ALDIRA
Paris, kota yang setiap satu bulan sekali selalu hadir di mimpiku. Keluar dari salah satu bandara internasional terkenal di Paris aku dan mama pergi menaiki mobil, melanjutkan perjalanan ke toko coklat di Paris. Yang memiliki pasties coklat profesional di sana.Lebih dari tiga jam perjalanan kulalui dengan mama. Akhirnya aku sampai. Rasa lelah dan pegal seakan tidak terasa. Semua rasa itu, tidak ada bandingannya dengan menyusuri jalan di Paris yang padat dan lancar, menara eiffel yang menjulang tinggi di langit, berbagai museum seni dan sejarah tidak luput dari penglihatan.
Bunyi lonceng berdenting saat mama mendorong pintu kaca toko. Aku berada di belakang mama. Alunan musik khas Perancis mengalun merdu saat aku dan mama menginjakkan kaki di lantai marmer hitam yang memantulkan cahaya lampu hias yang tergantung di sana. Aroma berbagai jenis coklat membaur menjadi satu di indra penciuman ku. Berbagai coklat dengan warna dan bentuk yang berbeda dan terlihat menggiurkan disusun rapi dalam rak kaca yang sangat besar berbentuk setengah lingkaran tepat di depanku. Berbagai coklat memenuhi setiap tingkatan di dalam rak yang membuatku ingin melumat setiap coklat itu.
Ada sebuah tangga melingkar sempurna dengan warna coklat dan semuanya terbuat dari besi. Aku menatap ke sekeliling ruangan. Di kedua sisi pintu terdapat jendela kaca yang sangat besar dengan tulisan 'je t'aime' di depannya. Toko ini seperti bayangan ku. Meja sedang berbentuk bulat berwarna hitam dengan kursi yang indah dan sangat khas Perancis. Dinding berlatar putih bergambar dewa cinta dan gambar coklat dengan berbagai bentuk terlukis indah di dinding.
Terdengar bunyi langkah kaki berat dari tangga besi yang jaraknya sekitar dua meter dariku. Mama menghampiri seorang pria yang turun dari tangga itu. Dia memakai baju koki berwarna putih dan lengan baju yang digulung ke siku. Dia masih cukup muda dan wajahnya pun rupawan. Mama memeluk pria itu dan berbicara dalam bahasa Perancis yang sama sekali tidak ku ketahui. Aku mendekati mama dan mama langsung merangkul bahuku dan berbicara lagi pada pria itu dan dia pun tersenyum.
"Al...kenalkan dia Russell Richardson dia pastier yang akan jadi atasan mu nanti, banyak-banyak belajar oke..." ujar mama padaku saat selesai berbicara pada pria di depanku. Yang bernama Russell.
"may I introduce myself to you young lady?" ucap Russell padaku, sembari tersenyum.
"ye..yes please" ujarku gugup.
"my name is Russell Richardson, I'm not truly French. My mom is Spanish. Can I know your name? " ucap Russell mengulurkan tangannya.
"I'm Aldira, you can call me Al" ujarku menjabat tangannya.
"hi Al, I'm so sorry Shinta I've to back to the kitchen, and for you Aldira you can work tomorrow and don't be late" ujar Russell padaku dan mama bergantian.
"that's fine, go make some chocolates there" ujar mama.
Russell kembali menaiki tangga besi melingkar itu. Dan aku bisa mengetahui jika dapurnya berada di lantai dua. Toko ini penuh kejutan untukku sendiri.
Mama mengajakku untuk duduk di salah satu meja kosong yang berada di tengah ruangan. Pengunjung di sini terlihat sangat ramai. Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang terpandang. Dilihat dari baju dan penampilan mereka.
Tidak lama pelayan datang dan berbicara dengan mama sambil mencatat sesuatu di buku kecil yang dibawanya dan beranjak pergi.
"kamu harus nyicipi coklat buatan Russell, dia salah satu pastier terkenal di Paris. Toko dan produk coklat buatannya sudah mendunia" jelas mama setelah melihat rupaku yang penuh tanda tanya sejak awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reina
Genç KurguReina, gadis 20 tahun yang sejak kecil tinggal di panti asuhan karena orang tuanya yang telah pergi menemui Tuhan, harus berjuang untuk bertahan hidup. Namun dia tidak sendirian, ditemani sahabatnya, mereka merajut kehidupan mereka. Hingga satu-pers...