Pagi yang cerah untuk tidak bertemu dengan Charisa. Justin bangun jam 5 subuh untuk mempersiapkan diri agar terhindar dari ajakkan Charisa untuk jalan ke sekolah bersamanya. Rumah mereka yang tidak cukup dekat bukan alasan Charisa untuk tidak bisa pergi ke sekolah dengan Justin.
Yah, mereka memang satu sekolah. Poor you, Justin.
Tepat pukul 6 Justin sampai di sekolah dengan keadaan sekolah yang masih sangat sepi. Justin tersenyum, begini lebih baik. Terasa sangat damai, dia berjalan perlahan menikmati setiap angin yang membelai kulitnya, matanya sesekali terpejam merasakan dinginnya hawa pagi, bahkan jaket tebal yang di kenakannya tidak cukup membuatnya hangat.
Sampai di depan kelasnya, Justin duduk di bangku paling depan. Dia langsung melipat tangannya di atas meja dan menaruh kepalanya. Dia ingin tidur kembali karena pagi ini dia bangun terlalu pagi. Untuk beberapa menit berlalu, semuanya masih sama. Suasanya sepi hanya gemerisik angin yang terdengar mengoyang daun yang ditumpukki salju.
Suara derap langkah seseorang membuat Justin menopang dagunya, matanya memperhatikan pintu ingin melihat siapa yang datang. Tapi tak ada siapa-siapa di sana. Justin mengangkat bahunya acuh dan terdiam memandangi pintu itu.
Baru saja dia ingin kembali tidur tiba-tiba sosok paling menyebalkan yang pernah Justin lihat muncul.
"DOR!" Jeritnya dengan wajah penuh keluguan yang Justin tak sukai itu.
Justin memandangnya datar. Rasa terkejutnya lebih dominan kepada, mengapa gadis ini bisa sampai jam segini? Bukankah biasanya dia telat?
"Justin apa kau tidak terkejut?" malah dia yang terkejut melihat ekspresi Justin yang biasa-biasa saja itu.
"Aku terkejut." balas Justin pelan masih memandang Charisa datar. Gadis itu mengernyitkan keningnya.
"Apa begitu ekspresi orang terkejut?" Justin mendegus. Ada saja yang gadis ini tanyakan.
"Ini ekspresi terkejut versi-ku. Lagi pula ini kan wajahku, terserah mau bagaimana pun ekspresiku itu bukan urusanmu." ketusnya, Charisa hanya menganguk pelan tanda mengerti.
"Kenapa kau datang sepagi ini?" Charisa bertanya, lagi.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu!" nada sewot Justin begitu kental membuat Charisa terkikik dalam hati. Menurutnya Justin yang seperti itu adalah Justin yang lucu.
"Aku datang sepagi ini untuk mengerjakan tugas ku kemarin yang tidak selesai. Aku menunggu temanku datang jadi aku bisa menyalin jawabannya." jawab Charisa begitu jujur. Justin membulatkan matanya.
"Jadi, kau tidak menjemputku?!"
Charisa langsung menautkan alisnya menggoda Justin.
"Apa kau menungguku? Justin mana mungkin setiap hari aku harus datang kerumahmu untuk bisa jalan kesekolah bersamamu
Tapi sepertinya kau suka berjalan bersamaku, maka baiklah mulai sekarang aku akan datang pagi-pagi agar kita bisa jalan ke sekolah bersama." dengan riang dan tanpa memikirkan kata-katanua Charisa mrnyahuti Justin. Ah, Charisa salah paham lagi rupanya."Bodoh. Gara-gara kau aku harus bangun pagi buta!" Justin mendesis, menahan geramannya. Charisa terdiam sama sekali tidak mengerti apa yang Justin katakan.
"Bukan begitu maksudku Justin, aku akan datang pagi-pagi. Tapi kita tidak harus berangkat pagi-pagi kesekolah kok, tenang saja."
Justin bangkit dari kursinya dan berjalan keluar melalui Charisa begitu saja. Percuma, dia tak akan menang melawan Charisa. Pikirannya kacau, rasa kantungnya lenyap sudah tergantikan dengan rasa kesal luar biasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/38297894-288-k917812.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Vs. Arrogant [END]
Romance"Aku menemukan sosok pria dingin yang aku idam-idamkan! bahkan hinaannya terdengar seperti pujian untukku, apakah aku gila mengatakan hal ini?" -Charisa "Gadis itu benar-benar gila. bagaimana mungkin dia berada di dekatku 24 jam menjagaku seperti se...