Qianxi menarik napas dan menghembuskannya. Dia melakukan itu berkali-kali seperti kelas meditasi yang pernah dia ikuti beberapa kesempatan di awal debutnya. Dia tidak mengerti kenapa dalam seminggu terakhir dia menjadi sangat emosional dan kacau. Oke. Sebenarnya dia tahu. Atau lebih tepatnya menduga. Tapi ia enggan mengakui kalau pikirannya terganggu karena satu orang. Huang Mayu.
Kali ini dia bahkan melupakan beberapa urutan gerak untuk single andalan dalam album terbarunya. Mereka sudah mempersiapkan ini sejak lama. Dia seharusnya sudah hapal diluar kepala. Junkai di sudut ruangan memperhatikannya dalam diam. Chengxin yang ia minta berkolaborasi dengannya di album ini juga terlihat menekan-nekan keningnya sedari tadi.
"Apa kita comeback sebagai TFBOYS saja? Uh, TFMEN." Yuan berusaha mencairkan ketegangan itu.
"Kau butuh istirahat." Junkai akhirnya bersuara. "Kau bisa lanjutkan ini besok. Chengxin besok tidak ada jadwal."
"Dia justru butuh beristirahat dihari liburnya." Qianxi menggeleng.
"Lalu kau pikir kau bisa terus-terusan disini sementara sejak tadi tidak ada perubahan?" Kalimat itu terdengar sangat tajam dan tak bisa dibantah.
Qianxi menyeka keringat yang mengalir di seluruh wajah dan lehernya. Yuan yang masih berdiri di pintu melambai pada Chengxin.
"Kurasa Chengxin tidak akan keberatan. Kau banyak membantunya sejauh ini." Yuan tersenyum menenangkan Qianxi. "Beristirahatlah dulu sampai pikiranmu jernih lalu kembali berlatih."
Qianxi mengangguk tanpa menjawab. Ia menepuk pundak Chengxin yang menyodorkan botol air minum, menggumamkan permintaan maaf yang disambut anggukan kepala serta senyum pengertian Chengxin.
"Tidak apa-apa. Aku juga kadangkala merasa begitu. Ada saatnya kondisi tidak bisa dipaksakan. Istirahat saja. Kita masih punya waktu beberapa minggu sebelum syuting video klip."
Junkai mendekat. "Ada apa?"
"Apanya?" Qianxi mengangkat bahu.
"Kau jelas tahu apa." Junkai tidak suka diuji.
Chengxin memberikan tatapan 'jawab saja' pada Qianxi. Tapi abangnya itu hanya mengerutkan kening. Masih menolak menjawab.
"Tunanganmu itu?" Junkai bersikeras bertanya. Sebuah masalah harus diselesaikan. Jangan sampai merusak segala hal yang telah disusun rapi.
"Kau tidak juga sadar rupanya?" Yuan bersidekap, menyandarkan punggungnya ke kusen pintu.
"Apa?" Qianxi meminum setengah isi botolnya dalam sekali tarikan napas.
"Kau itu jatuh cinta. Kau jatuh cinta, for real, pada Huang Mayu." Yuan tersenyum ditahan.
"Aku sadar." Qianxi menjawab santai. Jawaban itu tidak diduga oleh ketiga sahabatnya ini. "Aku bahkan sudah mengatakan hal ini, bahwa kurasa aku jatuh cinta padanya."
"Lalu apa katanya?" Chengxin dan Junkai sama-sama bertanya.
Qianxi menggeleng pelan. "Entahlah. Dia bilang aku mabuk daging sapi."
"HAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Tawa itu begitu serempak hingga Qianxi mendelik pada mereka bertiga.
"Tunggu saja sampai Qilin tahu hal ini, dia akan selalu membahasnya sampai Laut Cina Selatan membeku," celetuk Junkai disela tawanya.
"Awas saja kalian. Jika sampai Qilin tahu, kalian bertiga tidak akan selamat." Qianxi menarik tangan Chengxin. "Menyetirlah untukku."
"Tapi, ge...."
"Kau mau aku menabrakkan mobilku ke pohon, gedung, atau bus? Kau pilih saja." Qianxi meraih tasnya.
"Kau ini selalu bicara sembarangan." Yuan menyingkir dari pintu saat Qianxi lewat. "Dasar!" Ia berseru ketika dengan sengaja Qianxi menyenggol bahunya padahal ia sudah berpindah cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. INCOGNITO [JACKSON YI]
RomansaSebuah fanfiction. TFBOYS emang grup remaja. Tapi dalam cerita ini, aku bikin mereka sekian tahun lebih dewasa. Masa setelah 10 Years Promise. Waktu mereka semua udah memulai solo activity dan nyelesein study masing-masing. Karry sama Roy bahkan cer...