Cessa memejamkan matanya, lalu mendengus keras. Harusnya ia tau, bahwa menerima tawaran Elang berarti ia harus menghadapi banyak risiko.
Brengseknya, cowok itu sudah nyolong start duluan, tidak cukup tatapan tajam para Elang-lovers, Cessa kini harus menahan diri, untuk tidak mengacak-ngacak mading dihadapannya.
NOLAK KAPTEN BASKET, TERNYATA TUAN PUTRI TAKLUK PADA KAPTEN FUTSAL!
Dia tidak perlu bertanya dua kali, untuk tau siapa dalang dari hadline norak lengkap dengan foto keduanya pagi tadi.
Bimo. Cowok iseng kacungnya Elang!
"Cess, tuh kan bener. Lo beneran jadian ya sama kak Elang?" Chika bertanya setengah berbisik. Cessa tidak menjawab pertanyaan Chika, sahabatnya ini kayaknya memang belum mengenal Cessa seratus persen deh.
Tadi, setelah adegan diparkiran, Cessa sudah mendengar pertanyaan "Cessa, lo jadian sama kak Elang?" hampir seratus kali. Dan tidak ada satupun pertanyaan yang ia jawab, termasuk dari Chika, otaknya sibuk mengatur strategi untuk memenangkan permainan ini.
Dia harus bisa membuat Elang jatuh cinta. Titik.
Cessa masih memikirkan kemungkinan kesialan lainnya, ketika sebuah suara mengalihkan pikirannya. "Jadi, abis kapten basket, sekertaris futsal sekarang kapten futsalnya gitu?" nada suara itu penuh penekanan, dan ledakan yang tertahan.
Malaikat maut sudah datang rupanya.
Cessa memejamkan matanya sebentar, lalu berbalik menghadap Angel.
"Nah itu kakak tau, tenang aja saya nggak akan sama yang lain lagi, cukup sama kak Elang." kalimat Cessa akhirnya membuat Angel meledak, ditariknya rambut Cessa, lalu dilemparkan tubuh Cessa hingga membentur dinding.
Cessa yang sama sekali tidak bersiap, hanya bisa mengaduh, merasakan punggung dan tengkoraknya yang menabrak beton putih tersebut. Jambakan Angel juga memberikan efek serupa dikepalanya, berdenyut ngilu.
"BRENGSEK, LO EMANG MAU MAIN-MAIN SAMA GUE YA?!" Angel menarik rambut Cessa lagi, tapi kali ini Cessa sudah pulih dari kekagetan, ditatapnya Angel lalu dibalasnya jambakan cewek itu.
"KALIAN SEDANG APA?!" suara mengelegar Bu May tidak mengalihkan perhatian keduanya. Cessa yang tersadar duluan, melepaskan rambut Angel dengan hentakan keras, sehingga rambut cewek itu tersisa ditangannya.
Angel pun akhirnya melakukan hal yang sama. Bu May menatap marah kearah dua siswinya yang tengah menjadi pusat perhatian tersebut. Baru sebulan insiden di lobby, belum sampai seminggu ada muridnya yang mencoba bunuh diri, sekarang dua cewek ini sudah bikin masalah lagi.
May merasa bahwa ia akan cepat tua jika terus mengurus anak-anak bermasalah ini."Kalian berdua ikut saya." ucap guru itu dingin, membuat sekelilingnya bergidik ngeri.
Selama ini Cessa hanya berhadapan dengan Bu Dina, dihari pertama menjabat sebagai pacar Elang sudah ketimpa sial rupanya dia, di panggil langsung oleh guru paling killer seantero Taruna. Lihat saja, Cessa akan benar-benar membuat cowok itu bertekuk lutut dihadapannya, didepan sejuta pasang mata siswa Taruna.
Belum Cessa dan Angel melangkahkan kakinya, Elang menyeruak dari kerumunan lalu bersiul. Cessa harus menahan diri untuk tidak memutilasi cowok itu, dan mengumpankan daging Elang pada anjing dijalanan. Apalagi waktu melihat wajah Bimo yang muncul disamping Angel, cengengesan seperti orang tidak berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You? Really?
Teen Fiction#06 TeenFiction (23 Januari 2017) Pemenang The Wattys 2016 kategori Cerita Luar Biasa. Kita adalah sama, mencintai dalam luka. Aku baik, namun dalam sudut yang tidak kasat mata, aku lebih dari terluka. Kamu baik, tapi dalam sisi yang tidak tersentuh...