#9 WHAT?!

110 15 1
                                    

Rival sedang berjalan di koridor sekolahnya. Jam menujukan pukul 14:30. Sedangkan jam pulang sekolah adalah 14:00.

Drrtt.. Drrtt..

Handphone rival bergetar.

Kamu dimana? Lagi sibuk ya?

Pesan yang muncul tersebut, tidak lain pengirim nya adalah Devi.

Ngga kok , ini udah pulang . kenapa?

Send .

Kerumah aku sekarang.

"Ngapain gue kesana? Kenapa ya, ah kalo gue gadatang.. Ahh datang aja lah." batin Rival.

Rival akhir-akhir ini memang selalu sibuk, bahkan Rival tidak bisa menemui Devi.

Iyaa aku kerumah kamu sekarang.

Send .

DEVI POV

Hari ini aku ingin menemui Rival karena kurang dari seminggu lagi aku akan ikut keluargaku keluar kota. Karena tuntutan pekerjaan, Ayahku dipindahkan ke Jakarta. Mau tidak mau aku, Mama, dan Kakakku harus ikut pindah kesana. Aku ingin memberi tahu Rival tentang ini.

Tinn.. Tinn..

"Rival!!" batinku.

Aku langsung keluar dari kamar dan berlari kecil ke arah pintu. Secepat kilat tanganku membuka pintu.

"Devi bukaa!!" terdengar suara Rival dari luar pagar.

Aku hanya heran, secepat apa dia melajukan kendaraannya.

"Woii bukaa" teriak Rival kesal sambil menggedor-gedor pagar.

"Ihh iya val, bentar. Nggak sabaran deh, aku tau kamu kangen."

Setelah Pagar di buka Rival langsung menyeruak masuk. Aku yang heran melihat tingkahnya hanya terdiam mematung di tempat.

"Kenapa sih Dep? Kangen yaa.. Ahh bilang aja iya. Kakakmu mana? Kok rumah sepi?" cerocos Rival tanpa berhenti ketika dia sudah memarkirkan motornya tepat di samping motorku.

"Bisa nggak nanyanya satu satu?"

Sebenernya aku ingin menjelaskan semuanya, tentang aku yang sebentar lagi akan pindah keluar kota. Tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana, aku hanya tidak ingin membuatnya terkejut.

"Oke dep! Lo bisaa!!" batinku.

"Val, sebenernya aku mau ngomong,"

"Ngomong aja kali, ohiya Dep rumahmu lagi kekeringan yaa?"

"Kalau haus bilang aja, gausah pake kode segala. Yaudah tunggu bentar"

Aku pergi menuju dapur meninggalkan Rival yang sedang duduk di ruang tamu.

"Ohh iya Val, lo mau kopi apa teh?" teriakku dari dapur entah di dengarnya atau tidak.

"Gue mau jus."

Setelah beberapa menit..

"KYAAAAAAA... SIAAAPPPP!!"

Aku meletakan Jus tersebut di atas meja tepat di depan Rival. tanpa pikir panjang Rival menegak minuman itu tanpa tersisa. Aku yang hanya tersenyum melihatnya terkejut karena tiba-tiba Rival berdiri dan meraih pergelangan tanganku dan menariknya.
Saat ini aku sudah benar-benar dekatnya.

Noctiluca MiliarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang