Part 3

842 61 11
                                    

"Kamu kenapa nangis? Kenapa bajumu basah semua seperti ini?"

"Kak Kevin?" Desis Glory..

*

"Kamu kenapa?" Kevin bertanya.

"Eh. Gapapa, kak. Kak kevin ngapain disini?" Tanya Glory.

"Mending kamu ganti baju dulu, bukannya di UKS biasanya ada baju cadangan? Saya keluar dulu."

Selang beberapa menit, Glory keluar dari UKS dan melihat Kevin.

"Kak Kevin kok bisa disini sih?" Tanya Glory.

"Mulai hari ini, saya bekerja disini."

"Benarkah? Wah, selamat kak kevin!" Ucap Glory.

"Jadi, tadi kenapa menangis?" Tanya kevin, Glory hanya menggeleng.

"Saya duluan ya kak, eh mungkin disini saya harus memanggil pak. Duluan ya pak guru."

-Kevin-

Akhirnya, aku bisa menginjakkan kaki disekolah ini dan bertemu dengan Glory. Sebenarnya, ini adalah semacam takdir yang dibuat-buat. Aku sengaja masuk kesekolah ini, dimana sekolah ini adalah sekolah yang didirikan papaku, ya papaku pemilik sekolah ini. Papaku adalah seorang pengusaha yang terbilang sukses dan cukup terkenal, dapat mendirikan yayasan dan sekolah favorit nan elit di Jakarta, memiliki banyak cabang perusahaan dan beberapa asetnya yang aku pun tidak bisa menghitungnya.

Tentu saja, aku memiliki tujuan mengapa aku berada disini. Sejak kecil impianku adalah menjadi guru, entahlah aku hanya menginginkannya. Lalu, aku memutuskan untuk kuliah di pendidikan guru, namun papa menentang akhirnya aku kuliah di dua jurusan, yaitu guru dan administrasi bisnis. Untung saja otakku cukup jenius, jadi aku hanya perlu waktu sekitar kurang lebih 5  tahun untuk menyeleseikan kuliahku didua jurusan. 

Aku sangat menyukai Glory, ya sangat. Kebetulan, adikku derby sekolah disini. Aku mengetahui Glory dari Derby, dia memperkenalkannya kepadaku dan aku langsung tertarik lalu tanpa basa-basi aku menggali secara detail informasi tentang Glory, dan aku pun menemukan celah itu.

Baru pertama masuk disekolah ini, aku sudah melihat gadis itu menangis di UKS dengan baju yang berantakkan. Nampaknya dia menjadi korban bullying mengingat kasus yang menimpa papanya, aku mengerti pasti dia akan menerima hal yang seperti itu, aku merasa kasihan dengannya.

"Selamat siang, saya Kevin, guru baru disini. Saya akan mengampu pelajaran Matematika. Semoga saya dapat segera beradaptasi dengan kalian begitu juga sebaliknya. Terimakasih. Saya akan melanjutkan pelajaran sebelumnya."

Selama aku memberikan materi, aku mencuri pandangan ke Glory, dia terlihat kurang baik, dia tidak dapat berkonsentrasi penuh.

"Apa aku bisa menenangkan pikirannya? Aku selalu ingin berada disisinya."

-Author-

"Bisma!"Panggil Glory.

Mendengar suara Glory, bisma tak memperdulikannya dan terus berjalan.

"Bisma!" Glory pun berlari mengejar bisma hingga akhirnya ia dapat mensejajarkan langkah kakinya dengan kaki bisma.

"Bisma, sapu tangan lo gue cuci dulu ya. Thanks." Kata Glory.

"Hm." Hanya itu jawaban bisma.

"Eh, mama lo baik-baik aja kan?" Bisma menghentikan langkahnya.

"Heeeeem?" Glory masih menunggu jawaban dari bisma.

"Gue udah pernah bilangkan sama lo, lo harus anggap kalau kejadian kemarin tuh nggak pernah terjadi!" Seru bisma, Glory menunduk, merasa bersalah. Glory lupa dengan pesan bisma.

Star In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang