Six. #6

2.4K 111 4
                                    

"Ke apartemen gue, lurus terus aja mentok, kiri," jawab Farrel.

Gue mengikuti arahan Farrel dengan benar atau engga ya? Karena gue berhenti tepat di apartemen yang gak terlalu bagus. Beneran nih?

"Kenapa lo diem? Buruan turun," ucap Farrel membuyarkan lamunan gue.

"Ooh.. eh, iya," jawab gue gugup.

Gue mengikuti Farrel sampai berhenti di sebuah kamar. Kamarnya rapi untuk ukuran cowok seperti Farrel.

Farrel menyilahkan gue duduk di kursi belajarnya, sedangkan dia duduk di tempat tidurnya.

"Kenapa? Aneh ya seorang Farrel tinggal di sini?" tanya Farrel.

"Hm? Ee... I.. Iy... Iya, sih, Maaf deh," jawabku merasa tidak enak.

"Hehe.. santai aja," jawabnya.

Dan keheningan pun terjadi di antara kami.

"Gue balik ya,Rell? Lo gapapa kan gue tinggal?" tanyaku.

"Iya.. makasih bae, kamu baik," ujar Farrel.

Duhh ini anak bikin baper aja deh.

[SKIP]

School time...

"Woyyyy!" seru Felicy.

"Apaan sih lo, Fel!?" jawab gue terhentak.

"Lo itu yang apaan, gue tanyain ga jawab," ujar Felicy.

"Lo tadi nanya apa? Lagi ga konek gue,"

"Dia tadi nanya kenapa lo bolos," jawab Hansen sambil menaruh tas di samping bangku ku.

"Ooh, kemaren gue ada acara,"

"Sama Farrel?" tanya Renny tiba-tiba.

"Diih apaan deh lo, engga lah!" jawab gue berbohong.

"Ah masaa? Kemaren kok bisa lo sama dia ga masuk, terus sekarang masuk?" ucap Berlin.

"Iya mana gue tahu," ucapku menaikkan bahu.

"Hai bae!" ucap suatu suara.

Deg!
Farrel. Aduh itu anak nyari sensasi banget deh..

"Oyyy, diem aja lo gue panggil," ucap Farrel sambil duduk di mejaku.

"Oh, gue?" tanyaku tidak peduli.

"Yaiyalah, emang bae gue siapa kalo bukan lo," ucapnya sambil mengacak rambutku.

"Oohhhh jadi gini lo Em, sama kita? Pacaran tapi gamau bilang nih?" tanya Renny.

"Eeh gue..."
"Hehe.. iya gue sama dia pacaran," ucap Farrel memotong ucapanku.

Hah!? Udah gila beneran ini cowok, heboh deh ini satu sekolah.

Gue menarik Farrel keluar kelas,
"Lo apa-apaan sih!" gerutuku kesal.
"Sstt... gue cium nih?"
"Berisik lo!"
"Oya gue mau minta kunci mobil gue," ucapnya.

Gue kembali ke kelas dan memberikan kunci mobilnya.

"Siap, makasih bae, ngrepotin banget gue ya?" ucapnya.

"Sejak kapan lo ga ngerepotin, bae?"

"Cielaah tumben lo manggil bae atas dasar inisiatif," ucapnya.

Anjir, gue kelepasan ngomong!

"Yaa daripada gue di cium sama lo, jijik gue. Yang ada pipi gue penuh bakteri,"

Farrel hanya tertawa. Ya Tuhan, gue suka banget ketawanya..
beda sama dia yang kemarin. Kasihan, lukanya masih membekas.

"Eh onta," panggilku.
"Bae. Bukan onta,"
"Oke, oke, Baeeee,"
"Iya, kenapa?" tanyanya.
"Umm, lo masih utang banyak penjelasan ke gue ya," ucapku.
"Ha? Penjelasan apa?" tanyanya dengan muka bego.

Thanks TOD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang