alohaaaaa... part ini bakalan jadi curhatnya si Mayu ya. Maaf lama banget baru bisa post. Terima kasih sudah mengerti. Ai ni ai ni. 😘
Aku mencintainya. Satu hal itu yang aku sadari ketika aku tidak juga bisa melupakannya bahkan tidak bisa melepasnya pergi. Namun ajaibnya, pria dihadapanku ini sekarang mencintaiku. Setidaknya itulah yang dia akui.
Kupikir dulu aku hanya menyukainya. Jadi aku pasti bisa melupakan dia dan penolakannya yang menyakitkan. Tapi ternyata perasaanku bukanlah cinta monyet seperti yang dialami kebanyakan anak seusiaku saat itu. Aku tak juga bisa melupakannya bahkan setelah aku tinggal di Korea.
"Kenapa?"
Dia menatapku. Aku selalu jatuh cinta pada tatapannya. Jatuh cinta berkali-kali. Matanya yang bewarna cokelat gelap dan tajam itu begitu memikat. Tajam, dalam, kelam, misterius, tetapi lembut disaat bersamaan.
"Tidak," gelengku. "Aku hanya menikmati caramu makan. Kau suka?"
Kudapati ia tersenyum. Senyuman manis yang memabukkan. Satu hal lain yang membuatku jatuh cinta berkali-kali.
"Sayang, kau bukan pembohong handal. Keningmu tadi berkerut. Dan ya.... Aku suka masakanmu."
Sudah beberapa bulan ini Qianxi selalu memintaku memasak di akhir minggu. Dia sebut itu quality time. Aku memasak, dia membantu dengan mengambilkan apa saja yang aku butuhkan, lalu kemudian kami makan bersama.
"Qianxi...."
"Hm?"
"Aku ingin bekerja. Dirumah terus cukup membosankan," bisikku.
"No." Jawabnya tegas. "Kita akan menikah, Mayu. Aku bisa memenuhi semua kebutuhanmu dan aku benar-benar ikhlas."
Mata Qianxi menyipit karena keningnya yang berkerut. Dia terlihat sedang menahan rasa kesal karena kalimatku tadi. Aku menunduk.
"Aku tahu...." Bisikku. "Tapi aku merasa ini tidak adil. Jujur aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku merasa sakit hati setiap kali membaca komentar-komentar fansmu tentangku."
"Sudah kubilang jangan dibaca, Huang Mayu." Qianxi menggeram. "Kita tidak bisa menyenangkan hati semua orang!"
"Tapi mereka benar! Aku merasa seperti benalu! Kau begitu sukses dan terkenal sedangkan aku-"
"Mayu!" Dia memotong kalimatku. "Aku mencintaimu. Apa itu tidak cukup? Orang-orang itu hanya iri padamu. Lambat laun, mereka akan mengerti. Ini pilihanku."
"Tapi Qianxi-"
"Please...." Dia meremas tanganku. "Jangan bahas ini lagi. Hao ma?" Tatapannya terlihat memohon.
Aku menghela napas. "Hao le."
***
Kondisi kesehatan papa sedikit memburuk beberapa minggu terakhir. Aku menyesal tidak bisa terlalu sering bersamanya karena persiapan pernikahan yang kutangani sendiri meskipun dengan bantuan Nyonya Yi. Yuhang lebih berperan aktif menemani papa ke rumah sakit atau sekedar berjalan-jalan sore.
Qianxi juga luar biasa sibuk karena project drama terbarunya sedang dalam tahap perundingan. Dia harus pergi ke berbagai tempat dan menghadiri banyak sekali acara. Yah dia masih menyempatkan diri menghubungiku untuk sekedar menanyakan apakah persiapan ini membuatku lelah atau tidak.
Jujur, ini sangat melelahkan. Secara mental lebih tepatnya. Aku semakin tertekan. Ada banyak hal yang belum jelas diantara kami berdua. Dia bilang dia mencintaiku, tapi itu saja tidak cukup untuk memulai semua ini, bukan? Aku merasa masih banyak yang belum aku tahu tentang dirinya. Begitu juga sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. INCOGNITO [JACKSON YI]
RomanceSebuah fanfiction. TFBOYS emang grup remaja. Tapi dalam cerita ini, aku bikin mereka sekian tahun lebih dewasa. Masa setelah 10 Years Promise. Waktu mereka semua udah memulai solo activity dan nyelesein study masing-masing. Karry sama Roy bahkan cer...