Tut... Tut... Tut...
Ini ke sekian kalinya Yoon Gi menghubungi Irene. Beberapa kali juga dia memberi pesan singkat tapi tidak ada respon sama sekali. Yang dia rasakan saat ini hanya satu. Cemas. Dia benar-benar cemas dengan Irene, apalagi membayangkan jika Irene bersama V, itu bisa membuatnya gila! Apalagi setelah mendengar cerita itu, Yoon Gi benar-benar mengkhawatirkan 'perempuannya'. Dia ingin sekali mengejar keberadaan Irene tapi nihil. Keberadaannya dimana saja dia tidak tahu, mana bisa mengejarnya? Rasanya kali ini terbukti bahwa Yoon Gi memang benar-benar mencintai Irene. Mengingat bertahun-tahun bersama, selama ini dia baru menyadari bahwa dia mencintai Irene. Sentuhan Irene yang membuat darahnya berdesir, candaannya, perilakunya, Irene yang suka mencuri-curi ciuman di pipinya setiap pagi, itu semua perasaan yang tidak Yoon Gi sadari selama ini. Bodoh! Ditambah dengan kenyataannya bahwa memang mereka bukanlah saudara kandung membuat Yoon Gi semakin ingin menjaga Irene dan tidak merelakannya dengan pria lain.
"Nde, oppa?".
Akhirnya! Setelah puluhan kali Yoon Gi menelpon Irene ternyata diangkat juga.
"Kau!" Bentaknya. Tapi Yoon Gi cepat menutup mata meredakan emosinya, tidak ingin perempuannya terluka "kau dimana?" Lanjutnya dengan mengecilkan volume.
"Maaf, oppa. Sekarang aku berada di rumah V-ssi".
Deg!!
Emosinya naik kembali. Ternyata prasangkanya selama ini benar bahwa perempuannya sedang bersama orang yang sangat berbahaya.
"Aku akan menjemputmu sekarang, beri alamatnya lewat sms" jawabnya tegas.
"Tapi, aku harus berbicara dulu dengan V-ssi. Hanya sebentar, kau bisa menjemputku tigapuluh menit lagi. Nde?".
Rahang Yoon Gi mengeras dan menggenggam ponselnya dengan erat. Irene susah sekali nurut!
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik" ucapnya dingin dan mematikan sambungan telepon sepihak.
***
"Siapa?" Tanya Hani setelah Irene memasukan ponselnya kedalam saku.
"Yoon oppa" balasnya.
"Dia mencemaskanmu lagi?".
"Begitulah" jawab Irene sambil mengangkat kedua alis dan bahunya berbarengan.
"Yoon oppa sangat aneh, sepertinya dulu dia tidak seprotektif ini terhadapmu, bahkan cenderung tidak memperdulikanmu" kata Hani bingung.
Kepala Irene mengadah keatas seperti memikirkan sesuatu. "Iya, dia sangat aneh" jawabnya datar.
"Hahaha... Sudahlah jangan dipirkan, kajja!" Ajak Hani sambil menggandeng tangan Irene menuju kamar V.
***
Cklek...
Pintu besar milik kamar V terbuka dengan sangat pelan. Irene membuka pintu itu dan diekori oleh empat temannya di belakang.
Kamarnya sangat gelap. Bahkan gordeng berwarna merah marun yang tertutup itupun terlihat seperti warna hitam. Kamar ini sangat sunyi.
Tangan Namjoon mulai meraba-raba dinding mencari saklar lampu hingga pada akhirnya.
Tek!
Lampu menyala dan menyilaukan. Mata mereka beredar dan serentak tertuju pada pojok kamar!
KAMU SEDANG MEMBACA
V-ssi
FanfictionSeorang siswa baru yang aneh dan tidak disukai siswa lainnya di sekolah baru yang ia tempati Cukup panggil ia V dan jangan panggil dengan nama aslinya karena itu akan membuatnya tidak suka Namun perubahan mulai terjadi setelah lima teman sekelasnya...