9

67 9 4
                                    


"KENAPA? Kenapa liburan habis secepat ini? Huwaa!! Aku mau di sini! Aku belum mau pulang." Alina berteriak-teriak tidak jelas, semua menggelengkan kepala karna tingkahnya.

"Kita pulang masih 2 hari lagi kenapa kamu kayak orang kebakaran jenggot Alin." Syifa tampak serius dengan majalah Fashion yang sudah pasti Alina tidak tahu.

"Hah? Jenggot? Alin gak punya ya, yang ada tuh Rasya, kan dia udah tua bentar lagi jenggotan." Rasya yang sedang makan langsung tersedak,

"Whahahaha." Mereka semua tertawa karna reaksi Rasya, dan Rasya langsung mengerahkan jurus jitakannya ke Alin.

"Aduh! Sakit kan! Uwah Risya, Angel, syifa, bales dia." Alin menegang kepalanya yang nyut-nyutan.

"Gak!" Ucap Risya yang sibuk suap-suapan dengan Yoga, Angel yang tetap fokus dengan Film yang di tontonnya, dan Syifa yang masih berkutik dengan majalahnya.

"Oh iya syif kamu lagi suka sama brondong gitu ya? Anak kelas 7 kan?" Tanya Alina tanpa dosa.

Syifa langsung melempar majalahnya tepat di wajah Alina dan menatapnya tajam seperti singa mau memakan mangsanya, serem!

"Beneran syif? Yaampun nanti kita comblangin mau gak?" Tanya Risya.

"Iya aku ikutan nanti aku coba cari infonya." Lanjut Angel.

"Gak salah jel? Kan lu paling kudet? Bukannya yang paling jago stalker itu Alina." Jawab Syifa

"Uhuk-uhuk." Alina tersedak karna mendengar perkataan syifa.

"Pftttt, Batuk nek minum bayigon aja." Sindir Rasya.

"Rasya kamvret, manusia Alien." Balas Alina.

"Bukannya lu ya yang keturunan Alien?"

"What?! Gua cantik dan menawan ini dibilang Alien periksa mata deh Ras."

"Yeuh! Over pede lu len."

"Kenyataan bro."

"Eh bentar Pause dulu berantemnya, itu ada yang bertamu." Rasya langsung membukakan pintu.

Betapa kagetnya mereka yang datang itu Karin berserta keluarganya, Risya yang melihatnya mendelik tidak suka, dan yang lainnya melihat dengan tatapan jijik, sementara Alina ia hanya menundukkan kepalanya.

"Maaf kami menganggu waktu kalian, namun saya ingin menitip anak saya Karin kepada Rasya, ia akan pindah ke Bekasi, dan akan satu sekolah dengan kalian jadi apakah nak Rasya bersedia membantu saya ?" Ucap ayah Karin.

Mereka semua terkejut sementara Alina terus berusaha membendung Air Matanya yang mendesak keluar tanpa sebab.

"Baik Om, tapi Karin tinggal di mana ya Om?" Tanya Rasya.

"Dirumah kalian Rasya dan Risya nanti Om akan meminta izin pada kedua orang tua kalian." Jawab Ayah Karin.

Deg! Jantung Alina ingin copot saat mendengar nya, Air mata mulai mengalir deras di pipinya ia segera bangkit dari duduknya dan menuju halaman belakang.

Ia duduk di Ayunan ntah kenapa hatinya sakit, saat mendegarnya padahal semua itu tidak ada sangkut paut dengannya.

Alina mengenggam Tali pengantung Ayunan tersebut ia menangis, ia menangis sampai Air matanya mengering.

"Apa? Apa yang terjadi padaku? Kenapa ini semua terasa sakit? Kenapa? Alin tidak pernah merasakan ini! Kenapa? Alin kenapa?" Ucapnya di sela isak tangisnya,

Sementara seseorang tersenyum penuh kemenangan melihat ke arahnya, siapa? Sudah pasti Karin, ia menampilkan senyum yang sungguh menyebalkan.

Voment nya yaa ^^

First & Last [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang