Niall POV
Aku tak bisa menyembunyikan rasa senangku saat Selena mau duduk disampingku. Yah, walaupun kasihan juga melihat Felice duduk sendirian dibelakang sana. Yosh! Dia akan mendapatkan teman nantinya.
Seorang laki-laki masuk kedalam kelasku, rambutnya dipangkas ala tentara, keren sekali. Berbeda dengan rambut blondeku, aku bahkan hendak memiliki jambul berwarna coklat. Laki-laki itu duduk disamping Felice. Yah, hanya bangku itu yang tersedia.
"Niall, nanti jadi, kan?" Selena bertanya padaku. Aku membalas dengan anggukan.
Aku sekilas melirik Felice. Gadis itu sudah bisa bersosialisasi rupanya. Eh, tapi tunggu dulu, kenapa nerd itu menatap Felice terus-terusan? Maksudku, nerd yang waktu itu dilirik oleh Felice? Aku akan menghampiriny...
"Selamat pagi murid-murid, saya Mrs. Anna, bidang studi saya adalah matematika." oh no, kenapa guru ini cepat sekali datangnya?
"Niall, semangat ya!" bisik Selena ditelingaku.
Felice POV
Kenapa sih mereka masih sempat bermesra-mesraan seperti itu. Bukannya aku tidak melihat Selena tengah membisikkan sesuatu pada Niall. Dan laki-laki menyebalkan itu tersenyum.
Harry POV
Felice itu menggemaskan sekali. Apa dia benar-benar menganggapku sebagai seorang nerd?
Louis POV
Sehari tanpa bertemu gadis itu sama saja dengan setahun penuh siksaan. Aku merindukannya? Hahaha. Mungkin tidak. Tapi aku akan mencoba mencarinya jika aku merindukan orang itu
Nanti..
Felice POV
*krigggggggggg*
Aku benar-benar bersyukur saat bel istirahat sudah berbunyi. Saatnya mengisi perutku yang sangat keroncongan. Aku akan ajak Niall..
Mungkin tidak. Mengingat Niall sangat menikmati waktunya bersama Selena.
"Kau mau temani aku kekantin?" aku bertanya pada Liam. Dan dia mengangguk. Yesh! Niall, aku sudah membuktikan padamu kalau aku sudah bisa beradaptasi.
Liam merapikan bukunya lalu berjalan disampingku. Aku bisa melihat Niall sedang bersama Selena, sedang asik berdua. Jadinya aku hanya melambai saja kepada Niall.
"Kau mau pesan apa Felice? Biar aku saja yang memesan." Astaga! Liam baik sekali!
Aku duduk disalah satu bangku,"aku mau sandwich dan avocado juice ya." Liam mengangguk lalu pergi memesan.
Merogoh sakuku, aku mengeluarkan handphoneku, ada pesan dari Niall.
Siapa nerd itu?
Aku menatap pesannya. Niall tahu dari mana soal nerd?
Aku tak mengenalnya, Niall. Sungguh.
Aku benar, kan? Aku memang tak mengenalnya. Send.
Liam datang membawa makanan kami. Aku langsung mengucapkan banyak terimakasih kepadanya. Dia hanya tersenyum.
"Felice, kau sudah punya pacar?" tanya Liam. Aku menggeleng.
"Kau sendiri bagaimana?"
"Well, sudah punya. Namanya Sophia." jelas Liam.
Aku mencoba bertanya-tanya tentang Sophia. "Dia cantik?" tanyaku. Liam menggeleng. "Lalu apa yang kau suka darinya, Liam?"
"Cantik bukan segalanya, Felice. Hati-lah yang membuat seseorang nampak indah. Ketulusan..." Liam sangat bijak. Aku mengangguk setuju dengan kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Heart
FanfictionDan kau harus menerima saat dimana waktu itu akan tiba. Disaat orang yang selalu kau tunggu tak pernah datang, dan disaat orang yang selalu kau perjuangkan tak akan pernah mengetahuinya. Here's the third One Direction fanfiction by @IsnainiHermiaa...