3.

640 73 1
                                    

Aku secara tak sadar menyukaimu. Secara perlahan memperhatikanmu. Ntah karena suka ataupun yang lainnya. Tapi berada didekatmu membuatku nyaman.

♣♧

Hari minggu. Hari kesukaan Yerin. Biasanya ia pergi jalan-jalan dengan keluarganya. Tapi kali ini tidak. Orang tuanya sibuk. Membuatnya bosan setengah mati berada di apartment.

"Eunha! Aku bosan dirumah!" Rengeknya lewat telepon seluler.

"Mau jalan-jalan sekitar Seoul tidak?" Tanya Eunha. Gadis itu tersenyum senang.

"Boleh juga!" Serunya. Ia memutuskan sambungan telpon lalu bergegas mengganti pakaiannya.

Udah di Seoul sedang baik. Sia-sia jika tak dinikmati dipagi hari.

Ia menunggu Eunha diminimarket. Sekaligus membeli permen karet.

"Sudah menunggu lama?" Tanya Eunha. Gadis itu menggeleng.

"Ayo jalan-jalan," Yerin bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan bersama Eunha.

Mereka cukup bersenang-senang hari ini. Mulai dari butik pakaian, taman, kreasi makanan, cemilan, semuanya. Yang penting apa yan mereka lakukan mereka mereka senang.

"Jadi bagaimana? Kau dengan Sunbaemu itu?" Tanya Eunha saat mereka duduk dikedai kecil milik Nam Ahjumma.

"Ya begitulah. Kulihat dia tidak suka padaku, atau mungkin akunya yang terlalu berharap?" Ujarnya. Eunha hanya membalasnya dengan tawa kecil.

"Kau sudah mau pulang tidak?" Yerin menggeleng. Gadis itu masih ingin diluar.

"Ibuku menelpon. Katanya ia pulang cepat hari ini," ujar Eunha. Sebenarnya jika Yerin pergi tanpa Eunha itu juga tidak apa-apa.

"Pulang saja, nanti ibumu mengkhawatirkan mu lagi," Suruh Yerin. Gadis itu mengecup pipi Yerin.

"Tidak apa-apakan aku pulang deluan?" Tanyanya. Yerin menggeleng.

"Tak masalah. Lagipula hari sudah gelap," Eunha melambaikan tangannya ke arah Yerin.

Yerin menghela napas panjang. Lama-lama tempat ini bisa jadi tempat favoritnya.

Ia membayar makanan yang dibelinya lalu keluar dari kedai itu. Ia memasang earphonenya ke telinga lalu bersiul pelan.

"Yerin~ah?" Panggil seseorang. Yerin menoleh. Wonwoo?

"Ya! Wonwoo! Sedang apa disini?"tanyanya.

"Jalan-jalan dengan Mingyu tadi. Tapi anak itu sudah pulang," ujarnya.

"Kebetulan! Kita sama!" Seru Yerin. Wonwoo hanya mendengus malas melihat gadis itu.

"Lalu sekarang mau kemana?" Tanya Yerin. Lelaki itu mengedikkan bahunya.

"Melihatmu disini aku jadi ingin bakpao.." Yerin mencibirnya. Disambut dengan tawa lelaki itu.

"Mau temani aku beli bakpao tidak?" Tawarnya. Yerin mengangguk senang lalu mengikuti langkah kaki Wonwoo.

"Mau rasa apa?" Tanya Wonwoo. Sungguh. Sebenarnya dari dulu mereka tak pernah seakrab ini. Tapi kenapa Wonwoo bisa menjadi seperhatian ini padanya?

"Coklat saja," jawabnya. Wonwoo memesan bakpao yang sedaritadi ia inginkan.

"Ahjumma, coklat dan kacang merahnya satu," ujarnya. Ia bersiul pelan menunggu pesanannya. Yerin melamun manatap Wonwoo disana. Ternyata kalau dipikir-pikir Wonwoo tampan juga kalau sedang diam begini.

"Kenapa memerhatikanku dengan begitu?" Yerin terbuyar dari lamunannya.

"Tidak. Aku hanya bingung. Ternyata kita bisa seakrab ini juga ya," ujarnya. Wonwoo tertawa pelan.

Kalau dipikir-pikir iya juga. Kalau mereka sama-sama tak membuat ulah sebenarnya mereka bisa dibilang 'teman' juga.

Tapi kalau dibilang teman, rasanya Wonwoo tidak terima. Sepertinya, ada yang aneh kalau mereka disebut teman.

"Bakpaonya sudah selesai!" Ujar Yerin. Wonwoo mengerjapkan matanya.

"Kau yang bayar?" Tanyanya. Yerin mengangguk. Wonwoo membuka dompetnya ditahan Yerin.

"Tak usah diganti. Lagipula kemarin aku membasahkan tasmu kan? Pasti kau marah," ujarnya. Wonwoo menghela nafas.

"Mau pulang sekarang? Sudah jam sembilan," Yerin tampak berpikir.

"Pulang sekarang saja,"

"Pulang bersamaku mau tidak?" Tanya Wonwoo. Yerin mengangkat kedua alisnya heran.

"Kau naik apa?"

"Sepeda." Wonwoo menggaruk kepalanya.

"Ya, kalau kau tidak mau juga tak apa, mungkin lebih aman dengan bus--"

"Ayo pulang!" Ujar Yerin. Wonwoo tersentak seketika saat gadis itu menarik tangannya.

"Dimana sepedamu?" Tanya Yerin. Wonwoo menunjuk ke arah parkiran sepeda.

"Ayo," ajaknya. Yerin naik ke sepeda Wonwoo. Selama perjalanan, hening tak ada suara. Hanya suara Yerin yang bernyanyi.

Ntahlah. Wonwoo merasa canggung dengan keadaan itu. Begitupun Yerin. Mereka hanya terlarut dalam keheningan itu.

"Terima kasih ya!" Ujar Yerin saat sampai didepan apartementnya.

"Ya, kalau begitu.." Wonwoo canggung dan lupa ingin bilang apa.

"Aku deluan," ucapnya. Yerin mengangguk. Ia menghela nafas saat Wonwoo beranjak dari sana.

"Huh..kenapa gugup begini!" Gumamnya. Ia berjalan menuju lift apartmentnya.

Untuk hari ini hati kecilnya berteriak senang. Ntah karena apa ia tak tahu. Yang jelas, jantungnya berdegup kencang.

Love my EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang