"Lo nembak gue nih?" tanyaku.
"Em, gue mulai mikir lo bego beneran," ucap Farrel sambil menyetir mobil.
"Hahaha... ini ga romantis banget, gila. Lo nembak gue di tengah kemacetan gini," jawabku sambil tertawa.
"Yee gara-gara macet nih, jadi?" tanya Farrel......
"I'll be your bae, Farrel," ucapku.
"Thanks," ucap Farrel.Hah? Serius ini cowok? Gue nerima dia dan dia cuma bilang thanks?? Wah, antik nih cowok...
"Rell, kita baru aja jadian loh," ucapku.
"Ya, then?"
"Lo cuma bilang thanks, gitu?" ucapku sewot.
Farrel hanya tersenyum melihat gue, dan..
Dia kembali mencium bibir gue.
Ciuman singkat, tapi tetap membuat gue sangat-sangat menikmati."Is that enough bae?" tanyanya.
"Jesus! Lo.. lo.. ah, gue ga tau mau ngomong apa," jawabku kehabisan kata-kata yang hanya di jawab oleh tawa Farrel.Kami memasuki parkiran Senayan City.
"Lo kenapa manyun?" tanya Farrel setelah memarkirkan mobilnya.
"Udah buruan turun," jawabku cuek.
"Gue kecepetan ngelepas ciumannya? Maap bae, ntar yang ada dedek gue wake up lagi, haha..."
"Anjir, mesum lo onta cina," ucapku.
Farrel pun turun dari mobil, dan bergegas membuka pintu mobil dari gue.
FARREL'S POV
Emil menerima gue menjadi pacarnya. Pacar resminya.
Itu berarti, dia akan manggil gue bae, tanpa ada paksaan dari gue kan?
Apa gue pernah bilang, kalo ciuman dari Emil sangat membuat gue melted ?
Gue berjalan menuju Burger King's bersama Emil, pacar gue.
Haha, gue gak akan berhenti menjelaskan bahwa Emil pacar gue ke kalian, biasalah kasmaran gini ya kan.
Anjir, kenapa gue jadi alay gini?Burger King's, Senayan City, Jakarta, 15.25.
Gue menatap Emil yang lagi melahap cheese burger ukuran medium.
"Kenapa lo?" tanya Emil.
"He? Engga, lo kaya kaum duafa tau makanya," jawabku.
"Dih, gini-gini juga lo suka,"Gue tertawa. Nyaman rasanya berada di dekat Emil.
"Em, sorry ya gue cuma bisa bawa lo kemari, gara-gara ATM gue di banned nih," ucapku.
"Elah, lo masih aja ga enakan gini, santai aja, oya, habis ini lo anterin gue ke toko buku ya?" ujar Emil.
"Iya bae," jawabku sambil membelai rambutnya.
[SKIP]
"Emil, lo itu nyari novel apa sih, capek gue muter-muter di toko buku," gerutuku.
"Gangerti, lagi pengen aja beli novel, lagi lu juga mau-maunya nemenin gue,"
Akhirnya setelah hampir satu jam gue di toko buku, Emil menemukan satu novel.
"Ngenest 3? Lo suka banget buku genre comedy? Kemarin lo beli karangannya Radit, sekarang Ernest," ucapku.
"Hehe.. abis menghibur sih, kamu harus baca novel kaya gini juga ya,"
Kamu. Bukan lo. Haha...
"Kamu? Bukan lo, onta, monyet, babon, atau cina mesum lagi nih?" tanyaku.
"Idih baperan," ucap Emil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks TOD!
Teen Fiction[On Editing] siapa sangka, gara-gara game sederhana yang biasa gue mainin, gue bisa jadiin dia sebagai perempuan gue? - Farrel Sonnie gara-gara permainan bodoh, cowok populer, sok, dan nyebelin itu bisa jadi cowok gue. aneh? - Emilia Sekar #451 in T...