Felice POV
Seperti malam-malam biasanya, aku menghabiskan malam bersama Niall. Menghayati film dan menikmati popcorn. Niall benar-benar menepati janji yang dibuatnya beberapa hari lalu, membeli semua makanan kesukaanku. Ah, dia seorang kakak yang baik sekali.
"Felice?" panggilnya sambil mengusap kepalaku lembut. Aku menatapnya mengatakan bahwa dia boleh berbicara selagi film ini iklan.
Niall memutar bola matanya," lihatlah aku Felice. Aku ingin berbicara sesuatu padamu."
Aku bangkit dari senderanku pada bahunya, duduk disamping Niall sambil masih melahap popcorn serta sesekali menyeruput minumanku. "Apa?"
"Apa kau pernah jatuh cinta sebelumnya?"
"Ya." sahutku singkat.
Niall melebarkan matanya,"oh ya? Kufikir kau ini mati rasa. Lalu, dengan siapa kau merasa jatuh cinta?" aku ingin mencekiknya!
"Dengan wanita yang sudah menjadi sahabatku selama 16 tahun. Dia sungguh sangat mengerti diriku. Selalu sabar dengan semua tingkahk...."
"Kau lesbi?" potong Niall. Aku membalas dengan mencubit lengannya.
"Dengarkan dulu ceritanya, bodoh! Aku kesal!"
"Hahaha."
"...orang itu mom-ku. Tak ada salahnya aku mencintai mom-ku sendiri, kan?
Lalu, seorang anak laki-laki yang berjanji akan selalu nelindungiku. Aku jatuh cinta padanya. Sangat cinta. Bahkan orang itu dan mom-ku lebih berharga ketimbang seluruh berlian diseluruh dunia."
Niall tersenyum manis," ah darling, kau manis sekali. Biar kupeluk dirimu." lalu dia merentangkan kedua tangannya. Aku langsung berhambur kedalam pelukannya. Pelukan Niall betul-betul hangat, sangat kusukai.
"Jangan lepaskan ya!" ujarku masih terbenam dipelukannya.
Niall mengusap punggungku,"it's okay, sweety. Anything for you my little sister."
Aku tahu, malam ini begitu singkat kami lewati. Menit berikutnya, aku sudah terlelap. Masih didalam pelukannya.
Niall POV
Pagi ini aku sudah bersiap. Terlalu pagi, mungkin. Mengingat ini baru jam 5. Aku sudah mengenakan seragamku, dan sedikit merapikan rambutku. Aku ingin menjemput Felice, juga Selena. Rumahnya tak jauh dari apartemenku dan Felice. Yosh!
"Rapi sekali kau hari ini." goda greg saat melihatku sudah bersiap.
Aku menjulurkan lidah,"aku selalu rapi, Greg. Berbeda dengan kau." ujarku saat melihatnya melangkah mengambil handuk.
Greg mengangkat bahunya. Lalu menghilang dibalik pintu kamar mandi.
Dad turun dari atas, menyapaku dan menyiapkan sarapan untukku.
"Thanks dad, tapi kupikir aku akan makan dirumah mom saja." kataku.
Dad mengangguk,"baiklah, sampaikan rasa terimakasihku pada mom dan Felice ya."
"Okay dad."
Aku segera pergi ke depan. Membuka pintu apartemen Felice.
"Hai Niall." baru saja aku hendak menyapa penghuni rumah ini, mom sudah menyapaku terlebih dahulu.
Aku tersenyum,"hai juga mom. Dimana Felice?"
"Kau datang terlalu cepat, Niall, dia masih tidur dikamarnya." mom menjelaskan. Yah, tadi malam dia tertidur didalam dekapanku, lalu aku menggendongnya ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Heart
FanfictionDan kau harus menerima saat dimana waktu itu akan tiba. Disaat orang yang selalu kau tunggu tak pernah datang, dan disaat orang yang selalu kau perjuangkan tak akan pernah mengetahuinya. Here's the third One Direction fanfiction by @IsnainiHermiaa...