Hatiku juga sakit kok ngeliat Qianxi ditolak. Aku kan maminya.... :p Tapi mau gimana? Ini takdir. *eh :'v
Semoga kalian ga bosan membaca fanfiction gaje ini. Wo ai nimen. :*Seluruh tubuh Mayu gemetar. Ia hanya bisa menangis. Disebelahnya Nyonya Yi tertunduk. Mata wanita itu basah tapi ia tak kehilangan wibawa dan kendali dirinya. Disaat Mayu menangis hampir histeris begini, Nyonya Yi malah menepuk-nepuk punggung Mayu. Semua akan baik-baik saja. Ia selalu meyakinkan Mayu dengan kalimat itu sejak tadi.
Mayu memandang sekelilingnya. Hampir semua sahabat Qianxi ada disana. Menunggui Qianxi dengan wajah tegang dan lelah. Junkai bersidekap seraya sesekali menghela napas. Yuan yang biasanya selalu ceria terlihat menggigiti kukunya. Chengxin dan Ziyi saling memunggungi satu sama lain, sibuk dengan pikiran masing-masing. Qilin tidak terlihat, dia terbang ke Shanghai tadi sore, begitu menurut Tiantian. Mereka memutuskan untuk tidak memberitahunya karena tidak ingin ia kepikiran dan mengacaukan jadwalnya disana.
"Mayu...." Suara ketukan itu terdengar buru-buru.
"Kali ini apa lagi, bi?" Mayu membuka pintu kamarnya dengan malas. Baru saja dia akan istirahat karena sejak kepergian Qianxi tadi dia merasa sangat pusing.
"Mayu.... Qianxi...."
"Apa lagi? Suruh dia pulang saja, bi."
"Qianxi kecelakaan."
"......"
"Dia kritis, Mayu."
Dan detak jantung Mayu seakan terhenti. Ia tidak bisa bernapas.
Setelah Mayu mengatakan dia tidak ingin melihat wajah Qianxi lagi, dia malah menunggui pria itu disini. Sambil berurai airmata dan perasaan takut kehilangan. Mayu sadar dia tidak bisa menghindar lagi dari perasaannya sendiri. Setelah belasan tahun, dia tetap mencintai pria yang sama. Pria yang tidak pernah tahu bahwa itu dia. Anak perempuan kecil yang dulu pernah ditolaknya mentah-mentah dan dipermalukannya didepan banyak orang.
Mayu pikir dia akan baik-baik saja setelah menolak Qianxi. Membalas rasa sakitnya atas penolakan pria itu belasan tahun silam. Tapi apa? Semua ini terjadi seolah-olah dunia sedang menyadarkannya akan satu hal. Cinta itu tidak bisa datang dan pergi dengan gampangnya. Dan Mayu tidak bisa lari.
"Keluarga pasien Yi?" Suara itu membuat mereka semua mendongak.
Nyonya Yi berdiri. "Saya. Saya ibunya."
"Kami perlu mengambil beberapa tindakan yang beresiko dalam menangani putra anda. Kami perlu melakukan ini dengan cepat jadi saya harap anda bisa menandatangani informed consentnya."
Jantung Mayu seakan diremas. Dia mulai kesulitan menarik napas. Ini berarti buruk, bukan?
"Saya mengerti." Nyonya Yi mengangguk.
"Tindakan ini bukan tidak mungkin beresiko gagal, Nyonya Yi. Beberapa tulang rusuk anak anda patah dan melukai organ dalamnya. Kami akan berupaya semampu kami."
"Lakukan saja yang terbaik. Saya percaya Tuhan akan menyelamatkan putra saya melalui anda dan tim anda."
"Kami tidak bisa menjanjikan apapun pada anda, Nyonya Yi."
"Wo zhidao."
Airmata kembali mengalir perlahan dikedua pipi Mayu. Bagaimana bisa Nyonya Yi setegar itu menghadapi kenyataan? Informed consent merupakan surat persetujuan tindakan medis. Itu artinya apapun yang terjadi pada Qianxi setelah operasi ini, meski itu hal terburuk sekalipun, Nyonya Yi tidak akan bisa menuntut apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. INCOGNITO [JACKSON YI]
RomanceSebuah fanfiction. TFBOYS emang grup remaja. Tapi dalam cerita ini, aku bikin mereka sekian tahun lebih dewasa. Masa setelah 10 Years Promise. Waktu mereka semua udah memulai solo activity dan nyelesein study masing-masing. Karry sama Roy bahkan cer...