Part #9

33 10 0
                                    

We don't talk anymore
We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we used to do

Ada yang tau nggak ini lagunya siapa? Yeah, charlie puth ft. Selena gomez!

Selena POV

Niall menepati janjinya untuk menjemputku. Karna tidak ada Felice, aku duduk dibangku depan, disamping Niall yang tengah menyetir.

"Kau sakit?" tanyaku melihat wajahnya yang entah mengapa hari ini terlihat kusam. Tapi itu bukan masalah bagiku.

Niall menggeleng sambil tersenyum. Aku suka melihatnya tersenyum seperti itu. Pipinya menjadi pink. Imut sekali. "Hanya kurang tidur. Aku bergadang semalaman."

Yeah, aku tahu itu! Demi mencari Felice! Aku berani taruhan, gadis itu pasti sudah ketemu! Kalau tidak, mungkin Niall tidak akan sekolah hari ini. "Kau harusnya tidur Niall, kantung matamu bahkan memiliki kantung lagi." Niall tertawa. Ah, masih Niall seperti biasanya! Syukurlah.

"Kau ini lucu sekali Fel, umph, maksudku Sel." yeah! Dia salah sebut namaku! Apa yang ada dipikirannya hanya Felice?

Aku tersenyum tipis. Mobil sudah sampai diparkiran sekolah. Niall dengan gentlenya membukakan pintu untukku. "Trimakasih."

Lalu kami berdua berjalan menuju kelas. Aku berinisiatif untuk mengamit lengan Niall. Aku suka ketika banyak pasang mata memusatkan perhatiannya padaku. Kami melewati koridor yang cukup ramai.

"Ada apa?" tanyaku pada Gigi yang kebetulan kutemui ditempat ini.

Gigi Hadid tersenyum sekilas, matanya terus mengerling pada Niall. Untung saja cowok itu tengah sibuk pada handphonenya. Gigi menghela nafas panjang,"bukan apa-apa, hanya pendaftaran anggota cheers."

Aku langsung berbinar! Of course aku akan ikut! Dan akan menjadi capten cheers yang paling dikenal. Dengan gampang aku juga bisa membuat orang-orang ini mendukungku.

Mungkin tidak untuk beberapa orang. Karena dari tempatku berdiri, aku melihatnya. Melihat mereka...

Liam Payne, Harry Styles si cowok populer yang sedang berusaha menutupi kepopulerannya dengan bergaya seperti seorang nerd, dan Felice Fucking Ashley!

Felice POV

"Kau pasti bisa, Felice! Ikut saja! Biar aku yang mendaftarkan namamu." Harry terus saja menyuruhku mengikuti pendaftaran anggota cheers. Ayolah, aku sudah bosan harus menyemangati orang bermain basket. Lagian ada Selena, dia pasti ikut. Aku malas banyak bertemu dengannya. Cukup diwaktu pelajaran. Jangan ditambah!

Liam yang disampingku langsung ikut mengangguk setuju,"ikut saja, Felice!" oh ya, hubunganku dan Liam masih baik-baik saja. Liam dan aku bahkan kompak takkan membahas Sophia. Mereka sudah putus. Tetapi kalau masih diberi kesempatan, Liam mau mengulang semuanya dengan Sophia.

Aku tersenyum, mereka berdua baik sekali. Harry si nerd palsu bahkan mampu membuatku tertawa sepanjang pagi ini.

"Hey Felice, kau susul kami kekelas ya!" mereka berdua kompak sekali. Kompak meninggalkanku disini, maksudku. Dari ekor mataku, aku bisa melihat Niall dan Selena. Mereka sangat dekat, bahkan selena melingkarkan tangannya pada lengan Niall. Ah, biarlah..

Aku mulai keluar dari kerumunan ini, berjalan riang kekelas, seolah tak ada beban yang menderaku. Seolah melupakan kejadian besar tadi malam.

"Hei kau!" aku menoleh. Kupikir akulah yang dipanggil, karena si pemanggil tidak menyebutkan nama orang yang akan dipanggilnya. "Iya kau?" aku menunjuk diriku sendiri. Gila memang!

"Jangan sombong padaku." uh oh. Kak Louis T...tomlinson menghampiriku! Menghampiriku!! Aku tidak histeris, kan?

"A..ada apa kak?"

Kak Louis tersenyum ramah. Mati aku! Senyumannya begitu amazing! "Jangan panggil aku kakak! Aku belum tua, tau!" kak Louis, eh maksudku Louis memasang ekspresi cemberut yang menggemaskan. Mau tak mau aku tertawa.

"Kenapa tertawa?" tanyanya kesal.

"Karna wajah kakak lucu sekali."

"Sudah kubilangkan, Louis saja."

Ah ya! Aku lupa! "Ma...maaf, aku lupa." sahutku pelan. Louis malah mengacak-acak rambutku.

"Kau pergi dengan seseorang tadi pagi?" tanyanya.

Aku mengangguk,"ya, dijemput Harry, temanku."

Louis mengacak lagi rambut Felice,"oh, sikeriting tukang tipu itu?"

Louis kenal dengan Harry? Bagaimana bisa?

Aku menatap Louis, nyaris pingsan menatap mata hijaunya,"pe...penipu?"

"Kau pasti tau dia bukan nerd, kan? Itu menipu namanya! Dia itu populer sebenarnya. Hanya saja dia malas untuk dikagumi." sama seperti yang dikatakan Harry tadi malam. Tapi bagaimana bisa Louis tau? Mungkinkah Louis dan Harry berteman? Mungkin saja.

Ah, biarlah penipu, yang penting Harry baik padaku.

"Tell me if you need something, baby." bisik Louis ditelingaku. Louis memanggilku apa tadi? Baby, katanya? Waw, kurasa lututku gemetaran sekarang. Untung saja Louis sudah pergi beberapa detik yang lalu.

Aku harus menceritakannya pada Niall, eh tidak! Mungkin Liam atau Harry! Eh, bagaimana kalau keduanya mengenal Louis dengan baik? Ah, suatu saat aku akan menceritakannya pada mereka berdua.

"Harry, Liamm..." teriakku berlari menuju kelas.

Niall POV

See it? Bahkan dia sangat gembira dan tersenyum lebar pagi ini. Punya beberapa teman cowok yang seolah membuat posisiku semakin tersingkirkan dimatanya.

Kau memang sudah tersingkirkan, Niall.

Harry POV

Ide Liam ternyata brilian juga. Kami sengaja mendahului Felice untuk membelikan makanan dan minuman. Aku tahu Felice belum makan dari kemarin, dan juga belum tidur!

"Bagaimana nanti sepulang sekolah kita bertiga jalan?" tanyaku bersemangat pada Liam. Dia langsung mengetuk kepalaku.

"Kau bilang kalian belum tidur semalaman, bagaimana bisa kau mengajukan usul ini? Bisa jadi Felice akan tidur siang, nanti!" ah ya! Liam benar juga!

"Harry..... Liammm...."

Felice datang dengan berlari kearah kami berdua. Dia terlihat sangat ceria sekali. Ada apa? "Tebak aku bertemu dengan siapa!"

"Siapa?" tanya kami bersamaan.

Felice mengembangkan senyumnya yang sejenak membuatku terpukau.

"Aku.....baru.....saja......bertemu....dengan......."

Next?

Blind HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang