EMIL'S POV
Pagi ini, gue kembali bersekolah seperti biasa.
Seperti biasa pula, gue. melangkahkan kaki ke kelas.
"Pada ngapain lo?" tanya gue pada Vita dan yang lain.
"Ngerjain PR IPA, udah belum lo?" tanya Felicy.
"Anjir! Lupa gue," jawabku.
Baru saja bersiap untuk mengerjakan PR,"Hai sayang," sapa Farrel yang datang diikuti Panji dan Arda.
"Jijik lo, Rell," ejek Felicy.
"Yee lu sih jomblo mulu," jawab Farrel, "Kamu ngapain, Em?" tanyanya.
"PR IPA nih, belum aku kerjain," jawabku.
"Ooh.. main mulu sih," ejek Farrel.
"Kan lo yang ngajak gue main," jawabku ketus.
FARREL'S POV
Sepulang sekolah, seperti biasa. Sehabis mengantar Emil, gue balik ke apartemen.
Gue kembali melangkahkan kaki menaiko tangga menuju kamar gue. Loh.. loh..
Josse?
Ngapain dia ada disini?
"Heh lo bawa kemana barang-barang gue!?" seruku pada Josse.
Josse hanya melihatku, dan menoleh kepada dua orang berbaju hitam.
Suruhan Papa.
Dua orang itu membawa gue secara paksa ke mobil Josse.
"Eh lo apaan sih, Jos!" seruku.
"Diem, dimana kunci mobil lo?" tanya Josse.Gue diam. Sengaja.
"Oke.. kalau gitu biar mobil lo gue tinggal di sini dan lo gak akan bisa pergi dari rumah saat mobil ini gue pake," ucap Josse.
"Gue taruk deket lampu di meja belajar," ucapku mengalah.
Suruhan Papa langsung mengambil kunci mobilku. Sedangkan Josse dan aku, kami berjalan meninggalkan apartemen.
Tidak perlu di tebak. Gue tau, tujuan kami adalah ke rumah.
Gue bergidik jijik, rumah? Bagaimana bisa tempat itu gue sebut rumah?throwback.
"KAMU ITU YANG ENGGAK PERNAH BISA NGERTI!" seru Mama.
Lagi-lagi mereka bertengkar. Kali ini, penyebanya gue. Gue yang baru aja di panggil kepala sekolah karena berantem sama kakak kelas gue, kelas 11.
"Lo berdua bisa diem gak sih!? Berisik lo pada!! JUST SHUT THE FUCK UP! Gue mau pergi dari tempat ini, gue jijik sama lo berdua," ucapku.
PLAK!
Bokap menampar gue. Gue hanya tersenyum.
"Puas? Kalau gitu, gue permisi,"
Itu adalah hari dimana gue meninggalkan rumah gue.
Dalam kurun waktu itu, setiap siang gue kembali ke rumah untuk mengambil barang-barang gue yang belum gue ambil.throwback. again.
"Ngapain Papa bawa cewek perek itu kemari!?" seru Josse tidak terima.
Gue hanya bisa berdiam di kamar, memeluk Stephanie yang ketakutan setengah mati.
"Apa ini alasan Papa, jadiin Mama manager accounting di kantor Papa!? Supaya Papa bisa meniduri semua lonte!?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks TOD!
Roman pour Adolescents[On Editing] siapa sangka, gara-gara game sederhana yang biasa gue mainin, gue bisa jadiin dia sebagai perempuan gue? - Farrel Sonnie gara-gara permainan bodoh, cowok populer, sok, dan nyebelin itu bisa jadi cowok gue. aneh? - Emilia Sekar #451 in T...