1

84K 1.9K 14
                                    

Kehadirannya merubah hidupku yang awalnya bahagia menjadi sebuah penderitaan yang sangat tidak ku harapkan. Hidup gue hancur. Ali syarief

~~~~~~~°°°°°°°~~~~~~

"Pagi ma, pagi pa...." ucap girang seorang gadis cantik sambil mencium pipi kedua orang tuanya

"Pagi sayang, ayo sarapan" balas mamanya

Gadis itu bernama Prilly Latuconsina, anak dari mama Resi dan papa syarief. Dia cantik dan juga sangat baik kesemua orang. Dia sangat lihai dalam memainkan biolanya.

"Ali mana? Kok gak keliatan?" tanya oma refa. Yah oma refa adalah oma dari prilly namun sayangnya oma refa lebih menyayangi ali dibanding prilly.

Ali, iya itu nama penggilan dari saudara prilly. Ali memiliki nama lengkap Aliando Syarief. Dia laki-laki tampan yang sangat dikagumi kaum hawa. Tapi sayang sifatnya sangat dingin kesetiap orang, namun sebenarnya dia sangat baik. Dia sangat lihai dalam memotret mungkin dia memang bercita-cita jadi fotografer.

Prilly pov

"Kak ali mungkin belum bangun oma, biar aku bangunin yah" ucapku pada oma dengan semangat

"Gak perlu, biar oma aja" ucap oma sinis kemudian berlalu kekamar kak ali.

Oma memang gak pernah suka sama gue, dari kecil dia selalu ngebenci gue dan ngebeda-bedain gue dengan kak ali

"Udah sayang jangan di masukkin hati, oma kan emang gitu orangnya" ucap papaku yang kubalas dengan anggukan

"Pagi pa, ma" ucap kak ali dengan nada dinginnya seperti biasa

"Ehh kak ali, mau sarapan apa kak, aku ambilin yah" ucapku secara baik dan semangat

"Gak perlu, gue udah telat. Ma, pa aku berangkat yah" ucapnya lagi menolak tawaranku

"Tunggu dulu kak, aku mau ambil biola" ucapku sambil berlalu ke kamar

Tapi pas gue udah kembali dari kamar, dia udah gak ada. Mungkin dia ninggalin gue lagi, seperti biasa dia selalu ninggalin gue kalau ke kampus, padahal kita satu kampus

"Kasian banget kamu, ditinggal lagi? Makanya kalau mau nebeng itu jangan buat cucu oma menunggu" ucap oma dari belakang

"Tapikan oma aku cuman ngambil biola, dan kak ali malah ninggalin aku" ucapku sedikit membela diri

"Oh jadi kamu mau nyalahin cucu oma?" ucapnya dengan nada tinggi

"Bukan gitu oma. Tapi oma akukan juga cucu oma" ucapku sambil menunduk

"Sampai kapanpun kamu gak bakalan aku anggap cucu. Ingat itu" ucapnya dengan nada tinggi

Tiba-tiba dia megang dadanya sambil meringis kesakitan. Ya tuhan maafkan aku, entah kenapa baru kali ini aku berdebat sama oma walaupun sebenarnya hanya perdebatan kecil.

"Oma...oma...oma. Oma kenapa? Maafin prilly oma, maaf" ucapku sambil memangku kepalanya yang telah terbaring sambil memegang dadanya

"Kenapa ini?" ucap papa mama gue

"Jantung oma kumat lagi kayaknya" ucapku sambil nangis.
Seketika itu juga papa mama dan aku membawa oma ke rumah sakit

Rumah sakit

"Ma, pa oma kenapa?" tanya kak ali sama mama papa gue

"Mama juga gak tau kenapa" balas mama gue sambil nangis

"Ini semua pasti gara-gara lo, gara-gara lo oma masuk rumah sakit, iya kan" ucapnya membentakku

"Maaf kak, maaf aku gak tau kalau akhirnya kayak gini kak" ucapku sambil nangis. Memang aku paling gak bisa kalau di bentak

"Lo tuh yah, arghhh dasar cewe pembawa sial. Oma jadi gini itu semua gara-gara lo, nyadar gak sih" ucapnya yang masih membentak dan hampir saja menamparku tapi masih di tahannya.

"Udah li, udah ini semua bukan salah prilly, oma emang lagi emosi mungkin" ucap papaku

"Pokoknya kalau sampe oma kenapa-kenapa, jangan harap gue anggep lo adek" ucapnya dengan penuh penekanan yang tidak kurespon sama sekali. Sekarang gue cuma bisa nangis

Ketika dokter keluar kak ali langsung menghampirinya diikuti mama papa sama gue

"Dok bagaimana keadaan oma saya dok?" tanya kak ali dengan khawatir

"Maaf oma anda tidak bisa kami selamatkan, kita sudah berusaha semampu mungkin, permisi" ucap dokter kemudian berlalu

Sedetik kemudian setelah kita sempat diam mendengar jawaban dokter, gue langsung nangis lagi dan mama dia udah pingsan di pelukan papa

"Ini semua gara-gara lo, gak bakal gue maafin lo, gak bakal" ucap kak ali dengan membentak kemudian masuk ke ruangan oma

Pemakaman

Di sini gue sekarang di depan makam oma, gue ngerasa bersalah banget karena gara-gara gue oma jadi kayak gini, gue takut kalau mama juga bakal ngebenci gue sama kayak kak ali

Setelah semua orang pulang, gue masih tetep di sini sama keluarga gue

"Oma maafin prilly oma, maaf" ucap ku lemah sambil nangis

"Udah sayang kita pulang yah" ucap mama ku yang terlihat memaksa dirinya untuk tegar

"Ma, maafin illy ma karena illy oma jadi gini" ucapku memeluk mama gue

"Udah sayang ini bukan salah kamu kok, yang namanya ajal gak ada yang tau" ucap mamaku masih meluk gue

"Tapi seandainya oma gak berdebat sama lo, mungkin oma masih bisa sama kita hari ini" ucap kak ali kemudian berlalu pergi

"Gak usah di masukin hati kata-katanya, ayo pulang" ucap papaku yang ku balas anggukan lemah

My Brother LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang