4.

615 71 3
                                    

Wonwoo menatap langit kamarnya. Menghela nafas panjang. Yang tadi itu apa?

"Yerin.." gumamnya. Belakangan ini pikirannya sering melayang ke gadis itu.

"Gadis bodoh, bakpao gendut itu? Kenapa mesti dia?" Ia menghela nafas frustasi.

Sebenarnya tak ada masalah jika ia memikirkan gadis itu. Tapi seluruhnya membuat pikirannya terus bekerja. Padahal ia ingin menenangkan diri dulu.

Jantungnya sering berdegup kencang saat didekat gadis itu. Tapi ia sama sekali tak mengakui bahwa sebenarnya ia menyukai gadis itu. Tidak. Ia tak menyukai gadis itu. Hanya perasaannya saja. Ya. Memang hanya perasaannya saja mungkin.
Mulai besok ia harus melakukan sesuatu. Oke. Sesuatu.

♣♧

"Yerin~ah! Lihat lokermu!" Ujar Eunha dengan panik. Kenapa terburu-buru sekali? Apa masalahnya sebesar itu?

"Kenapa?" Tanyanya dan masih diposisi yang sama. Berjalan santai.

"Lokermu!" Ia tak memberi penjelasan. Membuat Yerin panik lalu berlari menuju lokernya.

Dilihatnya isi lokernya bertaburan dengan kertas kertas bekas. Astaga? Apa-apaan ini? Siapa yang melakukannya?

"God." Ucapnya tertahan. Ia berlari menuju kelas. Kenapa perasaanya tiba-tiba tidak baik tentang Wonwoo? Apa ini ulah Wonwoo?

Ia meletakkan tasnya disebelah kursi Wonwoo. Yerin mengepal tangannya saat melihat Wonwoo yang tengah tertidur disana.

"Hei keledai," panggilnya datar. Wonwoo terbangun dari tidurnya.

"Apa bodoh?" Tanyanya. Yerin tiba-tiba menarik Wonwoo keluar kelas menuju lokernya.

"Apa-apaan kau!?!" Yerin sungguh tak peduli. Demi apapun dia tak peduli.

"Kau yang menghancurkan loker ku kan?" Tanyanya tanpa basa-basi. Wonwoo menatap sekilas loker itu.

"Kalau ya bagaimana?" Yerin mengepal tangannya.

"Apa salahku padamu?" Tanyanya setengah berteriak. Gadis itu menhela nafas kasar.

"Kenapa kau merusak lokerku? Apa masalah yang kubuat hingga kau melakukan ini?" Yerin sungguh tak kuat. Seluruh bukunya basah diloker, sampah-sampah kertas berserakan di lokernya.

"Masalahnya? Mudah saja, karena kita teman." Jawabnya santai.Yerin menatapnya tak mengerti. Wonwoo gila ya? Tentu saja ia gila.

"Kau tak suka kita berteman? Daridulu yang aku dambakan hanya berbaikan denganmu dan kita bisa menjadi teman. Apa lagi salahku?" Ujarnya dengan suara bergetar.

"Aku tak pernah menganggap kita teman. Takkan pernah."

"Mudah saja, tak usah menyapa atau kenal denganku dan anggap aku musuh saja. Apa itu tidak cukup?" Ucap Yerin. Gadis itu menangis. Sebesar apa salahanya sampai Wonwoo tak menyukainya begitu sekali?

"Tidak. Aku hanya ingin merusak apa yang berhubungan denganmu. Karena aku benci kita berteman." Yerin mengepal tangannya. Air matanya mengucur dengan deras.

"Kenapa benci?"

"Karena kau bagaikan parasit dihidupku. Mengangguku setiap saat."

Kata-kata itu. Lebih dari cukup untuk menyayat hatinya.

"Padahal kemarin kita pergi bersama.." gumamnya sambil mengusap kasar air matanya.

"Bersikap seperti teman.."

Love my EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang