Haruskah ku kembali dan berharap kalau kau juga memiliki rasa yang sama denganku.
Prilly Ltc~~~~~~~
"Prilly" ucapku ketika melihat gadis di depanku ini
"Maaf yah, nama saya buka prilly tapi ashila" ucap gadis itu. Dan ternyata benar hanya sekilas saja dia mirip prilly mungkin ini efek abis liat fotonya yang besar ini
"Maaf juga, kalau begitu ada yang bisa saya bantu" tanyaku ramah padanya
"Saya kesini mau nyewa fotografer buat foto prewedding, disini bisa kan?"
"Iya, kalau disini saya yang turun langsung untuk masalah prewed kayak gitu. Emang mau fotonya dimana?"
"Kayaknya sih di berbagai tempat gitu, aku juga kurang tau soalnya ini pernikahan kakak aku" ucapnya dengan muka linglungnya
"Oh, kalau gitu hubungi saya saja dimana dan kapan akan dimulai sesi pemotretan. Ini kartu nama saya"
"Oke makasih sebelumnya"
Setelah menyetujui untuk menjadi fotografer prewed, gue langsung nerusin aktifitas gue
******
Ali pov
Hari ini gue bakalan ke puncak, sesuai dengan janji sama gadis itu, dia nelfon gue kalau hari ini pemotretan akan dimulai dan tempatnya di puncak. Huftt sekalian liburan juga hehehe
Ini nih gue gak mau ngasih rekan kerja gue buat foto prewed diluar studio karena kalau gue yang handel kan jadi bisa liburan juga
Pas sampe di alamat yang dikasi, gue langsung di sambut sama penjaga vila yang ada di sana.
"Mas ali yah?"
"Iya pak, ini vila pak rafli?"
"Iya mas, silahkan masuk pak rafli sama calon istrinya masih dalam perjalanan. Mas ali bisa istirahat dulu"
"Makasih pak"
Setelah gue dipersilahkan masuk, gue milih buat istirahat sambil ngeberesin kamera yang bakal gue pake.
"Kayaknya keren nih, kalau gue jalan² dulu mumpung si calon pengantin belum dateng" gumamku saat mulai bosan di kamar
Tapi kayaknya niat gue batal karena pas gue keluar kamar, ehh si calon udah dateng malah udah rapi
"Loh ali, ini kamu kan?" tanyanya yang ngebuat gue bingung kayak pernah denger nih suara
"Kok kayak kenal yah" tanyaku karena mukanya masih familiar sama gue tapi suaranya udah gak familiar lagi
"Gue dokter rafli, sory gue lupa kalau dulu kita kenal lo masih buta"
"Oh iya. Itumah gak masalah, truss mau langsung ke tempat yang lo mau?" tanyaku yang tak menggunakan bahasa fomal, mungkin karena udah kenal kali ya
"Tunggu calon istri gue dulu, dia lagi ketoilet"
"Sayang ayo berangkat" ucap seorang gadis yang suaranya juga udah gak familiar lagi
Sayangnya dia masih belum keliatan karena kelindung sama badannya si dokter ini. Pas si rafli ini ngehindar, gue ngeliat gadis itu dan dia
"Prilly!" pekik ku ketika gue ngeliat dia
"Ali"
"Oh iya, mumpung lo ada gue pengen minta restu sama lo, lo kan kakaknya prilly"
Jadi dokter rafli ini, pengen nikah sama prilly. Ya allah ada apa lagi ini, dia kembali tapi dengan status calon istri orang lain.
'Prill balik sama gue prill, gue mohon. Gue kangen sama lo, gue gak mungkin bisa ngebiarin lo nikah sama orang lain' batinku
Gue sakit, gue rapuh kenapa mesti prilly calon istrinya
"Li, gimana?"
"Hmm iya" ucapku tanpa sadar, gue udah gak bisa bicara apa² lagi
Prilly pov
"Hmm iya" ucapnya
Satu jawaban yang akan ngerubah hidup gue, kenapa dia gak batalin ini semua. Jujur gue kembali sebenarnya masih membawa perasaan dan harapan ini. Gue gak bisa ngomong apa², gue cuman bisa liat lo di depan gue
Gue kangen sama² lo, gue kangen kejailan lo, dan gue bersyukur akhirnya lo bisa ngeliat lagi. Ya allah kalau boleh jujur gue kangen banget sama dia, rasanya gue pengen teriak kalau gue kangen
"Udah yuk berangkat, kenapa pada diam sih"
"Yuk" balasku
Kita bertiga akhirnya menuju ke lokasi yang udah gue pilih sendiri buat prewed, yaitu kebun teh. Kita ke kebun teh dengan jalan kaki karena hanya berjarak beberapa meter
"Udah disini aja, suasananya bagus"
"Iya terserah kamu sayang" balas calon suami gue sambil ngelus pucuk kepala gue
Ali langsung nyiapin kameranya dan dari tadi sampai sekarang dia masih diam seribu bahasa. Gue bangga liat dia akhirnya dia punya studio sendiri dan gue tau itu karena kemarin ashila cerita sama gue kalau yang bakal motret besok adalah yang pinya studio sendiri
"Li gimana udah siap? Kita milih gaya sendiri yah" ucap rafli
"Iya, gaya yang mesra yah" balasnya sendu
Gambar demi gambar udah selesai di ambil dan kita milih buat balik ke vila karena sebentar lagi hujan, tapi tidak dengan ali katanya dia masih pengen disini liat perkebunan teh yang luas
Ketika sampai vila, eh baru aja masuk udah ujan mana deras lagi. Gue jadi khawatir sama ali sampai akhirnya gue punya ide
"Fli, aku boleh bawain payung kak ali gak. Aku takut entar dia sakit, kalau dia sakitkan besok gak bisa pemotretan"
"Boleh kok sayang, bawain gih. Diakan juga kakak kamu" balasnya lembut
Gue langsung ke kebun teh tadi sambil bawa payung, pas gue liat dia duduk di tanah sambil natap hujan. Bego banget sih kenapa harus main hujan² padahal di dekatnya ada saung. Gue langsung payungin dia dari belakang, alhasil dia gak liat gue
"Nanti kamu sakit" ucapku
"Masih peduli? Kamu masih peduli sama aku?"
"Udah ayo pulang" ucapku yang masih gak bisa bicara banyak
Bughh tiba² dia meluk gue, meluk gue dengan sangat erat. Aksinya mampu ngebuat gue nangis dalam hujan dan payung udah terbang entah kemana.
"Kamu kemana aja, aku kangen sama kamu" ucapnya sambil nangis dalam pelukan gue
"Maaf, aku gak pamit sama kamu. Tapi aku gak mau kalau aku dibilang gak nepatin janji"
"Arghhh kenapa harus janji lagi, gue benci sama janji itu gue benci" teriaknya sambil mukul mulut dia
"Li, stop kamu gak boleh kayak gini. Pliss jangan nyakitin diri sendiri, aku juga kangen sama kamu" ucapku sambil nangis
"Prill, pliss kamu balik yah sama aku, aku gak bis akalau gak ada kamu. Aku tau aku egois, aku minta maaf. Aku menyesal"
"Maaf li, gue gak bisa balik lagi sama lo. Gue sebentar lagi jadi milik orang lain"
"Kenapa prill, kenapa. Kenapa lo harus ninggalin gue untuk dia, arghhhhhhh......" teriaknya frustasi sambil nangis
Air mata gue ngalir deras sederah hujan yang nerpa gue sama ali
Vote dan komennya