Fourteen. #14

1.8K 106 6
                                    

Semenjak gue bilang ke Farrel kalau dia boleh kapan aja ke rumah gue, hampir setiap saat dia di rumah gue.

Seperti sekarang, dia lagi mengerjakan soal latihan ujiannya di rumah gue.

Disaat Farrel sedang belajar, dan gue mendengarkan musik,

"Pah? Kok tumben pulang siang?" tanyaku.

"Eh, Om, selamat siang," sapa Farrel.

"Eh, ada Farrel, iya Em, Papa pusing banget ini. Mama mana?"

"Di kamar," jawabku.

Papa menganggukan kepalanya, dan duduk di sofa dekat Farrel yang terduduk di lantai.

Setelah mencopot sepatu dan berganti pakaian, Papa kembali dengan membawa koran dan segelas teh.

Tiba-tiba,

"Farrel? Kamu gak dateng ke peresmian gedung kemarin?" tanya Papa.

"Peresmian gedung? Gedung apa, Om?" tanya Farrel bingung.

"Loh? Papa kamu kan buka perusahaan baru, kamu gak tahu?" tanya Papa.

"Oh, itu.. Iya, saya tahu Om. Cuma, saya sibuk aja," jawab Farrel.

"Farrel, Om tahu bagaimana kamu. Emil sudah cerita ke Om, kalo boleh saran ya, mending kamu pulang ke rumah kamu dan bicarakan masalah kamu dengan kepala dingin, jangan ada emosi," saran Papa.

Farrel hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

FARREL'S POV

"Oyy, Rell.. liat deh," ujar Panji.
"Apaan? Ganggu orang ngegame lu," jawab Farrel.

"Perusahaan baru keluarga Santosa, resmi dibuka, namun mengapa anak kedua Anda tidak hadir?" tanya seorang reporter.

"Oh, dia sedang sibuk mempersiapkan ujiannya," jawab Papa.

Bajingan.
Gue bahkan gak di kabarin oleh siapapun.
Gue harus kesana.
Gue beranjak dari kamar Panji, dan berganti pakaian.
Gue mengenakan pakaian resmi.

"Jangan bilang, lo mau kesana?"

"Gue cabut," jawabku singkat.

Entah kenapa, gue hanya ingin berada di sana.
Gue mau keberadaan gue itu di anggap.
Sibuk mempersiapkan ujian katanya??
Cih! munafik.

[SKIP]

Aku memarkirkan mobil.
Is there's no red carpet for me?

Namun, tiba-tiba..

"Hey, itu anak kedua keluarga Santosa!" seru seorang wartawan. Dan, dikerubutilah aku dengan mereka.

"Mengapa datang sendiri?"
"Farrel apa tanggapan kamu tentang pembukaan perusahaan baru ini?"
"Dimana kamu akan mendaftar kuliah nantinya? Apa benar di luar negeri?"

Dan berbagai macam pertanyaan lain. Aku hanya menjawab dengan senyum.

Saat aku masuk ke dalam ruangan,

Papa seperti terkejut melihatku.

Aku menghampiri Ia yang sedang di wawancara oleh para wartawan.

"Nah, ini dia anak kedua saya, Farrel Sonnie Santosa," ucap Papa mengenalkanku dan merangkulku.

Boleh kuakui, bagus juga akting kami berdua. Setelah berbasa-basi sebentar dengan para wartawan, aku pun berkeliling.

"Farrel?" ucap sebuah suara.

Fonny. Mantanku saat aku duduk di kelas 10.
Sejak kapan Ia di Indonesia? batinku.

"Eh, apa kabar lo? Ke Indo ga ngasih kabar lo," ucapku.

Thanks TOD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang