"Eh kalian tuh jahat banget sama gw-", Alina membuat muka sedih,
"gw kan mblo terus ntar gw bayar sendirian gitu." Ucap Alina
Angel dan Risya tertawa terpingkal-pingkal sementara Alina mengerucutkan bibirnya.
Cafe~
"Mang enak! Sukurin kena gosip palsu--" Alina menyeruput green tea nya,
"Makan tuh hot news." Cibir Alina.
"Alina tuh dendam atau apasi? Kayaknya seneng banget liat kita ketipu ya ga?" kali ini Angel yang mengerucutkan bibirnya, pluss anggukan Risya, Yoga, dan Eri yang bela-belain dateng karna tergiur gosip palsu.
"Gua cuma kesel! titik gak pake kom--",
"Eh eh ada cogan nohhh",
teriakan histeris terdengar dari berbagai penjuru cafe membuat Alina bungkam.
"Najes! Cogan doang hebohnya udah kayak dapet emas atu karung!"
Ucap Alina penuh penekanan pada kalimat yang digaris bawahi."Yaelah Lin kek Lu gak pernah gitu aja." Ucap Yoga dan Eri serentak.
"Cih! Jijay gua mah, masih cakepan juga niko kucing gua."
"Udah-udah kalian kayak gak tau Alina kayak gimana? Diakan dimulut ama di hati beda jauh." Sambar Risya.
"Risya kali ini minta dimakan oleh ku ya?" Tanya Alina geram.
Baru saja Risya ingin menjawab pertanyaan Alina sesosok pria kira-kira beda dua tahun dengan mereka datang menghampiri mereka.
"Ris--, ngapain lu disini? Gua nyariin kemana-mana juga." Ucap sosok tadi.
"Lah suka-suka Gua, Lu aja kemarin marah sama gua, coba gak ada Alina pasti Lu masih dengan prinsip Lu." sambar Risya dengan penekanan disetiap katanya.
"What the hell? Ngapa bawa-bawa nama Gua?" Tanya Alina yang terfokus pada handphone nya.
"Lu--". Ucap pria itu dengan volume lumayan kencang.
"Hah? -" , Alina mengalihkan pandangnya ke pria tersebut.
"Eits! Kek kenal Gua? Tapi dimana ya?" Alina menggaruk terngkuk lehernya yang tak gatal.
"Lu yang nabrak Gua waktu itu" ucapnya datar.
"Eh? Kok Gua lupa? Yaudah maaf kalau Gua udah nabrak Lu, dan er---" Alina melihat ke arah Risya seolah bertanya siapa pria itu.
"Rasya!" Ucap pria tersebut.
"Oke Rasya--", Alina menerawang sesuatu seakan ia mencoba mengingat suatu hal.
"Eh! Elu! Yang ngeselin kek batu! Kakaknya Risya yang suruh minta maaf aja susah? Idih kok Gua merinding tiba-tiba ada Lu disini ya?" Alina membuat tampang sedatar-datarnya.
"Apa-apan Lu? Lu yang sksd sama Gua ya! Lu juga yang nabrak Gua tanpa minta maaf."
"Elu!"
"Lu!"
"Lu!, Gua juga udah minta maaf tadi ya!"
"Lu!, Minta maaf udah kayak ngajak ribut!"
"STOPP!" Suara Risya menggelegar di cafe ini membuat seluruh mata menatap kearah mereka.
"Kita cabut dulu mending gak enak bro!" ucap Eri terlihat menggandeng tangan Angel dan yoga pun juga melakukan hal yang sama dengan Risya, cafe pun kembali seperti semula.
"Eh--, tega ama Gua ya! Eh jangan tinggalin Alin, Alin takut sama om ini!" Ucap Alin seraya menunjuk ke arah Rasya.
"Eits! Bocah! Gua belum tua umur Gua masih 15 tahun!", ucapnya sambil menyentil kening Alin.
"Aduh-- noh kan bener! Alin gak ngapai-ngapain aja udah gini? Gimana ntar? Aduh duh Alin takut, Oh iya satu lagi Alin udah 14 tahun bukan bocah lagi!" Ucap Alina sambil bertolak pinggang.
"Kalian selesaikan urusan kalian baru kami mau ke meja ini lagi." Ucap ketiga temannya sambil beranjak pergi.
"Tega!" Umpat Alina.
"Jadi jelasin semuanya sekarang juga! Gua mau balik kalau gak." Tanya Alina.
"Gak ada." Ucap Rasya singkat.
"Fine! Gua pulang, bye!" Alina pun menghilang ditelan bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
First & Last [✔]
Novela JuvenilPerasaan yang tidak pernah bisa di tebak oleh manusia manapun, dari awalnya membenci bahkan mengganggap seseorang itu sebagai musuh bisa jadi berubah menjadi sebaliknya, Alina dan Rasya yang awalnya selalu bertengkar namun berakhir bersama menjadi...