Setelah menangis Sepuasnya Alina sekarang harus memikirkan cara masuk tanpa harus di introgasi layaknya penjahat karna matanya yang bengkak.
"Umma! Nih mata ngajakin ribut bikin susah aja, lagi kenapa nangis tanpa sebab si? Kan ngabisin tenaga aja." Umpat Alina sambil mengerakkan ayunannya.
"Alien lu dimana? Kita mau cari makan nih." Rasya tampak berjalan ke arah Taman.
"Gawat!"
"Lien, Lu ngapain nutupin muka pake tangan gitu?" Tanya Rasya yang sudah ada di depan Alina.
"Sono ah, jangan kepo." Alin mendorong Rasya dengan satu tangan.
"Yaudah gua pergi." Ucap Rasya.
Namun ia bukannya pergi malah menarik tangan Alina dari mukanya.
"Tapi boong, hehehe." Lanjut Rasya.
"Uwahhh! Rasya ih jangan di tarik tangannya."
"Gak! Kenapa dulu."
"Gak papa ish!"
"Bohong ah, Alien boong."
"Bener-- hyaa!" Alina kehilangan keseimbangannya dan hampir jatuh dari ayunan karna Rasya.
Rasya dengan gesit menarik Alina dan memeluknya, Alina mematung di dekapannya, ia merasa sangat nyaman sekaligus sakit, ia kembali terisak.
"Hiks Hiks, Rasya mah! Tadikan serem huwaaaa." Ucap Alina
"Maaf, abis Alien bikin khawatir." Rasya mengelus puncak kepala Alina untuk menenangkannya.
Alina menangis semakin kencang ntah kenapa perasaannya begitu sakit, Rasya kebingungan apa ya harus di lakukannya? akhirnya ia tetap memeluknya dan mengelus puncak kepalanya untuk menenangkannya.
Waktu terus berjalan Alina terus menangis, namun tangisannya berhenti, Ia menoleh ke atas dan melihat wajah Rasya, kekhawatiran terlihat di sana.
"Udah tenang Lin? Kalau ada masalah cerita aja."
"Udah kok, makasih yaa." Alina tersenyum tulus.
"Sampai kapan kalian mau peluk-pelukan gitu, kapan aku sama dia bisa gitu? Uwahhh jones akuu Ris, jel, ga, ri." Ucap Syifa.
"Yogaa! Aku mau! Ihhh mereka sosweet." Ucap Risya.
"Ayo beb, sini aku peluk." Balas yoga.
Angel menjitak ketiga temannya itu dan menatap mereka tajam, seakan berbicara "ganggu suasana lu pada.".
Alina masih di dalam dekapan Rasya, ia sangat malu begitupun Rasya, namun sebuah tangan menarikknya kasar hingga ia lepas dari dekapan Rasya.
"Apa-apaan si Lu sama pacar gua? Lu gak denger kata orang tua gua? Gua bakal tinggal sama dia? Dan jadi pacar dia." Ucap Karin dengan nada angkuh.
"Apaan si lu! Lebay tau gak? Terus kalau itu pacar lu kenapa? Dia temen gua, Dan lu itu gorila ya? Tangan gua ampe berdarah lu cengkram." Ucap Alina datar.
"Udah! Karin kita gak punya hubungan apa-apa! Dan jangan ganggu Alina."
Rasya menarik Alina ke arah teman-temannya dan segera pergi ke arah Restoran terdekat.
"Rasya! Liat aja aku bakalan dapetin kamu." Teriak Karin.
~Resto~
"Itu orang bener-bener liat deh kukunya nancep dalem amat! Ntar gua bales liat aja." Ucap Angel
"Sabarin aja lah Jel, coba kalau dia bukan anaknya temen orang tuanya Risya udah ku bunuh kali"
"Iya Ris."
"Bales aja, kalian bisa kok tapi pake cara halus, ntar syifa aja deh yang bales."
"Udahlah biarkan aja, makan yukkk, Alin udah laper cacing-cacing di perut Alin sudah menari-nari."
Mereka pun makan dalam hening malam.
![](https://img.wattpad.com/cover/60690769-288-k326673.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
First & Last [✔]
Teen FictionPerasaan yang tidak pernah bisa di tebak oleh manusia manapun, dari awalnya membenci bahkan mengganggap seseorang itu sebagai musuh bisa jadi berubah menjadi sebaliknya, Alina dan Rasya yang awalnya selalu bertengkar namun berakhir bersama menjadi...