V membanting pintu rumah masuk kedalam seperti biasanya. Dia sering membanting pintu jika perasaannya sedang kalut. Tetapi, bukankah ini sebuah peningkatan bukan?
Kakaknya Kim Seok Jin yang sudah menunggunya di ruang tengah segera berhambur ke arahnya "kau dari mana saja? Bukankah sekolahmu pulang pukul 3 sore?" Jin berusaha bicara sebaik mungkin meskipun cemas melumuti pikirannya.
Tatapan itu, tatapan yang tidak dimiliki siapapun di dunia ini. V menatap tajam kakak kandungnya lalu segera pergi ke kamarnya. Jin hanya bisa menarik nafas panjang memaklumi kelakuan adik satu-satunya itu. Tidak, sebenarnya dia mempunyai adik lain, yaitu Jeon Jungkook yang bukan lain adalah adik tirinya. Berbeda rahim namun satu ayah, tidak membuat Jin pilih kasih dengan kedua adiknya. Walau bagaimanapun, mereka adalah keluarga sedarah dari ayah kan? Mereka tinggal bertiga dalam rumah peninggalan ayahnya. Ayah, ibu kandung, dan ibu tirinya telah meninggal apalagi ibu kandung V dan Jin telah meninggal cukup lama saat V masih berusia 12 tahun. Yang harus kalian tau, V tidak pernah menganggap Jungkook sebagai adiknya sejak tau bahwa ayahnya memiliki anak lain dari seorang istri yang ayahnya sembunyikan selama ini. Pantas saja, sejak V masih kecil ayahnya jarang sekali pulang ke rumah meskipun dia rutin membiayai kebutuhan keluarga. Namun, kehadiran seorang ayah ataupun ibu lebih berharga dari hanya sekedar hadirnya harta berlimpah, bukan? V hanya bisa tersenyum remeh bila dia mengingat masa lalu itu. Namun untungnya, meskipun Jungkook masih berusia 16 tahun, dia cukup pengertian juga. Hanya saja perasaan takutnya terhadap V masih menyelimuti batin, padahal V lebih beruntung dibanding Jungkook dan V telah menang telak darinya. Itulah V, tidak pernah merasa bersalah sedikitpun dengan kesalahannya sekecil apapun.
***
V masih berada di dalam kamarnya, dipeluknya kedua lutut dengan posisi duduk di atas kasur berukuran king miliknya. Kepalanya menunduk tenggelam dalam pelukan kedua tangannya juga. Dia masih tak habis pikir dengan apa yang telah dia lakukan 4 tahun lalu. Bahkan dia tidak pernah menyadarinya saat itu apalagi menyesalinya. Tidak sama sekali! Hingga sekarang, V masih merasa benci dengan dirinya sendiri, di remasnya rambut dengan kedua tangan frustasi. Dia sedikit pesimis dengan 'kemo' yang dia jalankan selama 3 setengah tahun belakangan ini karena jiwa lamanya masih sering muncul ketika di saat genting, apalagi bila melihat wajah Jungkook. Tapi bedanya, dia sekarang lebih bisa mengkontrol emosinya dan mengatur jalan pikirannya sendiri. Memang butuh usaha yang cukup kuat dan tekat yang tinggi untuk melakukan hal itu banginya, tapi V sudah merasa lebih 'baik' dari sebelumnya. Terkadang V bergidik dengan dirinya sendiri, tapi ini mungkin suatu peningkatan karena dia bisa merasakan suatu hal dengan apa yang terjadi pada hatinya.
Tok tok tok..
"Hyung? Apa kau ada di dalam?". Suara ketukan pintu sialan berhasil membuyarkan pikirannya yang mulai mendalam. "Jin Hyung sudah menyiapkan makan malam untuk ki-" suara Jungkook tertahan. Mengingat kakak tirinya -V- sangat membencinya, lebih baik Jungkook mengalah dan tidak membuatnya marah. "Untukmu" lanjutnya lirih.
Dibukanya pintu besar berwarna cokelat milik kamarnya, tatapan tidak suka dilemparkan kepada adik tirinya Jungkook. Jungkook hanya tertunduk takut dan mulai mengekori kakak tirinya saat dia tau bahwa V sudah tidak berada di hadapannya.
Sebenarnya Jungkook ingin sekali mengobrol sepanjang hari dengan V. Ralat! Meskipun hanya beberapa menit dia mau kok. Itu impiannya sejak lama. Meskipun Jin menyayangi Jungkook, namun entah mengapa ada yang kurang rasanya. Jungkook sangat menyayangi kedua kakak tirinya meski setiap hari harus menerima kenyataan pahit bahwa salah satu dari mereka benar-berar sangat membenci anak sepolos Jungkook. Namun tak apa bagi Jungkook, dengan melihat V setiap hari dia sudah merasa lebih dari cukup.
"Ohh Taehyungie, kau sudah turun ternyata" sapa Jin mengingat kamar V berada di lantai 2. "Mana Jungkookie?" tanyanya sambil masih sibuk menyiapkan makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
V-ssi
Fiksi PenggemarSeorang siswa baru yang aneh dan tidak disukai siswa lainnya di sekolah baru yang ia tempati Cukup panggil ia V dan jangan panggil dengan nama aslinya karena itu akan membuatnya tidak suka Namun perubahan mulai terjadi setelah lima teman sekelasnya...