Pernikahan bukanlah akhir dari kisah cinta sepasang kekasih, tapi pernikahan adalah awal dari semua rintangan yang jauh lebih rumit daripada sebelum menyandang status suami istri
~~~~~~~
Wedding Day
Hari ini merupakan hari bahagia bagi pasangan prilly dan rafli, namun hari ini juga merupakan puncak penderitaan seorang aliando syarief. Bagaimana tidak dia menyebut ini penderitaan, jika orang yang dia tunggu selama kurang lebih satu tahun harus menikah dengan orang lain.
Terlihatlah seorang gadis cantik didepan cermin yang telah berbusana pengantin, dengan kebaya putih dan rok bermotif batik, dan juga dengan make-up sederhananya namun sangat elegan. Satu kata yang mampu diucapkan setiap laki² yang melihatnya saat ini yaitu cantik
Namun hari ini bimbang juga menyelimuti hati prilly, apa dia rela jika setelah menikah, dia akan melihat ali pergi dari hidupnya. Mungkin ali mengatakan padanya kalau dia pergi hanya sementara, tapi entah kenapa firasatnya berkata kalau ali akan pergi untuk selamanya
Prilly pov
Hari ini hari dimana gue bakal nikah sama orang yang mungkin gak pernah gue impiin sama sekali, tapi gue tetep ngecoba buat tegar. Jujur gue gak tau hidup gue bakal gimana setelah nikah. Mungkin setiap orang bilang kalau pernikahan itu bisa merubah hidup seseorang, dan kayaknya itu bener. Hidup gue bakal berubah setelah menikah, yaitu berubah menjadi tertekan.
Mungkin rafli adalah salah satu pria impian para wanita, tapi tidak dengan gue. Tapi dengan semua kebaikan rafli lah yang nuntun gue buat nerima pernikahan ini dengan ikhlas. Mungkin pernikahan ini gue jadiin tanda makasih gue sama rafli yang udah baik banget sama gue.
"Boleh masuk?" ucap seseorang di balik pintu
"Masuk aja kak" ucapku menyuruhnya masuk
"Prill, bisa bicara bentar. Di balkon yuk"
"Yuk"
Setelah dibalkon kamar gue entah kenapa waktu gue ngeliat kak ali, kayaknya matanya sembam
"Kak, abis nangis?"
"Hmm gak kok, gue cuma terharu doang. Gak nyangka adik gue akhirnya bakal nikah juga" ucapnya yang terdengar memaksa
"Aku tau kak ali itu gimana, jadi pliss jangan bohong kak"
"Prill, emang bener kamu udah yakin pengen nikah sama rafli karena cinta? Kalau kamu gak cinta sama rafli sebaiknya jangan deh prill, gue takut setelah lo nikah, lo bakal tertekan sendiri"
"Udah kak gak usah khawatir. Prilly yakin kalau rafli itu laki² baik yang bisa bahagiain prilly"
"Prill, pliss jujur sama aku. Kamu beneran cinta sama rafli?"
"Hmm... Cinta itu datang seiring berjalannya waktu kak, jadi untuk cinta sama rafli itu ada kalau aku udah setiap hari bareng dia. Kayak dulu waktu kita selalu bareng dan buktinya cinta itu tumbuhkan diantara kita" ucapku tulus dengan senyum paksa
"Aku tau, cinta emang bakal ada kalau kita selalu bersama. Tapi apa kamu gak tau dengan pernikahan ini ada hati yang kamu sakiti, bahkan bukan cuma satu tapi dua"
"Maksud kakak?"
"Maksud aku tuh, hati yang kamu sakitin tuh hati aku sama hati rafli. Kamu tau kenapa hati rafli bakal sakit, itu karena dia menikah sama kamu tapi ternyata kamu gak cinta sama dia dan kamu tau kenapa hati aku sakit, itu karena aku liat kamu nikah sama orang lain" ucapnya yang mulai meneteskan air matanya
"Pliss kak, jangan ngebebanin prilly dengan semua ini. Udah cukup prilly terbebani dengan pernikahan ini" ucapku yang juga ikut menangis
"Maaf prill, oke kamu jangan nangis yah, entar make-up kamu luntur lagi. Kan gak asik kalau kamu nikah tanpa make-up" ucapnya sambil ngehapus air mata gue
"Kak, sebenarnya prilly masih takut untuk ngelakuin pernikahan ini, karena prilly sebenarnya masih cinta sama kakak"
"Udah yah prill, kita sama² coba buat nerima pernikahan ini. Toh ini semua juga karena kemauan kamu sama rafli"
"Makasih kak, tapi prilly mohon kakak gak usah ke london yah" ucapku sedikit memohon
"Gak bisa prill, aku udah pesan tiket buat hari ini jam 1 siang"
"Kenapa cepet banget kak, jadi ceritanya kakak gak liat dong resepsi aku"
"Maaf aku harus cepat² pergi, daripada aku ngeliat semua proses pernikahan kamu, itukan ngebuat aku makin sakit"
"Maaf kak, prilly egois. Prilly ngelarang kakak pergi cuman buat kepentingan prilly, prilly gak pernah mikirin hati kakak yang luka"
"Udahah sekarang aku mau turun nunggu calon suami kamu" ucapnya kemudian berlalu dari kamar gue
'Ya allah semoga keputusan yang aku ambil ini gak bakal berakhir buruk' batinku
*****
Kini mempelai pria telah sampai dikediaman mempelai wanita. Dan ali lah yang pertama kali menyambutnya dengan bahagia yang di buat².
"Selamat yah bro, akhirnya lo nikah juga sama adek gue" ucap ali dengan begitu tegarnya
"Makasih calon kakak ipar gue"
Kini ijab qabul akan segera dimulai, hanya tinggal menunggu mempelai wanita turun dari kamarnya. Dan ketika prilly mulai berjalan di tangga semua mata tertuju padanya. Dia seorang gadis yang begitu cantik dan juga sederhana, itulah yang membuat para pria jatuh cinta padanya.
Ali pov
Menit² terakhir sebelum gue berada di puncak penderitaan yang sudah tak ada lagi harapan walaupun itu bagaikan butiran debu. Rasanya sekarang ini gue kayak bom, yang sebentar lagi meledak.
Kini prilly telah turun dari kamarnya dan dia sangat cantik, dan rafli begitu beruntung akan memiliki istri seperti prilly. Gue iri, gue sakit karena kenapa bukan gue yang duduk didepan penghulu itu dan disamping gye ada wali nikah dari prilly
Ketika prilly mulai duduk di samping rafli, entah kenapa rasanya gue emang bener² udah gak kuat nahan rasa ini, gue milih buat agak menjauh dari meja ijab. Gue balik badan supaya gak ada yang busa liat gue nangis dan gue juga gak liat proses ini.
Gue akui gue cengeng tapi udah gak sanggup lagi, gue udah nangis dalam diam. Ketika penghulu mulai mengucapkan kalimat ijab qabul, itu rasanya gue pengen mati aja sekarang.
'Ya allah berikan aku rasa ikhlas buat ngeihlasin pernikahan ini' batinku memohon dan diiringi tangis gue.
Ketika aku sibuk nangis dan gak mau ngedenger ijab qabul itu tiba² ada yang manggil nama gue dari belakang
"Kak ali"
Yeayy wedding day, maaf banyak typo
Vote dan comment yah