14

62 8 3
                                    


Sudah 2 tahun sejak kepindahan Alina, ia pindah tanpa memberitahu kelima orang tersebut, hingga mereka kebingungan mencari jejak Alina terakhir kali mereka bertemu Alina saat pergi ke Kotu.

"Alin! Lu dimana lin? Kita kangen sama lu!" Risya mengirim Voice ke Line Alin.

"Ciyehhh kangen! Makin sayang deh aku, aku ada di tempat yang indah loh! Irikan iri? Weee." Ucap Alina ntah dimana ia berada.

"Serius Lin, kita pengen ketemu lu! Udah 2 tahun Lu ninggalin kita."

"Yaampun! Kalian jangan gitu dong! Alin sedih kan,baru dua tahun loh! Kalau seumur hidup gimana?"

"Alin mah! Pokoknya kita semua mau ketemu kamu!"

"Yaudah kalau kalian mau ketemu aku, Kita ketemuan aja di danau deket Rs Harum gimana?"

Risya pun mengabarkan semua teman-temannya untuk segera pergi ke danau terutama Rasya karna ia terus galau selama dua tahun ini.

~Danau~

Tampak seorang gadis berusia 16 tahun, ia sedang memandang ikan-ikan yang berenang-renang, ia ingin sekali bebas seperti ikan tersebut, namun takdir berkata lain hidupnya harus di bantu oleh kursi Roda kemanapun ia pergi.

*Gc W.a.j *

Risya koret : "Lu dimana lin jangan php deh."

Alin Ababil : "Woh gak kok! Kan aku bukan Rasya tukang Php :v, aku depan kolam ikan."

Rasya php : "Alien! Ngapain bawa-bawa nama gua?"

"Uhm numpang tanya mba--,"

Omongan rasya terputus saat perempuan di kursi roda tadi menengok, Rasya sangat mengenal muka itu! Dia Alin namun sekarang Tubuhnya sangat kurus dan Kepalanya sudah tak ada sehelai Rambutpun.

"Hai." Ucap Alin.

"A-aa- Lin?"

"Iya ini aku, kenapa? Kaget ya? Maaf ya aku menghilang dua tahun ini."

"Alin kamu kenapa?"

"Alin gak kenapa-kenapa kok, cuma takdir Alin aja harus mengidap penyakit Leukimia, maaf Alin gak pernah kasih tau Kalian, maafin Alin ya Ris, jel, fa soalnya Alin gak jujur sama kalian,"

"Maaf juga buat Rasya, Alin gak bisa jadi pasangan yang baik, Alin juga gak jujur sama Rasya udah gitu cemburuan, hehehe." Ucap Alin dengan tersenyum kecil.

"Alin! Kenapa gak kasih tau kita? Sumpah aku takut lin." Ucap Angel.

"Aku gak mau buat kalian sedih, Alin baik kan? Hehe, oh iya Takut kenapa jel?"

"Takut kehilangan kamulah!" Serobot syifa.

"Uhuh! Makin cintah deh!" Ucap Alin.

Risya, Angel, Syifa memeluk Alin sambil menangis mereka tak menyangka Alin yang selalu sehat mengidap penyakit seberat ini dan mereka tidak tahu sama sekali masalah ini, membuat mereka sangat terpukul.

"Udah apa! Aliennya bagi-bagi dong." Rasya berusaha mencairkan suasana.

Mereka pun melepaskan pelukannya di gantikan oleh Rasya, ia memeluk Alin erat seakan ia tak mau kehilangan Alin.

"Len! Pliss jangan tinggalin gua, asal lu tahu 2 tahun ini gua galau gak jelas lin gara-gara lu."

"Sya, aku gak bakal ninggalin kamu kok, walaupun raga aku gak ada, kenangan tentangku masih akan tetap ada kan?" Alina terisak ia sudah tak sanggup membendung air matanya.

"Tapi gua butuh kamu Len, kita baru aja ketemu, kenapa harus pisah kayak gini!"

"Kalau aku boleh milih aku ingin hidup seperti layaknya orang biasa sya, ngabisin waktu bareng kalian, namun takdir gak berpihak sama aku sya."

"Dan satu lagi Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan saat perpisahan itu akan ada pertemuan lagi, jadi pasti ada yang akan gantiin aku, move on lah sya! Jangan kayak remaja labil." Alina menepuk lengan Rasya pelan.

"Masih aja bercanda!"

"Aku serius sya! Janji ya bakal cari pengganti aku, buka hatimu untuk orang yang penduli padamu ya." Alina melepaskan pelukan Rasya dan memberikan jari kelingkingnya.

"Janji?"

"Baiklah kalau itu maumu." Rasyapun mengiyakan kemauan Alina.

"Dan untuk teman-temanku tercinta! Aku ingin kalian gak galau-galauan cari peganti Alin secepat mungkin, kriterianya harus gila kaya Alin" ucap Alin dengan tampang bodohnya.

Semua pun tertawa melihat tingkah bodoh Alin dan mungkin itu terakhir kalinya mereka lihat.

"Gimana kalian di sini terus sampe jam 9 malam."
Tanya Alin.

"Ngapain? Kurang kerjaan!"Jawab Risya.

"Melihat bintang-bintang lah Ris!" Jawab Alin.

"Yaudah kita di sini sampe malam aja ya." Bela Rasya.

"Uwahh makasih Rasya, makin sayang deh!" Alina mengedipkan sebelah matanya, membuat temannya mengucapkan kata Amit-amit.

~09.00 PM~

"Keren!"

"Iya dong." Ucap Alina di sisa kesadarannya yang mulai menurun.

"Alin liat deh! Bintangnya bersinar terang loh." Rasya menunjuk ke salah satu bintang.

"Iya dong! Nanti kalau kalian kangen Alin pandangin aja langit di antara bintang-bintang itu mungkin ada Alin."

"Woh mupeng! Siapa juga yang bakal kangen." Ucap Risya.

"Pasti kalian kangen lah! Inget Alin ya di kenangan kalian! Jangan lupain Alin gara-gara Alin udah gak sama kalian."

"Janji?"

"Janji!"Ucap semuanya.

Merekapun memandangi Bintang bersama Alin sampai kesadaran Alin benar-benar hilang sepenuhnya, ia sekarang sudah tenang di sana ia tak merasakan sakit lagi.

"Lin! Balik yuk banyak nyamuk." Ucap Rasya.

"....."

"Lin!" Risya menggoyangkan tubuh Alin.

"Alina bangun!" syifa memeluk Alina sementara Angel dan Rasya terpaku karna tidak bisa menerima kenyataan.

"Alin udah gak ada."

Semua menangis sambil memeluk Alina mereka tak percaya Alina pergi secepat ini.

Tertulis kalimat di Sebuah kertas yang berada di genggaman tangan Alina.

"Rasya, you're my First & last love."

First & Last [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang