Thirteen. #13

1.8K 100 0
                                    

Kemana gue harus pergi ?, batinku.

Entah kenapa, lagi-lagi hanya Emil yang ada di otak gue.

Emil rumah gue.
Emil rumah gue sekarang.
Emil..

Gue terus mengulang nama itu, hingga gue bahkan gak tau lagi, apa makna dari gue yang terus menerus mengulang namanya.

EMIL'S POV

Tok.. tok..

"Siapa, Em?" tanya Mama yang sedang berada di dapur.

"Umm.. gak tahu, sebentar," ucapku sambil berjalan ke arah pintu.

"Farrel, kamu kesini ngapain?" tanyaku.

"Boleh aku masuk?" tanyanya.

Aku menganggukan kepala dan mempersilahkan Farrel masuk.

"Tante," sapa Farrel ramah yang sedang menghampiri Mamaku.

Tak lama kemudian, Farrel keluar dari dapur.

There's something different..

"Farrel, kamu kenapa?" tanyaku.

Farrel hanya diam dan menyenderkan kepalanya di bahuku.

Ia memejamkan mata.

"Emil ini Mama bawa.."

"Pelan-pelan, Ma, nanti dia bangun," ujarku memotong pembicaraan Mama.

Mama hanya tersenyum maklum.

Sekitar setengah jam Farrel tertidur,

"Hooaaaam," Farrel menguap.
"Akhirnya bangun juga, pegel nih," ucapku.

Farrel hanya tersenyum lemah.

"Kenapa?" tanyaku.
"Ha?"
"Kamu kenapa?" tanyaku lagi.
"Aku seharusnya ga kerumah, Em. Mereka munafik," dan Farrel menceritakan semuanya ke gue.

Gue hanya bisa bersender pada Farrel, gue meraba dada Farrel. Sedih rasanya saat melihat orang yang gue sayang sedih.

"Lo rumah gue," ucap Farrel tiba-tiba.
Gue menatap Farrel.
"Lo sekarang rumah gue, Em. Lo cewek yang mau gue ganggu kapan aja, cewek yang mau menyender ke gue kapan aja, dan selalu mendukung gue," jelas Farrel.

Gue tersenyum, "Thanks karena lo udah nganggep gue rumah lo, thanks bae," ujarku sambil masih bersender pada dadanya.

"Apa ortu kamu tau keadaan aku?" tanyanya.

Deg!
Selama ini, gue selalu cerita ke ortu, yaa kecuali bagian gue kissing ya.

"Kenapa?" tanyaku.
"Kalau mereka tahu, gue sangat senang karena mereka masih mau menerima gue," ucapnya sambil tersenyum menatapku dan membelai rambutku.

"Mereka selalu menerima lo kapan aja, Rell," ujarku, "Dimana lo tinggal setelah ini?" tanyaku.

"Rumah Panji, atau Arda, gak tahu gue," jawabnya.

Hati gue perih mendengarnya.

Ya Tuhan, tolonglah Farrel dalam setiap masalahnya, bimbinglah dia selalu, batinku.

"Yaudah, gue cabut ya, makasih kamu udah jadi rumah buat aku,"

"Lo mau kemana?" tanya Emil dengan suara parau.

"Ke tempat Panji, atau Arda.. hehe," setelah berkata begitu, gue berpamitan ke Tante Ruth.

Gue melajukan mobil ke rumah Panji.

EMIL'S POV

From: Emilia Sekar
To: Farrel Sonnie

Dimana bae? xx

From: Farrel Sonnie
To: Emilia Sekar

Halo bae <3

rumah panji, xx

From: Emilia Sekar
To: Farrel Sonnie

Yauda :)

Farrel, as y knw, kamu blh kesini kapan aja

From: Farrel Sonnie
To: Emilia Sekar

thx bae <3

lucky bat gw punya pacar kek lo

Gue tersenyum sendiri dengan bbm yang Farrel kirimkan.

From: Emilia Sekar
To: Farrel Sonnie

mandi sana, udh jam 5 nih..

From: Farrel Sonnie
To: Emilia Sekar

iyaaa bawel xx

Farrel bentar lagi ujian, dia bakal lulus, dan jadi anak kuliahan.

Apa gue masih bisa bareng sama dia?

——————

Gue lagi stuck nih, makanya ceritanya rada ga penting :))

thx for any vote :)

Thanks TOD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang