"Tega!" Umpat Alina.
"Jadi jelasin semuanya sekarang juga! Gua mau balik kalau gak." Tanya Alina.
"Gak ada." Ucap Rasya singkat.
"Fine! Gua pulang, bye!" Alina pun menghilang ditelan bumi.
~Rasya pov~
Mataku mengikuti arah jalan gadis bernama Alina itu sampai kehilangan jejaknya,
"cieee ngeliatin temenku biasa aja kali kak." Ucap Risya membuyarkan lamunanku.
"Najis! Jijik Gua liatin dia! Terus temen-temen Lu mana? Pada balik?"
"Iya semua nya balik gara-gara kakak ganggu suasana! Eh kak Lu bisa kenal Alin dari mana?" Sorot mata Risya kelihatan serius.
"Nih pas hari apa gitu Gua lupa, kan bekel Lu ketinggalan jadi Gua anterin dan gak sengaja ketemu dia, dan kebetulan lainnya dia ngechat Gua suruh minta maaf ke Lu."
Jelasku singkat."Oh gitu, Alin sebenernya baik kok kak tapi emang sifatnya gitu kekanak-kanakan tapi di saat genting dia jadi paling dewasa di antara kita-", Risya membetulkan posisi duduknya.
"Jadi saran aku kakak berterimakasih deh sama dia, kan karna dia kakak sadar kalau kakak salah." Jelasnya.
"Oke, besok pas liburan ajak dia ke Bandung sama kita sekalian Gua minta maaf?"
"Siap laksanakan!" Ucap Risya lantang.
~satu minggu kemudian~
*Ting tong*
"Tunggu sebentar." Ucap seseorang dari dalam.
Sesosok wanita paruh baya sedang mengenakan celemek muncul di depan pintu, wajah nya sangat cantik walau tanpa make up.
"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Tanya perempuan itu ramah.
"Maaf Alinanya Ada." jawab Risya.
"Oh temannya Alina ya? Silahkan masuk, tumben sekali teman Alina ada yang berkunjung." Ucapnya ramah.
"Memangnya sebelumnya tak ada err?-" Tanyaku sopan.
"Panggil saja saya tante Helena, ya tidak ada yang pernah berkunjung kerumah makanya tante kaget, oh iya masuk-masuk tante panggilkan Alinnya ya." ucapnya sambil menunjukan dimana kami harus duduk.
"ALIN! Alin---."
"Kenapa mah? Gamenya lagi seru gak bisa di pause." Terdengar suara dari atas.
"Cepat turun! Ada temanmu!"
"Teman? Mamah mengigau!" Ucap Alin
"Mamah hitung sampai Tiga."
"Satu"
*hening*
"Dua--"
*hening*
"Ti--",
"Oke! Oke! Alin otw!"
Terdengar suara bantingan pintu, dia perempuan atau apa? Prilakunya seperti lelaki.
"Ada siapa si mah? Alin lagi main game dan--",
Ia melirikku berserta Risya dan ia melongo dalam sekejab.
"Eh! Risya? Om? Ngapain? Jangan bilang kita belum libur? Eh? Gak mungkin aku udah liat kalender kok." Ucapnya dengan intonasi yang cepat.
"Kami mau mengajakmu liburan Lin, sama kakak, Angel, Syifa, Yogi, dan Eri." Jawab Risya.
"Eh kapan? Dimana? Naik apa? Berapa lama?" Tanyanya antusias.
"Tanya kakak aja soalnya dia yang ngerencanain." Jawab Risya.
Alina tampak mendelik dan menatap Risya seolah berkata "Lu gila!" .
"Uhm--, Rasya kita teh liburan kemana atuh." Tanya nya gugup.
"Pfttt! Ngakak ya gusti!" Jawabku sembari tertawa.
"G-a-k L-u-c-u", umpatnya.
"Maaf-maaf kita liburan ke Bandung besok jam 1 siang gak ada Yang ngaret! kita liburan seminggu." Jelasku.
"Oh---."
"Uhm?"
"Hah?"
Aku mengerutkan dahi melihat reaksinya.
"Ikut gak?" Tanyaku.
"Ho'oh" jawabnya mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
First & Last [✔]
Fiksi RemajaPerasaan yang tidak pernah bisa di tebak oleh manusia manapun, dari awalnya membenci bahkan mengganggap seseorang itu sebagai musuh bisa jadi berubah menjadi sebaliknya, Alina dan Rasya yang awalnya selalu bertengkar namun berakhir bersama menjadi...