Prolog

765 50 1
                                    

-V POV-

Aku berlari-lari tanpa arah seperti mengejar seseorang di dalam hutan belantara yang sangat gelap di senja hari. Bayangan yang ku incar itu masih berlari di hadapanku dan tiba-tiba menghilang begitu saja di antara pohon-pohon besar. Lalu aku terhenti di depan rumah musim semi di tengah hutan yang hening, sangat sangat hening. Aku sedikit heran. Suara gonggongan anjing menggema di setiap penjuru hutan. Aku masih menatap tajam-tajam rumah itu dan mulai menghampirinya pelan-pelan. Ketika aku mulai maju beberapa langkah dengan pisau kecil yang masih dalam genggaman tangan kananku, suara aneh berlari di belakangku dari arah kanan ke arah kiri. Seketika aku memutar tubuhku 180 derajat dan tidak mememui apapun.

Anjing itu benar-benar ingin menerkamku. Gumamku sambil kembali menghampiri rumah itu. Aku sudah tak tahan lagi, aku sangat membencinya. Wanita itu!

-AUTHOR POV-

V membelalakkan matanya dan bangun terduduk seketika diatas kasur tengah malam ini. Dia memegangi kepalanya erat-erat dan memejamkan mata. Lagi-lagi V memimpikan hal yang sama seperti malam-malam sebelumnya. Dia memutuskan beranjak dari atas kasur untuk mencuci mukanya ke kamar mandi. Dicucilah wajahnya yang kusut dengan air yang mengalir dari wastafel.

Ditatapnya lekat-lekat wajah orientalnya di depan cermin sana, tatapan matanya kosong dan tak bisa diterjemahkan siapapun orang yang melihat. V menyisir poninya asal dengan jari hingga ke belakang dan melihat luka bekas goresan benda tajam di dahi yang sudah sangat kering dan tanpa arti, dia menyunggingkan sebuah senyuman di salah satu sudut bibirnya.

Nahh, segini dulu ya readersVoment jusseyoooo

V-ssiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang