#8 Ancam

318 30 0
                                    

-AUTHOR POV-

Matahari mulai muncul dengan malu-malu di balik gedung-gedung pencakar langit. Cahayanya sedikit menyilaukan wajah Irene yang masih bergulat dengan kasurnya. Tapi tidak sedikitpun Irene marah, dia malah menyambut kedatangannya (?) dengan senyuman karena mengingat kejadian semalam. Kenapa aku merasa senang?

Irene sedikit menggeliat dan menarik selimutnya lekat-lekat di leher dengan kedua tangannya. Tapi tiba-tiba...

Cklekk

Yoon oppa?

Yoon Gi, kakaknya masuk begitu saja kedalam kamar Irene dan menarik kasar selimut adiknya.

"Saengi, ireonaaa!!".

"Ahnniiiiii". Irene menutup kepalanya rapat-rapat dengan selimut.

"Ireonaaa!!".

"Jangan ganggu aku, oppa. Ini hari minggu!!" jengkelnya.

Yoon Gi terkekeh dan duduk di samping Irene yang menutup wajahnya dengan selimut.

"Pergilah! Kau ingin aku cium, huh?".

"Dasar adik mesum" gerutu Yoon Gi.

Irene hanya terkekeh di balik selimut.

"Oppa, kau sudah pergi?".

Tidak ada jawaban apapun disana.

"Oppa?".

Masih tidak ada jawaban. Ah.. Akhirnya dia pergi..

Lalu Irene membuka selimutnya asal dan melihat ternyata kakaknya masih duduk disampingnya menatap jendela dengan mata yang berbinar. Irene membenahkan posisinya ikut duduk di belakang kakaknya.

"Irene, lihat matahari terbit itu. Indah sekali" ujar Yoon Gi masih menatap keluar dengan wajah terkagum-kagum.

"Iya" Irene ikut terhipnotis melihat pemandangan yang mereka saksikan. Kedua tangan Irene menopang dagunya diatas bahu kanan Yoon Gi. "Daebak".

Yoon Gi mengangguk setuju. Tanpa sengaja Yoon Gi menengok ke arah kanan hingga kini wajah Yoon Gi dan pipi Irene hanya berjarak 1 centi. Irene masih menatap lurus. Entah kenapa jantung Yoon Gi tiba-tiba jumpalitan goyang dumang menyaksikan wajah cantik Irene dalam jarak yang sangat dekat. Yoon Gi segera berdiri hingga tubuh Irene yang tadinya masih bersandar di bahu Yoon Gi hampir tersungkur.

"Oppa!!!! Kau ini benar-benar usil!!!!".

"Hahaha, rasakan itu pemalas. Cepat bangun" ejeknya sambil berjalan keluar dan menghilang di tikungan pintu kamar Irene.

Kutukan apa ini Tuhan? Kakakku benar-benar menyebalkan. Aku sama sekali tidak menyesal karena dia mempunyai sisi manis. Tapi tetap saja tingkat usilnya lebih banyak, mungkin 97% tingkat usil dan 3% tingkat sikap manisnya.

Irene langsung bangkit dan hendak mandi dengan senyum yang masih merekah. Sebenarnya dia bingung dengan apa yang dia pikirkan dan rasakan hingga membuatnya terus tersenyum seperti saat ini. Namun Irene tidak begitu ambil pusing dan segera memasuki kamar mandi.

***

Unknown call..

Sebuah panggilan dengan nomor tidak di ketahui masuk ke ponsel V yang masih asik tidur pagi ini. V mulai meraba-raba nakas mengikuti sumber bunyi dengan mata yang masih terkatup rapat.

"Hm?" sahut V setengah sadar setelah menggeser tanda hijau di display ponselnya.

"Hi, my sexy lips. Have you wake up?". Sapa orang di sebrang sana.

V-ssiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang