Chapter 5

579 47 1
                                    

"Hey. Apa kau sudah lama?" Tanya Donghae yang tiba-tiba sudah berada di depan Yoona

"Ani, aku baru saja sampai" Yoona mendongkakkan kepalanya dan kembali fokus dengan kopinya

Donghae mengangguk dan mengambil kursi yang berada di depan Yoona

"Huh..aku sangat capek, pekerjaan dikantor membuatku pusing"

Yoona mengerutkan keningnya bingung dengan yang diucapkan Donghae

"Bagaimana? Apa kau sudah temukan ide untuk menggagalkan rencana ini?" Tanya Donghae

Yoona menggelengkan kepalanya "belum. Aku belum menemukan ide yang bagus. Biasanya kau yang sering menemukan ide ide cemerlang"

Donghae mengehembuskan nafasnya kasar "aku sedang tidak ada ide untuk hari ini"

Yoona kembali mengerutkan keningnya
"lalu untuk apa kita bertemu jika kau tidak punya ide? Tunggu. Apa itu hanya alasanmu untuk bertemu denganku? Kau rindu padaku? Apa kau mencintaiku sekarang?" Yoona menebak-nebak dan membuat Donghae gagap

"A-apa maksudmu? A-aku tidak bermaksud begitu. Kau saja yang berkhayal"

"Haha.. kau sangat mudah ditebak. Sudahlah kau pesan minuman saja habis itu kita pulang"

Aduh apa yang aku lakukan? Mengapa aku jadi gagap seperti ini?
Ahh aku seperti mau gila Ujar Donghae dalam hati sambil mengacak rambutnya stres

Satu minggu telah berlalu. Tak lama lagi Yoona dan Donghae akan menikah. Yoona terus saja merayu appa eommanya agar menunda pernikahannya. alasannya karena ia akan mengadakan magang di sebuah rumah sakit jadi tidak ada waktu dengan urusan lain, tapi usahanya sia-sia. Appa eommanya tidak memperdulikan alasan-alasan anak tunggalnya

"Eomma, appa Donghae mohon perjodohan ini tidak diteruskan. Donghae tidak suka dijodohkan dengan orang yang tidak Donghae kenal dekat. Aku juga punya wanita idaman yang ingin aku nikahi" Donghae memohon

"Tidak, Hae. Pokoknya eomma tidak membiarkanmu menikah dengan orang lain selain Yoona" Sa Eun menolak permintaan Donghae dengan ekspresi marah meninggalkan Donghae dan ayahnya di ruang tamu

"Donghae, ikuti saja apa kata eommamu. Dia begitu untuk kebahagiaanmu" Lee Sungmin menenangkan Donghae

"Tapi appa, dengan menjodohkanku aku juga tidak akan bahagia. Lagi pula mengapa aku dijodohkan? Mengapa hyung dulu diperbolehkan untuk memilih calon istri yang diinginkannya?"

"Itulah alasannya mengapa eomma menjodohkanmu dengan Yoona. Hyungmu tidak bahagia dengan istrinya, istrinya terlihat bosan dengan hyungmu. Apa kau tahu hyungmu pernah memergok istrinya sedang selingkuh dengan teman kerjanya. Eomma sedih melihat nasib hyungmu, makanya Eomma tidak mau kejadian itu terjadi lagi. Eomma tidak mau melihat kalian menderita karena wanita yang kalian cintai. Makanya eomma mencarikanmu istri yang cocok denganmu, sabar,penyayang, penurut, dan Eomma melihat semua itu di diri Yoona" Lee Sungmin menjelaskan

"Tapi appa, tidak menuntut kemungkinan kalo aku akan bahagia dengan calon yang eomma pilihkan" Donghae mengelak

"Tidak, nak. kau sama seperti appa. Appa dulu juga sepertimu. Appa dijodohkan dengan eommamu. Awalnya appa memang tidak perduli, namun lama kelamaan Appa mulai sadar bahwa eommamu adalah istri yang baik, dia juga sabar menghadapi appa. Dan sekarang hubungan kami sangat baik"

Kata-kata Sungmin membuat Donghae sadar bahwa ia harus menerima takdir yang telah direncakan tuhan olehnya. Ia perlahan mulai sadar bahwa ini memang yang terbaik untuknya. Lagi pula tidak ada salahnya menjadikan Yoona istrinya untuk seumur hidupnya. Yoona adalah wanita yang cantik, dia juga terlihat sopan. Itulah yang eommanya inginkan

"Apa? A-apa maksudmu menyerah pada rencana penggagalan perjodohan ini? Bukannya kau yang sangat ingin perjodohan ini tidak lanjutkan? Kau ini kenapa?" Yoona shock ketika menerima telepon dari Donghae yang mengatakan menyerah pada rencana perjodohan

"Sudahlah. Aku tidak ingin membuat eommaku sedih karena tidak menuruti keinginannya. Aku juga tidak menyuruhmu untuk bersedia menjadi istriku, itu hakmu. Namun ku mohon jangan menggagalkan pernikahan ini"

"Aish..bukan itu maksudku. Tapi.. ya sudahlah aku juga tidak punya pilihan lain. Orang tuaku tidak ada yang mau mendengarku"

Because its the first timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang