, selamat malam ,Assallamualaikum dan maaf ganggu malam-malam"kataku menyesal karna mengganggu malam-malam.

"gak apa-apa kok,gak usah ngerasa gak enak, aku sahabat Levin berarti kamu juga sahabat aku, dan malam juga, Wallaikumsallam".sambungan terputus dan hal itu membuatku lebih Frustasi katena sahabat terdekatnya saja tidak tau, aku harus bertanya kepada siapa lagi.

Mana Vina lagi ke Bandung nginep di rumah si Rian lagi. Aku sendirian dirumah, bukan aku takut sendirian, hanya saja ketidak pastian keberadaan Levinlah yang membuatku takut.

Knokk.....knokk...

Knokk...knokk...

Suara ketukan pintu membuatku terkesiap. Aku berlari tergesa-gesa untuk membuka pintu, berharap kalau itu adalah Levin.
Dan benar saja, begitu pintu terbuka menyuguhkan pemandangan seorang pria dengan keadaan kacau dan juga berbau alkohol yang sangat menyengat sampai-sampai rasanya aku ingin muntah.

"Levin. ..syukurlah kamu pulang, aku sangat cem-...".

Brukk...

Belum sempat melanjutkan kata-kataku , Levin abruk dan nyaris saja membuatku kehilangan keseimbangan katena tertimpa tubuh besar milik Levin secara tiba-tiba.

Tanpa fikir panjang aku segera membawanya masuk kedalam kamar kami. Dengan susah payah aku membopong tubuhnya yang dua kali lipat dari besar dan berat tubuhku yang kurus ini.
Sampainya dikamar,aku melepas jas dan sepatu yang digunakanya , lalu berikutnya aku melepas dasi yang mencekik lehernya serta membuka dua kancing atas kemejanya agar dia bisa beristirahat dengan nyaman.

"Jangan menangisi laki-laki brengsek itu Vira...".

Degh..

Jantungku rasanya mau loncat dari tempatnya, hatiku serasa diremas, dan aku tidak dapat lagi membendung air mataku.
Bisa-bisanya disaat mabuk seperti ini aku yang membantunya tapi dia terus meracau nama Perempuan lain dalam tidurnya.
Aku sadar aku hanya orang asing yang tiba-tiba masuk dihidupnya, tapi itukan bukan mau dan salahku sepenuhnya, dialah yang membawaku masuk ke dalam kehidupanya tanpa bertanya aku mau atau tidak.
Dan sekarang dia seakan menyesali dan seperti menalahkan kehadiranku dihidupnya.

"Aku mencintaimu Vira, tapi kenapa kamu datang kepadaku hanya untuk membuatku mendengar betapa kamu mencintai laki-laki brengsek itu Vir, sakit, sakit banget rasanya Vir melihat orang yang kamu cintai menangisi orang lain" Aku juga sakit Levi, sakit banget melebihi kamu malah, sadar tidak sih kamu ,aku disini selalu disisimu tapi kamu seakan tidak pernah memperdulikan kehadiranku.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu dan kamu harus jadi milikku"ucapnya lagi lalu menarik tanganku hingga membuatku jatuh tepat diatas dadanya , lalu dengan tiba-tiba dia menciumku, dia menciumku untuk pertama kali sejak pertama kami bersama tapi yang mirisnya ia melakukanya dalam keadaan tidak sadar.

"Lev...vin...lep..assskan.."aku mendorong tubuhnya menjauh karena aku sudah seperti kehabisan nafas. Namun apa daya , tubuhku jauh lebih kecil dan tenagaku tidak sebanding dengan tenaganya.

Dia terus melumat bibirku lalu melepasnya , aku segera memanfaatkan itu untuk mengambil nafas karena rasanya nafasku tinggal satu dua saja. Ciumanya turun ke leherku lalu kedadaku dan meninggalkan tanda kepimilikkan disana.
Aku hanya bisa menangis dan menangis membiarkan Levin menjamah setiap inci tubuhku sambil terus menyebut nama perempuan lain.

Akhh....

Desahan demi desahan lolos dari bibir mungilku tanpa aku sadari, sentuhan-sentuhan yang Levin berikan membuatku terbang dan jatuh secara bersamaan ketika dia menyebur nama Vira dalam percintaan kami.Kini tangannya mulai menjamah bagian sensitiv miliku yang sudah sangat basah.

"Kamu sudah sangat basah sayang"ucapnya lalu kini ia mulai melepas satu-persatu pakaian yang ia kenakan dan menyisakan bokser yang kelihatan sudah sangat sempit itu. Dan akhirnya ia melepas juga lapisan terakhir pelindung junior miliknya dan membuatnya kini benar-benar tanpa sehelai benangpun sam sepertiku yang entah sejak kapan Levin melepas pakaian yang kugunakan tadi.

Ia memulai aksinya dengan menyatukan milikku dan juga miliknya, ia bergerak perlahan namun pasti merobek selaput daraku dan membuatku berteriak karena rasanya yang sangat sakit.

Auch....

Arghh....

"Lev..in..sakk...kittt..."ucapanku terputus-putus karena ia terus mengerakan miliknya . Ia megecup ujung mataku yang mengeluarkan airmata lalu kembali melumat bibirku yang aku pastikan kini sudah membengkak karena ciuman-ciuman brutalnya.

"Sedikit lagi sayang,...aku akan keluar...."aku merasakan milik Levin berkedut siap menumpahkan lahar panas miliknya.

"Levviinnnnn......"teriakku ketika aku mendapatkan klimaksku.

"Virraaa....ah.."bahkan saat dia mencapai puncaknyapun ia menyebut nama perempuan lain.

Setelah Levin mendapatkan organsmenya, aku merasakan cairan hangat memenuhi rahimku, aku berharap semoga apa yang terjadi malam ini tidak membuahkan hasil. Bukanya aku tidak mau punya anak, hanya saja aku takut nantinya saat Levin tau aku hamil ia akan menyuruhku untuk mengugurkanya dan aku tidak akan sanggup melakukanya, aku tidak mungkin membunuh anakku, darah dangingku jadi lebih baik aku jangan sampai hamil.

Setelah melakukan hal tadi Levin yang kelelahan pun tertidur dengan sangat pulas sambil memeluk pinggangku posesif. Sedangakan aku hanya mampu menangisi diriku ini yang tidak mampu melawan atau melakukan apapun ketika suamiku sendiri menyebut dan memasukan perempuan lain dalam hubungan yang kami jalani.

Bodoh..

Ya .. aku memang bodoh, sangat bodoh hingga aku hanya mampu diam dan pasrah menjalani semua ini sampai nanti akhirnya aku akan pergi ketika benar-benar sudah tidak sanggup lagi menjalani hidupku yang seperti ini
Sekarang aku hanya bisa diam dan menyerah pada takdir yang entah akan membawaku ke kehidupan yang seperti apa nantinya....

Part delapan selesai
By
Nunung nurzanah
❤☺❤

My girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang