Alin tersenyum-senyum sendiri mengingat peristiwa kemarin, betapa bahagianya tahu bahwa cintanya terbalaskan? Sangat bahagia."Alina! Hallo! Adakah kehidupan?" Risya menepuk-nepuk pundak Alina.
"Alin udah kayak orang gila senyam-senyum sendiri." Angel menampilkan wajah yang begitu menyebalkan.
"Mungkin emang gila, kemarin inget gak si Alin dateng berdua sama Rasya terus langsung kabur ke kamar?" Tanya Risya.
*flashback*
"Jadi sekarang aku pacaran sama keturunan Alien nih?"
"Rasya!!!"
"Apa say?"
"Jijik."
"Kitati eui."
"Pulang."
"Masa pulang Lin? Ah gak seru ah."
"Iya ayo pulang." Alin mengeluarkan Pupy eyes nya.
"yaudah ayo." Rasya menggenggam tangan Alina menuju tempat motornya terparkir.
"Ngapain diem aja?" Tanya Rasya saat Alina ingin naik.
"Susah naiknya ih Rasya, Alin make rok."
"Naik tinggal naik si."
"Ngeselin!"
"Biarin, yang penting kece."
Alina menghentakkan tubuhnya langsung pada motor Rasya, dan Rasya hampir kehilangan keseimbangannya.
"Alien! Kalau jatoh gimana? Diamah ngambek aja."
"Gak bakal jatoh, kan Rasya nahan."
Rasya pun meng-gas motornya dengan kencang karna kesal, hingga Alin memeluknya karna refleks.
"Yaampun enak banget ya di peluk Alien." Goda Rasya.
"Uwahhh Rasya ngeselin ih." Alin memukul pundak Rasya.
Sementara Rasya hanya tertawa terpingkal-pingkal, sepanjang jalan Rasya selalu menggoda Alin.
Sesampainya Alina langsung masuk ke kamarnya ia berteriak-teriak sambil berloncat-loncatan di kasur.
Risya, Angel, dan Syifa geleng-geleng kepala melihatnya.
*flashback off*
"Jangan-jangan ada yang di sembunyiin nih." Risya menatap Alin dengan wajah penuh tanda tanya.
"Apasi? Udah lah cepetan rapihin barang-barang kalian kita kan udah mau balik ke bekasi."
"Iya."
Keempat cewe itu langsung menuju ke mobil yang sudah ada Rasya, Yoga, Eri.
"Mana sini barangnya aku bawain Len." Ucap Rasya.
"Udah gak usah aku bisa sendiri, tinggal masukin ke bagasi doang kok."
Alin mengangkat kopernya namun itu sangat berat.
"Malu gua!" Umpat Alin dalam hati.
Rasya melihat Alin kesusahan langsung membantunya, "Ngeyel si, Dibilang Gua aja."
"Kan kukira enteng Rasya."
"Pasti berat lah say"
"Yakan gak tau."
"Say? Kok kamu gitu si sama aku? Kitakan pacaran kenapa kamu manggil cabe itu dengan sebutan say?" Tanya karin dengan nada euw! Sungguh menjijikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
First & Last [✔]
Teen FictionPerasaan yang tidak pernah bisa di tebak oleh manusia manapun, dari awalnya membenci bahkan mengganggap seseorang itu sebagai musuh bisa jadi berubah menjadi sebaliknya, Alina dan Rasya yang awalnya selalu bertengkar namun berakhir bersama menjadi...