#4 Tomorrow will be better .

130 26 6
                                    

Tiga hari sudah berlalu setelah pendaftaran itu. Selama itu aku hanya bermalas-malasan dirumah.
Aku tidak tau apa yang harus aku kerjakan selain bermain game.

"Gue pinjem hp lo Bang." pintaku ketika aku duduk untuk sarapan bersama dengan Andi.

"Lagi gue cas, entar aja.." jawabnya.

"Bentar aja kali," ucapku meminta.

"Mau ngapain sih lo?" tanyanya ingin tau.

"Gue mau cek hasil pendaftaran kemarin, takut gak di terima gue" jelasku.

"Lahh hp lo?" tanyanya lagi.

"Kuotanya habis, gue belum isi." ucapku santai.

"Ahh kalo gitu nanti kuota gue habis juga." ucapnya ketika dia berdiri menuju ke dapur untuk meletakan piring kotor yang selesai dia pakai.

"Yaa elo kan kerja, kalo habis ya beli lagi!" pekikku dari meja makan.

"Gue ambil nih hpnya, lagian udah penuh batre nya." timpahku tanpa memperdulikan jawabannya.

Aku mencoba membuka web yang tertera di kertas yang diberikan oleh panitia pendaftaran waktu itu. Dan...

"Yeeessssss!!!" ucapku senang ketika melihat namaku ada di urutan ke 11.

Setelah itu aku tidak langsung mengembalikan handphone Andi yang kupinjam secara paksa.
Aku memakaimya untuk bermain game head soocer.

Setelah beberapa jam, aku mencoba membuka kembali web tadi. memastikan namaku masih ada disana.

"Kok.. kok bisa?" tanyaku heran ketika melihat namaku yang tadi berada di urutan 11, sekarang berada di urutan ke 58.

"Kenapa sih lo?" tanya Andi yang sedari tadi memperhatikanku dari belakang.

"Gapapa, eh ini hp lo. Gue pengen main." ucapku sambil mengembalikan handphonenya.

Aku berniat kerumah kawanku, dia adalah Avina. Teman baikku selain Agung. Aku biasa memanggilnya Pina.
Sesampainya di depan rumah Pina, aku langsung turun dari motor.

"Pina.. Pinaa.." aku memanggil Pina sambil mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.

"Siapa?" tanyanya dari dalam rumah.

"Nggak pesan pizza mas.." timpahnya.

"Ehh panjul, keluar gak lo!" ucapku kesal.

"Ngapain lo?" tanyanya ketika membukakan pintu untukku.

"nyari lauk, emak lo masak apa?" candaku ketika aku memasuki rumahnya.

"Mana ada lauk , gue aja belum makan" jawabnya.

"eh jadi lo lanjut sekolah dimana?" tanyaku ingin tahu.

Sebelum dia menjawab handphoneku berdering.

Nomor tidak diketahui.

"Aelahhh siapa sih ini?" tanya ku heran ketika melihat nomor yang tidak kuketahui tiba-tiba menelfon.

"Vaalll dimana lo?!" tanya seseorang dari telfon tersebut dengan nada keras.

"Woii val dimana lo?!" tanyanya lagi ketika aku bingung ingin mengetahui siapa yang menelfon.

"Ehh elo Bang," ucapku ketika sadar suara tersebut adalah suara Andi.

"Lahh elo ga ngenalin gue?" tanyanya bingung.

"Ya nomor lo nggak ada judul nya, mana gue tau" jawabku.

"lo dimana?!!" tanyanya dengan sangat ketus.

"gue main, kan gue udah bilang sama lo tadi." jawabku santai.

"Lo pake motor apa? Itu motor gue, cepat pulang gue mau pake!" pintanya dengan nada tinggi.

"Lahh mana gue tau, orang kuncinya pas sama motornya." jelasku.

"Yaudah gue pulang!" timpahku.

"ehh Pin, gue pulang dulu. Salah bawa motor gue." jelasku pada Avina.

"Haha yaudah, untung gak salah bawa kepala lo." ucapnya sambil ketawa.

Aku menuju ke motor, dan mengendarainya menuju rumah.
Setelah beberapa menit, aku sampai di rumah.
Kulihat Andi yang sedari tadi menungguku di depan rumah.

"Tumben rapi, mau kemana lo?" tanyaku ketika aku berada di depan nya.

"Bawel lo ah, mana motor?" tanyanya ingin tau.

"Itu di depan, ya kali gue kantongin." jawabku.

Dia langsung pergi tanpa memperdulikan ucapanku.

Aku langsung masuk ke dalam dan mencari posisi yang enak untuk memainkan game kesukaanku.
head soocer.





To be Continue..
Keep Reading!

Noctiluca MiliarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang