10.

459 49 0
                                    

"Mingyu demi apapun kau harus dengar aku!!" Ucap Eunha histeris. Membuat lelaki yang sedang menyetem gitarnya hilang konsentrasi disana.

"Apa?" Tanyanya datar. Eunha mengulum senyumnya yang tak dapat ditahan lagi.

"Kau sibuk?" Tanyanya. Mingyu mengangkat kedua alisnya. Membuat Eunha menunggunya dengan gerah.

Hari itu sangat panas. Ntah karena Eunha yang gila seperti ini dengan rencana anehnya atau memang hari yang tak bisa disalahkan.

Tiba-tiba ruangan studio terbuka dan menampakkan sesosok makhluk yang tak asing dimata Eunha. Astaga. Anak ini..

"Oh? Eun Ha~ssi!" Serunya girang. Eunha mengelos pergi sebelum akhirnya tangannya dijerat oleh lelaki itu.

"Neee! Aku takkan sebarkan hubungan kitaa!!" Mingyu nyaris melotot dibuatnya.

"Hubungan apa? Kalian...pacaran?" Tanyanya. Eunha menggeleng tak percaya. Loh? Astaga! Hoshi kenapa jadi beginii!!!

"Bukannn!!!" Jawab Eunha tak terima. Hoshi memandangnya malas.

"Kami sepupu jauh," ujarnya singkat. Padat. Jelas. Membuat Mingyu menghela nafas lega.

"Kukira kaliann.."

"Tidakk!!" Jawab Eunha. Hoshi menatapnya curiga.

"Kenapa sehisteris itu? Apa memang benar kau pernah menyukaiku?" Tanya Hoshi. Eunha menatapnya horor.

"Kenapa percaya dirimu tinggi sekali?" Hoshi tertawa lalu mengacak rambut gadis itu.

"Tadinya aku ingin bertanya, kapan kita tampil di caffèst lagi?" Ujar Hoshi. Mingyu mengedikkan bahunya. Lalu melirik ke arah Hoshi.

"Kau ingin tampil atau hanya sekedar dapat uang lagi?" Hoshi memberi senyuman lucunya.

"Ah, sudahlah." Hoshi menatap Eunha yang duduk termenung distudio itu. Aneh. Sepupu jauhnya ini semakin lama semakin aneh saja.

"Hei Eunha! Kau ada perlu apa kesini?" Tanya Hoshi. Eunha menaikkan sebelah bibirnya.

"Kau mengganggu rencanaku..." ujarnya. Gadis itu mengerucut bibid lalu pergi ke luar studio.

"Hei," Hoshi memanggil lelaki yang sibuk mengatur not itu.

"Apa?" Tanyanya. Hoshi menatapnya datar.

"Gadis itu kenapa?" Tanyanya. Mingyu tersadar lalu melirik ke arah pintu kaca yang menampakkan Eunha yang sedang bersandar itu. Hoshi tengah sibuk memainkan gitar yang tadinya distem Mingyu.

Mingyu membuka pintu itu lalu tersenyum kecil saat Eunha hampir jatuh dibuatnya.

"Tadi ingin bicara apa?" Tanyanya lembut. Ia menggeleng.

"Tidak jadi. Kau sibuk sekali kulihat," jawabnya. Eunha sudha terbiasa diabaikan dengan anak band seperti mereka. Dan lebih umumnya Eunha memang sulit untuk berbicara dengan mereka. Mereka bukan sederajat dengan Eunha. Walaupun Hoshi terhitung saudara jauh. Tetap saja, ia selalu dianggap remeh di club band.

Dan Mingyu merasakan posisi Eunha sekarang.

"Kalau begitu aku pulang duluan ya, mungkin lain kali." Ia memberi senyuman manisnya lalu berjalan diterik sinar matahari. Mingyu melihat punggung gadis itu yang semakin menjauh.

Bukan berniat apa-apa, Mingyu tiba-tiba mengejar gadis itu lalu tersenyum simpul.

"Maaf karena menghiraukanmu tadi," ucapnya. Gadis itu tersenyum tertahan.

"Tidak apa-apa. Lagipula aku sudah biasa tak dianggap saat masuk ke club band," ujarnya. Mingyu tiba-tiba merasa bersalah. Terik matahari terlalu menyengat. Dan membuatnya harus mencari tempat teduh sekarang.

"Bagaimana kalau mengobrol dicafe?" Tawarnya. Eunha hanya mengangguk kecil.

"Boleh saja.." gumamnya. Mereka berjalan menusuri lampu merah yang ditujukan untuk mengendara.

Saat sampai dicafe, Mingyu mempersilahkan Eunha duduk. Mereka memesan beberapa camilan lalu kembali hening tak bersuara.

"Tadi kau ingin bicara apa?" Tanyanya. Eunha langsung melonjak senang lalu mengeluarkan note kecil dari tas ranselnya.

"Aku punya rencana."

"Dan aku harap kau mau membantuku."

♧♣

Hei! Maafya ngga ada Worinn's moment! Tapi jangan lupa vote n commentnya ya! Gomawoo><

Love my EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang