Part 12 (END)

118 11 6
                                    

"Aku tidak akan memaafkanmu, bisma. Tidak akan pernah." Jawabnya, aku merasa ia juga semakin erat memelukku. Aku tersenyum, benar-benar ini adalah yang aku inginkan, meskipun bibir Glory berucap tidak akan pernah memaafkanku, namun aku yakin.. Glory tetap mencintaiku sampai sekarang, Glory memang tidak pintar berbohong, dia tidak akan bisa membohongi dirinya sendiri.


-Author-


Bisma melepaskan pelukan Glory kemudian menatap wajah glory sejenak.
"Apa kamu khawatir denganku?" Tanya Bisma masih menatap wajah Glory yang dipenuhi dengan air mata.
Glory terdiam dan menghapus air matanya sendiri, tapi air matanya masih mengalir karena perasaannya yang tidak karuan.
"Kembalilah denganku, ry." Sambung bisma kembali, Glory langsung menatap tajam bisma.

Tatapan Glory membuat bisma sedikit gugup. Mata Glory yang masih berair membuat rasa bersalah bisma semakin dirasakannya. Bisma sudah tidak tahan lagi untuk tidak mengatakan bahwa bisma menginginkan Glory menjadi miliknya.

"Beraninya kamu berkata seperti itu." Jawab Glory singkat, Glory ingin pergi namun kakinya tidak mau pergi, Glory hanya terpaku menatap Bisma.
"Aku tidak bisa menahannya lagi." Ucap Bisma.
"Aku sudah milik orang lain, aku tidak bisa mengatakan aku mau kembali denganmu." Jawab Glory "Meskipun aku menginginkannya." Sambung Glory dalam hatinya.
"Aku masih belum terlambat bukan? Kamu belum sepenuhnya milik Kevin, Glory. Aku masih bisa mendapatkan hatimu kembali." Jawab Bisma.
"Mamaku tidak menginginkanmu."Sahut Glory. "Begitu juga dengan mamamu, bukan?"
"Aku akan menjelaskan kepada mereka." Ucap Bisma.
Glory terdiam sejenak, kemudian menghela nafas panjang dan kembali menatap bisma.
"Aku memang mengkhawatirkanmu tadi, tapi aku sudah tidak mencintaimu lagi, bisma." Ucap Glory dengan penuh keyakinan, namun bisma masih bisa melihat kebohongan dari matanya.
"Aku pergi ya." Sambung Glolry kembali.

Glory berjalan meninggalkan Bisma, Bisma terdiam melihat Glory meninggalkannya. Bisma tidak tahu harus berbuat apa, dia juga merasa tidak tahu diri jika memaksakan untuk membuat Glory kembali lagi padanya, namun dia masih menginginkannya.
"Haruskah aku menyerah?" Batin Bisma. "Aku rasa tidak akan menyerah" Sambung Bisma lagi.

Glory pulang kerumah dengan wajah yang berantakan dan air mata yang masih tersisa dipipinya. Kevin pun menyambut Glory dengan penuh kekhawatirkan.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Kevin, Glory pun duduk di sofa diikuti oleh Kevin. Glory hanya menggeleng dengan menunduk dan pandangan yang kosong. Kevin mengerti, Glory masih belum stabil perasaannya dan Kevin juga mengerti perasaan yang sekian lama dia tahan kini kembali menggebu-gebu, perasaan dimana Glory sangat merindukan Bisma dan ingin kembali pada Bisma. Kevin tahu betul perasaan Glory karena saat Kevin bersama Glory, Glory terlihat tidak tulus dengan Kevin, Kevin tahu betul bagaimana perbedaan perlakuan Glory kepadanya dan Bisma. Terlebih lagi setelah kejadian tadi, Kevin merasa bersalah karena selama ini telah mengengkang perasaan Glory agar mencintai Kevin.
"Menangislah, jika ingin." Ucap Kevin, Kevin ingin sekali memeluk perempuan yang berada dihadapannya sekarang ini, namun rasa bersalahnya lebih besar.

Glory pun menangis, menutupi wajahnya karena terlalu malu menangis di depan orang yang selama ini telah menemaninya. Glory sangat malu karena dia tidak bisa bersikap baik di depan Kevin selama ini. Glory terlalu malu dia menangisi orang lain di depan tunangannya sendiri.

"Kamu ingin kembali dengan bisma?" Tanya Kevin, perlahan Kevin memegang pundak Glory.
Glory hanya menggeleng, dia tidak bisa mengangguk karena akan melukai perasaan Kevin.
"Aku sudah terluka, Ry. Tidak masalah jika kamu mengatakan iya." Jawab Kevin seakan mengetahui isi pikiran Glory.
"Mungkin aku yang salah karena selama ini selalu memaksamu padahal aku tahu sekali kamu sama sekali tidak menginginkanku." Sambung Kevin, Glory tetap terdiam.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku harus pergi agar kamu merasa lebih baik?" Tanya Kevin.
Glory tetap terdiam dengan menangis sesenggukkan. Tidak ada yang bisa Glory katakan selain menangis. Glory hanya ingin menangis.
"Aku.. aku bingung." Akhirnya Glory mengeluarkan suaranya. Glory membuka tangan dari wajahnya kemudian mengusap air matanya sendiri.
"Aku dari dulu memang belum bisa mencintaimu sama seperti aku mencintai Bisma, tapi aku selama ini berusaha." Ucap Glory, maksudnya adalah untuk membela dirinya bahwa dia tidak sepenuhnya salah.
"Aku tahu kamu sudah berusaha ry." Jawab Kevin.
"Aku tidak tahu dengan diriku sendiri, bagaimana aku tidak bisa mencintaimu yang sudah berada di sampingku selama ini. Dan aku lebih bingung dengan diriku sendiri, bagaimana aku bisa tetap mencintai lelaki brengsek yang dulu tidak bisa mempertahankanku." Ucap Glory.
"Perasaan manusia memang begitu ry. Tidak rasional. Aku juga masih tetap mencintaimu meskipun kamu telah berkata seperti ini." Jawab Kevin, Glory kembali menangis karena merasa bersalah.
"Maafkan aku Kak Kevin, aku benar-benar minta maaf. Aku harus bagaimana?" Tanya Glory dengan air matanya yang mengalir deras.
"Kamu harus meninggalkanku." Jawab Kevin "Mungkin kamu akan bahagia." Sambung Kevin.
"Kamu tidak perlu khawatir denganku, aku akan baik-baik saja." Ucap Kevin.
"Mamamu sudah seperti itu keadaannya, kamu harus segera mendapatkan pasangan yang memang kamu sayangi. Papamu sebentar lagi akan bebas dari penjara dan Papa Bisma sudah meninggalkan mamamu. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan saat kamu ingin bersama Bisma lagi." Jelas Kevin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Star In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang