Justin masih setia melirik Charisa yang membuang muka. Gadis itu benar-benar diam seperti batu. Justin menepuk lengan Charisa namun gadis itu tak kunjung melihatnya. Justin mendesah dengan bibir mencebik.
"Justin, dimana kau melatakkan tanganmu itu?!" Tegur Ms.Alexa. justin memandang Ms.Alexa dengan wajah polosnya.
"Aku hanya mencoba membuatnya melihatku, Ms." Ms.Alexa melotot mendengar jawaban Justin lantas kembali menatap keduanya.
"Kalian berdua tahu kenapa saya memanggil kalian?" Charisa rasanya ingin berteriak mendengar pertanyaan itu. Tentu saja dia tahu bahkan sangat tahu.
"Apa kalian tahu?!" bentak Ms.Alexa karena tak mendapatkan jawaban dari Justin maupun Charisa. Mereka berdua tersentak dan menganguk cepat bersamaan.
"Lalu, kenapa kalian melakukannya?"
"Bukan aku yang melakukannya tapi Justin." Bela Charisa.
"Tapi kau tak menolakku." sunggut Justin yang dibalas tatapan membunuh dari Charisa.
"Aku sudah mencoba untuk mendorongmu tapi kau terus menahanku!"
"Kau tidak mendorongku dengan sepenuh hati. Katakan saja kau tak rela melewatkan ciumanku. Sudahlah, jangan munafik. Kau menyukainya kan?" Setelah mengatakan itu Justin ingin menengelamkan dirinya sendiri melihat ekspresi menyeramkan Charisa.
"Kau sial-"
"Cukup, aku tak memanggil kalian kesini untuk berdebat!" teriak Ms.Alexa menengahi keduanya dengan wajah frustasi.
"Ms. Alexa tak bisa menghukumku, aku tak bersalah. Justin yang bersalah disini, dia yang mengambil kesempatan dalam kesempitan." Charisa terus membela diri membuat Justin gemas sendiri.
"Tapi kau tak menolaknya!"
"Aku sudah menolaknya. Kau saja yang menahanku terlalu kuat."
"God, please. Apa yang kalian lakukan? Berdebat didepanku? Hentikan!" suara milik Ms. Alexa mulai membuat keduanya bungkam. Justin melirik Charisa, wajah jelita itu terlihat begitu menggemaskan. Diam-diam bibir Justin membentuk senyuman tipis.
"Sudahlah, Ms. Percuma saja menghukum kami. Pada akhirnya kami pasti akan menikah." Kata Justin enteng. Charisa menoleh dengan gaya dramatis kearah Justin membuat laki-laki itu menahan tawanya yang hampir pecah melihat ekspersi dongkol di wajah Charisa.
"Kami? Siapa?"
"Aku dan kau." jawab Justin kalem sambil tersenyum kaku melihatkan deretan giginya.
"Tidak dalam mimpi terliarmu sekali-pun."
"Jangan mengatakan seperti itu. Apa kau lupa kau pernah mengejar-ngejarku. Kau sangat menyukaiku, ah tidak. Bahkan kau sangat mencintaiku." Justin tiba-tiba menjadi sosok paling menyebalkan. Charisa yang sudah kesal setengah mati akhirnya hanya bisa tertawa. Dia tertawa penuh kepalsuan agar Justin sakit hati.
"Iya, Dulu. Saat aku masih buta akan rasa sukaku padamu. Sekarang mataku sudah terbuka lebar untuk melihat kau tidak cukup baik untukku." ketus Charisa pedas. Justin menelan ludahnya tak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu.
"Kalian berdebat lagi dan mengabaikanku." keluh Ms.Alexa dengan wajah datar. Justin dan Charisa menatap Ms.Alexa bersamaan.
"Kami tidak berdebat." ucap mereka berbarengan. Ms. Alexa langsung menjatuhkan kepalanya keatas meja dengan tangannya sebagai alasnya.
"Kau masih menyukaiku kan?"
"Cih, jangan bermimpi."
"Tidak mungkin kau melupakanku secepat itu, kau pasti masih menyukaiku. Walaupun hanya seujung jari kelingking. Kau pasti masih menyimpan rasa itu untukku." apa-apaan sih Justin ini? Charisa sangat kesal mendengar penuturan Justin yang begitu percaya diri ini.
"Kenapa kau sepercaya diri itu sih? Aku muak dengan perasaanku sendiri jadi aku memutuskan untuk menyudahinya."
"Kau masih menyukaiku Charisa."
"Aku sudah melupakanmu."
"Lalu, jika kau sudah melupakanku mengapa kalau kau bertemu denganku kau selalu menghindariku?" Charisa mendesah lantas hanya menatap Justin lama.
"Terserah apapun yang kau pikirkan tentangku sekarang. Aku tak perduli lagi." gumamnya pelan sambil melirik Ms. Alexa yang ternyata tengah melihat keduanya dalam kebisuan. Ms. Alexa menyimak dengan baik pembicaraan keduanya.
"Jangan berpura-pura seperti itu Charisa, apa kau tidak lelah berpura-pura seperti sudah melupakanku padahal kau masih sangat menyukaiku?" tanya Justin sambil menatap mata Charisa dalam.
Sedangkan Charisa bukannya membalas perkataan Justin dia malah menatap Ms. Alexa.
"Ms. Bisakah aku keluar? Aku akan menerima hukumanmu tapi kumohon izinkan aku keluar sekarang. Kau bisa memegang janjiku." kata Charisa bersungguh-sungguh.
"Kau kan belum selesai berdebat dengan Justin? Selesaikan lah dulu."
"Menurutku, semuanya sudah selesai Ms. Kalau tidak ada lagi,aku permisi." Charisa bangkit memberi hormat lantas berlalu dan diikuti Justin yang berlari mengejarnya dibelakang.
Justin langsung menarik tangan Charisa. Gadis itu memberontak tapi tenaga Justin lebih kuat membuat Charisa tak bisa melepaskan diri dan pasrah akan apa yang Justin lakukan. Justin mendorong tubuh Charisa kedinding didekat ruangan Ms.Alexa. Lensa hazelnya menatap Charisa yang juga menatapnya penuh kekesalan. Mata gadis itu berkaca-kaca menahan kekesalannya yang sudah di puncaknya. Tapi dia tetap diam, perang dingin dengan Justin lewat tatapan mereka yang mematikan.
"Kau masih menyukaiku Charisa." tekan Justin. Charisa meloloskan buliran bening itu kepipinya.
"Aku tidak menyukaimu." balas Charisa penuh tekanan. Justin menghembuskan nafas melihat air mata Charisa yang mengalir dikedua pipinya. Tangan kanannya yang menahan tangan Charisa terangkat lantas mencoba untuk mengusap cairan bening itu tapi Charisa menepisnya. Justin geram, dia langsung mencium pipi Charisa tepat pada air mata Charisa.
Mata Charisa membulat bersamaan dengan Ms.Alexa yang tiba-tiba keluar dan langsung memegang dadanya terkejut begitu menyaksikan aksi keduanya. Ah, lebih tepatnya aksi Justin. Justin ikut terkejut dan menjauhkan dirinya.
"Justin, Charisa. Kembali keruanganku sekarang!" perintahnya telak penuh kekesalan. Justin meringgis sambil melirik Charisa yang bahkan belum berkedip. Ms. Alexa kembali masuk. Justin terkekeh pelan lantas melambaikan tangannya di depan wajah Charisa.
"Bernafas, Charisa." Charisa membuang nafas cepat lantas melirik Justin dengan kedua alis bertaut.
"Kita akan mendapat hukuman, ah ini hukuman pertamaku pasti menyenangkan ditambah lagi kau menemaniku, sungguh luar biasa!" kicau Justin dengan wajah sumringah sambil berjalan masuk kedalam ruangan Ms.Alexa.
"Sialan kau Justin." rutuk Charisa.
Mungkin untuk Charisa ini adalah bencana tapi bagi Justin, ini adalah satu dari berbagai cara agar dapat terus bersama Charisa. Ya, walaupun harus dengan jalan dihukum.
Justin rela. Demi Charisa.
Ew, Justin bergidik karena memiliki pemikiran seperti itu. Tapi tak ayal membuatnya tersenyum juga. Apakah cinta selalu berlebihan seperti ini?-----------
Haloooo, maaf lama lanjut. Aku lagi banyak kesibukan. Btw, minal aidzin wal faidzin yamohon maaf lahir dan batin ya semuaaa. Terimakasih banyak sudah mendukung cerita ini dari vote dan komen kalian. Sungguh sangat berharga. Maaf ceritanya membosankan, aku pasti akan segera tamatkan cerita ini sebelum kesibukan-kesibukkan lainnya datang *eaaa wkwk, intinya sabar yaaaa. Aku berusaha buat cepet lanjut. Dah, sampai ketemu di chapter berikutnya. Keep vote and komen jangan lupa, hehe.
Love, naw.
![](https://img.wattpad.com/cover/38297894-288-k917812.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Vs. Arrogant [END]
Romansa"Aku menemukan sosok pria dingin yang aku idam-idamkan! bahkan hinaannya terdengar seperti pujian untukku, apakah aku gila mengatakan hal ini?" -Charisa "Gadis itu benar-benar gila. bagaimana mungkin dia berada di dekatku 24 jam menjagaku seperti se...