"Bis-ma, K-Karisma?" Desis Glory.
Namun Glory dengan cepat melupakan nama yang berada di name tag tersebut, dia mendongakkan wajahnya dan melihat dokter tersebut tengah melepas masker, dan disaat itulah Glory menyadari bahwa Dokter ini adalah pemilik name tag yang sedang ia pegang..
*
Bisma sebagai asisten professor yang berada dirumah sakit tersebut terkejut, melihat pasien yang berada dihadapannya sekarang. Bisma mengenal benar siapa wanita ini, ini adalah Mama Glory. Tidak ada satu menit, lamuan bisma buyar karena dia harus segera bertindak membantu agar mama Glory tertolong.
"Bisma, kamu saja ya yang menjelaskan tentang kondisi pasien ini." Ucap profesor bisma setelah selesei menangani mama Glory.
"Ba-baik, prof." Jawab bisma, dengan ragu.
Jantung bisma berpacu lebih cepat saat berjalan keluar ruangan, dan disitulah bisma dapat melihat Glory, terlihat Glory sedang memungut name tagnya, memang saat bisma berlari tadi, bisma kehilangan name tagnya. Bisma berjalan menghampiri Glory, lalu melepas maskernya.
Glory yang tadi diam menatap bisma, sekarang langsung memutar badannya dan berjalan cepat untuk meninggalkan bisma. Bisma tidak menahan gadis itu, bisma mengikutinya, dan Glory sadar. Glory tidak tahu dia berjalan kearah mana, dia berjalan asal untuk menghindari bisma, namun bisma masih saja tetap mengikuti Glory dengan santai, hingga akhirnya Glory mendapatkan bahwa jalan yang ia lewati adalah jalan yang membuatnya menemukan jalan buntu.
"Sampai kapan kamu akan terus menghindar, Ry?" Akhirnya bisma berbicara.
"......" Tidak ada jawaban dari Glory.
"Aku ingin mengatakan sesuatu." Bisma mendekat, Glory menyadari itu dan langsung membalikkan badannya.
"Jangan mendekat!" Seru Glory, bisma menghentikan langkahnya.
"A-aku tidak ingin berbicara denganmu." Ucap Glory.
"Tapi kita harus." Sahut bisma.
"Aku pergi." Glory hendak meninggalkan bisma, namun begitu melewati bisma, bisma menahan Glory, dengan memegang pergelangan tangan Glory. Membuat jantung Glory harus bekerja 5x lebih cepat dari biasanya.
"Ini tentang mamamu."
Glory tidak melawan, namun dengan lembut glory melepaskan tangan bisma dari pergelangan tangannya. Mata Glory yang lelah menatap bisma dengan sendu, bisma tidak mampu mengartikannya, Apakah mata Glory menunjukkan kerinduan pada bisma, atau kekhawatirannya tentang keadaan mamanya, atau bahkan keduanya?
Akhirnya, bisma dan glory duduk dikursi tunggu yang berada dilorong rumah sakit. Suasananya sangat sepi mengingat ini sudah pukul 02.30 pagi hari.
"Bagaimana keadaan mamaku?" Suara Glory bergetar.
"Tidak baik." Jawab bisma, Glory dan bisma tak saling menatap. Namun bisma memperhatikan Glory dari atas sampai bawah, mata bisma fokus dengan jemari tangan Glory dimana terdapat cincin yang terpasang dijari manis Glory, Glory yang menyadari itu pun menyembunyikan jemarinya dengan tangan lainnya.
"Maksudmu?" Tanya Glory, mencoba mengalihkan padangan bisma.
"Jantung mamamu, kamu harus menjaga mamamu agar tidak terlalu lelah dan stress." Jelas bisma, Bisma dapat mendengar nafas panjang Glory.
"Mama memang selalu seperti itu, dia tidak pernah mendengarkanku." Ucap Glory putus asa, bibirnya berucap begitu saja seperti sudah bertemu bisma berulang kali.
"Jika begitu, buat dia mendengarkanmu."
Bisma berdiri, hendak meninggalkan Glory. Bisma tidak tahan jika terus melihat Glory, dorongan untuk memeluk Glory sangat kuat didalam diri bisma, namun sepertinya bisma tidak dapat melakukan hal tersebut, bisma sadar bahwa Glory sudah ada yang memiliki, hati bisma begitu sakit, ingin sekali menanyakan kepada Glory tentang semua yang ada dipikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star In My Life
Teen Fiction"Hidupku selalu gelap, entah itu siang ataupun malam akan selalu gelap. Aku membutuhkan sebuah bintang agar aku bisa melihat dan mengetahui apa yang akan aku lalui. Apakah kamu, bintang itu?" -Glory. "Aku tidak membutuhkan siapapun didunia ini, aku...